seperti biasa paginya semuanya sudah kumpul di meja makan kecuali Young Bin, melihat kursi kosong yang harus nya di duduki Young Bin sejun pun penasaran kemana adik tirinya itu.
"Bi, Young Bin kemana?" tanya sejun penasaran sesaat setelah dia mendudukan bokongnya di kursi
"Young Bin selalu pergi duluan, sejun" bukan itu bukan bibi Anh melainkan kakaknya Myungsoo yang baru saja datang dan hendak duduk.
"benar tuan, tuan muda young bin tidak pernah makan di rumah" jelas bibi anh sambil membungkuk tanpa menatap sejun.
"ck, bocah itu. hyung tidak pernah mengajaknya makan?" tanya sejun lagi, tanganya menyendokkan nasi yang tersedia untuk dia bawa ke piringnya.
"jahat kalau hyungku melakukan itu pada adik tirinya sendiri, bahkan mulutnya rasanya sudah berbusa hanya untuk mengajaknya makan,benarkan hyung" jawaban itu bukan muncul dari mulut myungsoo, tapi dari seorang bocah junior high school yang baru saja masuk dan nimbrung dalam pembicaraan yang lebih tua.
memang bener kata baeksoo, Young Bin bahkan sangat susah untuk makan bersama dengan KELUARGANYA, bahkan myungsoo harus menahan emosinya dulu hanya untuk mendengar jawaban adik tirinya. Ada kalanya Young Bin mau bergabung namun dia akan pergi duluan tanpa kata. Bahkan makannya masih tersisa banyak.
"sudah lah baek, ayo cepat makan" kata myungsoo lagi, tangannya terulur untuk mengambil lauk yang sudah bibi Anh hidangkan.
"hm, iya hyung" kata baeksoo, sambil menarik kursi tepat pinggir kakaknya.
"kau ngapain ke sini? belum cukup malam tadi kau buat hyungmu khawatir,lagian kau tidak makan dengan eomma mu?" tanya sejun yang melihat keberadaan sang adik, yang membuatnya hampir menyemburkan minumnya karena kemunculan sang adik yang tiba-tiba.
"makan lah, justru itu aku takut hyung-hyungku khawatir jadi aku kesini, tidak eomma ada kerjaan dengan butiknya,kemarin malam eomma pergi ke hongkong katanya sekalian mau lihat eomma hwang" jelas baeksoo sambil memberikan piringnya kepada hyungnya untuk di kasih nasi.
"oh, begitu. ralat hyung mu saja yang khawatir aku tidak" kata sejun sambil menyendokkan nasi ke dalam mulutnya.
singkatnya baeksoo hanya acuh, nampaknya dia sudah menikmati makannannya. sebenarnya kedatangannya kesini hanya untuk melihat Young Bin, mungkin dia rindu dengan hyung tirinya (?). bukan karena kejadian semalam yang membuat kedua hyungnya khawatir,
flashback.
Myungsoo mendapatkan notifikasi tagihan salah satu hotel mewah di seoul siapa lagi kelakuannya kalau bukan sang adik, baeksoo. setelah kakaknya mendapatkan notifikasi dari tagihan pihak hotel yang di duga adalah kelakuan baeksoo dengan cepat myungsoo langsung shock. Dia bahkan membangunkan sejun dan menyuruhnya mengantarkannya ke hotel tempat baeksoo bertransaksi, gila saja anak seusia baeksoo bermain di hotel jelas saja itu menimbulkan anggapan buruk bagi kedua hyungnya. mendengar itu juga sejun langsung menggunakan jaketnya tanpa mengganti bajunya dan langsung berlari ke arah dimana mobilnya di simpan.seakan dia memperdulikan kondisinya yang sangat kacau.sesampainya disana myungsoo langsung berlari dia berkata dia takut kalau dia terlambat datang, dia tidak mau sang adik tercinta harus bertanggung jawab mengingat usianya yang masih remaja karena kelakuannya. sedangkan sejun juga tidak berbeda dengan myungsoo setelah memarkirkan mobilnya sejun langsung berlari menyusul myungsoo di pikirannya dia tidak mau kalau sang adik tiri menghamili perempuan di luar nikah, hey bahkan dia belum mau menjadi seorang paman.
setelah berlama-lama melakukan negosiasi dengan sang resepsionis hotel itu, akhirnya kedua hyunngnya mendapatkan informasi kamar sang adik.ketika sampai di depan pintu yang di duga milik kamar adiknya myungsoo dengan cepat mengetuknya tanpa hentin dipikirannya nampaknya sesuatu hal buruk yang akan terjadi. begitu juga sejun kalau tidak di larang myungsoo sejun sudah akan mendobrak pintu hotel mewah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Espresso Con Panna
Fanfictionterima kasih telah mengenalkanku arti sebuah kebencian dan juga sebuah airmata. #kyungsoo visual *author disini sebagai sudut pandang orang ketiga ya hanya menceritakan.