33. Sang Pendonor Darah

456 23 3
                                    

Vanka membuka matanya, setelah seharian memejamkan mata.

Ia melihat ke sekitar. Bunda, Tito dan teman-teman Vanka sudah ada di sekelilingnya. Vanka menatap mereka dengan sangat jeli.

Bunda khawatir Vanka mengalami amnesia. Vanka belum bicara sama sekali, ia masih membisu, melihat ke sekelilingnya dengan berusaha mengingat sesuatu.

"Bunda", ucap Vanka dengan sangat lemas

Bunda, Tito dan teman-teman bernafas lega, ternyata Vanka masih ingat dengan semuanya.

"Kamu udah sadar sayang", bunda langsung memeluk anaknya itu

"Ayah mana bun?", tanyanya dengan sangat khawatir

"Ayah lagi istirahat", jawab bunda

"Ayah baik-baik aja kan?", tanya Vanka lagi

"Iya sayang, ayah kamu baik-baik aja ko", jawab bunda berusaha menenangkan

Vanka melihat ke arah teman-temannya itu. Lalu mereka semua tersenyum. Vanka pun ikut tersenyum.

"Bun aku kenapa?", tanya Vanka

"Kamu abis transfusi darah Van", jawab bunda

"Memangnya aku kehabisan darah?", tanya Vanka lagi

"Iyaa kamu kehabisan banyak darah", jawab bunda

"Terus siap yang donorin darah buat aku bun?", tanya Vanka penasaran

"Bunda juga ga tau Van, pendonornya ga mau ngasih tau nama, tapi kata dokter, si pendonor itu nanti jenguk kamu", jelas bunda

Vanka semakin penasaran. Lalu detik berikutnya dokter datang bersama di pendonor itu.

"Siang bu, siang de Vanka", sapa dokter yang sudah agak tua itu.

"Siang dok", jawab bunda

"Saya datang bersama si pendonor darah itu", ucap dokter

"Mana dok?", tanya Vanka

"Silahkan masuk", ucap dokter

Orang itu pun masuk, dan langsung menghampiri bunda Vanka, lalu mencium tangan bunda, teman-teman Vanka dan Tito kaget, begitu juga dengan bunda dan Vanka.

"Kalau begitu saya permisi", pamit dokter

"Terimakasih dok", ucap orang itu

Dokter pergi meninggalkan mereka.

Vanka masih tidak percaya, orang ini yang telah mendonorkan darahnya, darimana dia tau bahwa Vanka sedang membutuhkan darah?

"Azka?", Vanka masih tidak percaya.

Ya, sang pendonor darah itu adalah Azka, mantan Vanka yang masih menyimpan rasa pada Vanka, sudah lama mereka tidak bertemu, karena yang Vanka tahu Azka sudah menetap di Bandung. Terakhir mereka bertemu, saat mereka menonton bersama.

"Gimana keadaan lu Van?", tanya Azka

"Seperti yang lu liat", jawab Vanka tak lupa dengan senyumnya.

"Ko lu ada di Jakarta?", lanjut Vanka

"Sejak libur UKK gw di Jakarta Van, biasalah gw lagi melepas rindu sama papa gw", jawab Azka

"Kenapa lu ga ngabarin gw?", tanya Vanka

"Gw pikir gw udah ga ada urusan sama lu", jawab Azka

"Ka, kita kan masih sahabatan", ucap Vanka

"Seandainya persahabatan itu kita ubah jadi seperti dulu Van, mungkin gw akan selalu ada buat lu, dan selalu jagain lu sesuai janji yang pernah gw buat dulu, tapi kenapa lu harus akhirin semuanya", batin Azka

He's Gamer [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang