Bag - 10

1.2K 82 9
                                    


(Heechul)

Seoul, tidak menyangka akhirnya aku akan kesini. keinginan untuk menemukan saudara kembarku mampu membawaku jauh jauh dari Hongkong kemari.
Ah...dari mana aku harus memulainya. Aku bahkan tidak memiliki satupun petunjuk, bagaimana aku akan menemukannya, sial "nega Pabo aniya"
desahku sambil mengambil smartphone di sakuku.
Setelah mengaktifkannya ada banyak sekali panggilan tak terjawab ada juga pesan yang jujur saja membuatku meringis dan malas untuk aku buka.

"Heechul han, lei hai pina(kamu dimana)!, faiti fanlei(cepat pulang)" Ku baca salah satu pesan yang masuk.
aku tidak akan pulang tidak akan, aku ingin mencari saudaraku yang sudah lama aku lupakan.
Menghela nafas Akhirnya aku memasukkan kembali smartphone ke dalam sakuku. Benar benar malas untuk membaca sms yang lainnya.

Dari jauh aku melihat sepasang bayi kembar sedang berada dalan kereta dorong, mereka terlihat lucu sekali.
Kurasa mereka akan pergi meninggalkan korea, lihat saja orang orang dewasa itu  saling berpamitan.

"Wonwon uncle pat puyang ne, Min nati kangen"
Bocah yang di gendong salah satu wanita itu berkata dengan gaya cadel anak anak.
"Tentu sayang, sampai jumpa lagi ne"
Dan Si tampan yang ia panggil paman itu mencium pipinya.

Ah pasti menyenangkan memiliki keluarga. Akupun tersenyum membayangkan akan bertemu dengan saudaraku,keluargaku yang pastinya orang yang sangat berharga untukku.

Gilaaaa Incheon Bandara besar aku sampai tersesat dan berputar putar di area keberangkatan, dan bagaimana bisa aku ada disini sedangkan tadi aku baru turun dari pesawat.
untung saja aku masih bisa mengerti bahasa korea kalau tidak "sei kan a ngo ( mati lah aku)".

"Kau beruntung Heechul a, ada orang baik yang mau menunjukkan jalan untukku"Ucapku pada diriku sendiri yang tanpa sadar membuatku geli.

Setelah berhasil aku menuju taksi stand sambil mencari alamat yang akan aku tuju tapi sebelumnya getaran dari sakuku membuatku berhenti dan mengangkat telpon yang aku tahu dari siapa setelah membaca namanya yang muncul di layar Hapeku.

" Henry, fasang mesia (ada apa?), lei mo wan ngo a Omo  (kau janganlah mencariku).
"Tai kin si a Chulie ce (masalah besar Chulie)".
" (kau bicara apa?) "
"Lei appa yika hoi hongkok a! (Ayah mu sekarang di korea)".
"Mei wa? (Apa kau bilang)"
"Deng ju ( dengarkan aku)"," lei appa cito lei hoi hongkok soyi goi yau kan lei ko hoi (ayahmu tahu kamu pergi ke korea jadi dia mengikutimu kesana)"
"Canhai (benarkah?)"
" hai,soyi lei yiu siusamti,lei se o keh tinwa ho, kenju le lei tan lei poke yanwai lei Appa wui cito lei haipin ci em ci a?,( iya, jadi kamu harus hati hati, kamu catat no ku lalu kamu buang saja hapenya karna ayahmu akan tahu kamu dimana mengerti ?)",
"Hai meng pak lah, toce lei a (ya aku mengerti, makasih ya)
"Mo hak he, le hou ko can lei wan ngo a, houlah mo kong kemto, siusam bay bay( jangan sungkan, kalau sudah ok kamu cari aku, baiklah nggk ngomong banyak,hati hati bye bye).

Aku menghela nafas lalu melakukan apa yang di suruh Henry.
pasti orang itu sedang mencariku tentu saja, bodoh jika aku berfikir dia akan melepasku begitu saja.

Shit.....aku terkejut saat melihat seseorang yang baru saja aku pikirkan itu berjalan dari pintu kedatangan di bandara.
Dengan cepat aku buang handphoneku ke tempat sampah  sebelum aku berlari menuju taxi stand.
Shit...aku mengumpat lagi saat antrian pengguna taxi cukup panjang.
dengan kebingungan aku menoleh ke kanan kiri sampai wajah bocah cadel yang tadi aku lihat menatapku.
Entah kenapa ia tersenyum seakan senang melihatku,bahkan tangannya melambai lambai.
Akupun menoleh kanan kiri bahkan belakang lalu aku menunjuk diriku sendiri dan iapun tersenyum semakin lebar.

Ibunya yang kini tengah membukakan pintu untuknya adalah wanita yang cantik dengan rambut pendek yang tampak berkelas, tanpa sadar akupun berjalan mendekat sesampainya
Akupun mencoba membuka pintu mobil bagian belakang.

Love is hurts Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang