espresso 2

206 16 3
                                    

Korea, Seoul
Incheon Airport...

Tepat ketika pukul 11.00 KST Igari sampai di Seoul kota kelahirannya,
sudah 5 tahun semenjak dia pergi meninggalkan kota kelahirannya itu akhirnya dia menginjakkan lagi kakinya.

Dia keluar dari mobil sambil membawa kopernya dengan menekuk kepalanya dia melangkah pergi meninggalkan ayahnya sambil membanting pintu mobil,

sedangkan ayahnya dia hanya mengelus dadanya sabar akan sikap anaknya itu sambil keluar mengikuti anaknya.

"sudah sampai,bagaimana kamu senang?" kata ayah Igari,
Igari hanya terdiam sejenak sambil menatap nanar rumah mewah yang bak istana di depannya .

" oh..... ya, begitullah... menurut mu?" tanpa pikir panjang Igari langsung mengambil kopernya dan membawanya ke dalam rumah.

"Igari kamarmu ada di lantai dua bibi ini akan menujukannya" kata ayahnya sambil memberikan kopernya kepada bibi yang diketahui adalah maid di rumah itu.

"Mari tuan Muda" kata bibi itu yang mungkin akan menjadi pengasuhnya.

Igari mengekori bibi tersebut sampai kakinya terhenti disalah satu kamar dengan pintu yang bercat putih,bibi tersebut membuka pintu itu dengan hati-hati tanpa terdengar suara deritan pintu sedang Igari dia masih asik bermain dengan pikirannya sendiri.

"Tuan Muda ini kamar tuan Muda" kata bibi itu sambil membantunya membawakan koper Igari, namun belum sempat bibi itu meraih kopernya bermaksud untuk membereskan baju Igari , Igari menepisnya

"aku bisa sendiri kau pergilah dan terimakasih" kata Igari sambil berlalu masuk ke kamarnya.

Sama halnya dengan tadi ,Dia meemperhatikan seluruh  dari sudut kesudut  kamarnya sungguh sangat luas kamar ini bahkan dua kali ukurannya dari rumahnya yang dulu .
Dia hanya tersenyum miris tanpa merasa buliran putih itu menggenang dan jatuh.

"baru tadi bu, aku merindukanmu" katanya sambil menyeka buliran bening yang keluar dari matanya.

"ah lupakan"gumamnya sambil berjalan menuju ranjang nya.

Dia membanting bandannya di kasur yang empuk sambil mengecek ponselnya dia berharap ada yang tak menginginkannya pergi untuk ke Seoul  tapi apa daya tidak ada yang menunda pesan apalagi menghubungi ponselnya, bahkan temen-temennya tidak memperdulikan kepergiannya ke Seoul.

"huh menyedihkan..mungkin mereka memang menginginkanku pergi, ya sudahlah... lupakan" karena pegel akibat pejalanan yang jauh tak terasa kelopak mata laki-laki itupun tertutup.

Paginya, ponsel Igari pun berdering tertera pesan dari Yogura temannya selagi di Sekolah lamanya, Namun sayang Igari mengabaikannya, bahkan dia tidak memegang apalagi bermaksud melihat isi pesan dari sahabatnya selama di Jepang itu.
Tanpa pikir panjang dia pun berlari ke kamar mandi, Igari keluar dengan handuk yang diikatkan di pinggang

Dia berjalan menuju koper dan membukanya untuk mengambil beberapa pakaian untuk dia pakai

Dia pun berrencana akan berjalan-jalan disekitar rumahnya. Dia memakai baju kaos putih polos ditambah training hitam

sambil menghidupkan playlist lagu kesukaannya di earphone diapun melangkah pergi keluar kamar.

Sebenarnya dia tidak tau arah dan tujuannya mau kemana dia hanya mengikuti langkah kakinya dan ternyata kakinya terhenti di salah satu taman yang lumayan luas,

banyak orang disana ada yang sedang berlari pagi ada juga yang sedang menikmati udara pagi hanya berjalan-jalan sama halnya dengan Igari,

Matanya beredar kesetiap sudut taman itu berharap mencari tempat yang pas akhirnya pilihannya jatuh pada kursi yang menghadap ke arah sungai,

ternyata Igari tidak menyadari kalau Rumahnya itu dekat dengan sungai yang sangat indah, setidaknya itu dapat menenagkan hatinya.

Sedang asyik menikmati udara pagi sambil mendegarkan musik di earphonenya tiba-tiba saja ada kaleng nyasar mengenai kepalanya (re: ditimpuk)

"AAH SIAPA YANG LEMPAR KALENG INI" teriak Igari dengan geram, bayangkan saja dia sedang asyik menikmati alunan lagu dari earphonenya tanpa diduga kaleng minuman itu menyapa kepalanya.

Dia langsung mencari majikan dari kaleng tersebut, matanya mencari sekeliling mencari siapa kira-kira orang yang di dekatnya , dan yang ada disekitarnya itu hanya dia dan perempuan yang sedang memasukkan ponselnya,dengan cepat dia menghampirinya

"hei apakah ini perbuatan mu?" sambil menunjukan kaleng yang tadi.

"apa karena aku yang satu-satunya disini kau mengira itu kaleng minumku?" jawab perempuan itu bukanya menjawab dia malah bertanya balik dengan sinisnya.

"CK..TERUS SIAPA KALAU BUKAN KAU?" teriak Igari sambil menatapnya dengan tajam.

"Aku tidak tau, dan jangan berteriak di depanku aku tidak tuli" sambil berlalu meningalkan igari sendirian.

"HEI AKU BELUM SELESAI" teriak Igari tapi perempuan itu hanya mengangkat tangannya tanpa berbalik sekalipun.

"Ah sial menyebalkan kenapa baru pertama disini, aku malah bertemu dengan orang sepertinya ah semoga bukan awal kesialanku" Gerutu Igari.
                                        ***

Espresso Con PannaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang