28. Kebohongan

509 34 8
                                    

Vanka semakin khawatir pada Dev, ia terus memikirkan apa Dev baik-baik saja? Sudah 7 pesan yang ia kirim, namun belum juga dibalas.

"Kerjaannya ilang mulu, ga tau apa gw khawatir", batinnya sambil terus melihat roomchat nya dengan sangat miris.

2 jam berlalu, namun belum juga ada balasan dari Dev.

"Tuh orang mati kali ya", gumam Vanka dengan sangat kesal.

Daripada bosan, ia pun melakukan hobby-nya, yaitu baca novel, ia membawa novel ke Bali, karena ia tau pasti ada waktu luang untuk membacanya.

Baru 5 menit Vanka membaca novelnya, Dev membalas pesannya.

Kevin Devino:"maaf kalo gw balesnya slowrespon, gw lagi di jalan mau ke Surabaya"

Vanka mengernyitkan dahinya

"Mendadak banget tiba-tiba ada dijalan mau ke Surabaya", batinnya

Ia pun membalas pesan Dev

"Ngapain ke Surabaya?"

Send.

Vanka sangat bingung, karena Dev tidak memberitahu dirinya sebelum pergi, kalaupun mendadak seharusnya Dev bisa memberitahunya terlebih dahulu, seperti saat ia akan pergi ke Bali.

Vanka juga berpikir untuk apa Dev ke Surabaya, karena yang ia tau, Dev tidak memiliki saudara ataupun kerabat di Surabaya.

Vanka masih terus menunggu balasan dari Dev, namun Vanka harus bersabar, karena chatan dengan Dev itu seperti chatan dengan owner online shop, slowrespon.

Setelah 10 menit, akhirnya Vanka mendapatkan pesan balasan dari Dev.

Kevin Devino:"Diajak om"

Vanka langsung membalasnya

"Seriusan?"

Tentu saja pesannya tidak langsung dibalas, miris sekali.

Entahlah, Vanka merasa Dev berbeda sekali dengan yang dulu. Saat pertama kali mereka dekat, Dev fastrespon sekali, saking cepatnya membalas, jarak antar pesan Vanka dan Dev hanya terpaut beberapa detik saja. Terbayangkan bagaimana Vanka merasa sangat penting bagi Dev.

Namun kini, Vanka tidak merasakan itu lagi, justru saat ini, Vanka malah merasa dirinya tidak penting lagi. Menurut Vanka segalanya telah berubah.

Perhatiannya yang tak lagi dihargai, kesabarannya yang tak lagi ternilai dimata Dev, kesetiaannya menunggu Dev yang tak lagi bisa ia lakukan setiap detiknya.

Apa Vanka sudah mencapai puncak lelahnya? Entahlah, ia pun tak tau harus berbuat apa selain mengerti keadaan dan menunggu Dev.

Jika boleh jujur, Vanka takut kejadian yang lalu terulang, dimana Dev yang tiba-tiba saja berubah, menghilang, dan menjadi asing. Namun Dev datang lagi memberi kebahagiaan yang membuat Vanka percaya akan cinta Dev padanya. Dan kini seolah rasa trauma itu menghantuinya.

"Miris ya", gumamnya pelan.

Ddrtttt

Ponselnya bergetar, dan itu merupakan notifikasi pesan dari Dev.

Kevin Devino:"iyaa serius, mau bukti?"

Vanka dengan sigap memainkan jemarinya untuk menuliskan pesan

"Mana coba foto, atau ga share location"

Pesannya langsung dikirim, namun tidak langsung dibalas oleh Dev.
***

1 jam telah berlalu, namun pesannya belum juga dibalas

Drrttt

Ponselnya bergetar, ia berharap itu adalah pesan dari Dev.

He's Gamer [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang