Young Bin melangkah memasuki rumahnya rupanya dia sudah terbiasa dengan keadaan, sepi.
belum sempat kakinya menginjak anak tangga pertama, dia dikejutkan dengan adanya teriakan dari sumber suara yang tidak dia kenal memasuki gendang telinganya." bibi anh aku merindukanmu" begitulah teriakan dari orang yang nampaknya kini mulai memasuki rumahnya.
"sedang apa kau" jawab laki-laki yang familiar di telinganya, siapa lagi kalau bukan myungso. kakak tirinya.
bahkan young Bin tidak menyadari dirumah itu ada myungso kakak tirinya.
"ck, bukan urusan hyung" jawab laki-laki satunya yang terdengar melangkah kearah Young Bin yang sedang berdiam diri di depan tangga menuju lantai dua kamarnya.
"siapa dia hyung" kata laki-laki itu menunjuk laki-laki yang kini sedang berdiri memungunginya dan juga myungso.
"oh. young bin, kamu sudah pulang" bukannya menjawab pertanyaan laki-laki itu, myungso malah bertanya kepada Young Bin yang sedang membelakanginya.
di balas anggukan oleh Young Bin, sambil berjalan menuju kearah kamarnya. sesampainya di kamar dia melepas earphonenya, dan pergi ke kamar mandi. Dia menghabiskan sekitar lima menit waktunya untuk membersihkan badannya. setelah selesai dia memakai baju santainya dan berjalan kearah balkon rumahnya. dia sudah bertekad untuk tidak menangis lagi demi mimpinya. dia harus berusaha kuat demi ibu dan nenek nya di Jepang.
"ibu, nenek, sedang apa kalian aku sangat merindukan kalian" katanya sambil menatap lurus kedepan melihat matahari yang sebentar lagi akan menghilang.
sedangkan di ruang tamu, nampaknya aura kegelapan sedang memenuhi seluruh ruangan.
" mau apa kau kesini" kata myungso sambil meletakkan cangkir minum yang sengaja dia buat untuk mereka berdua.
"ck, aku hanya merindukan appa, apa salah" kata laki-laki depannya sambil meraih kaleng kripik yang tersedia di meja untuk di bawa ke pangkuan laki-laki itu.
"appa tidak ada, dia sedang ke luar negri sejun" kata myungso yang kini tengah melihat koran yang sengaja dia simpan di atas meja.
"aku tahu hyung, oh iya siapa laki-laki tadi?" kata laki-laki yang di panggil sejun, tangannya mencoba membuka kaleng kripik yang sengaja di sediakan di ruang tamu.
"dia young Bin. kang Young Bin, anak KAN-DUNG appa" kata myungso dengan santainya dan menekankan kata "kandung" disitu.
"apa? jadi anak kandung appa masih hidup?" kata Sejun lagi, hampir saja kaleng itu terbuka, dan sekarang namoaknya kaleng itu kripik itu sejun tutup kembali. bohong kalau sejun tidak kaget, karena dulu sejun dengar kalau anak kandung ayah memang ngga sudah tiada. walau ada juga yang berkata kalau anak kandung ayahnya itu ada di luar negri, memang masih banyak pertanyaan waktu itu tentang keberadaan anak kandung appanya. bahkan sempat menjadi berita heboh di kalangan CEO-CEO terkenal yang mengenal kang hyunsik, appany. namun ntah kenapa semakin kesini kabar itu seakan lenyap, seolah hanya kabar burung yang sengaja menyebar. dan apa sekarang bahkan dia mendengar tentang anak kandung appa secara live dari mulut hyung tirinya.
"tunggu berarti posisinya jauh lebih tinggi di atas kita?" sambung sejun lagi. sambil menyimpan kaleng kripik yang sempat dia coba buka dan ambil ke pangkuannya.
"kau kira dia sudah meninggal begitu?" kata myungso sambil meletakkan cangkirnya, setelah menganggukkan kepalanya membenarkan perkataan sejun.
"iya, bukannya dulu ada kabar kalau anak kandung appa sudah tiada?" jelas Sejun yang kini mengalihkan pandangannya ke arah myungso. terlihat rasa penasaran yang kentara dari sejun. bahkan laki-laki selalu mengurungkan niatnya untuk mengambil kaleng kripik yang nampaknya adalah makanan favoritnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Espresso Con Panna
Fanfictionterima kasih telah mengenalkanku arti sebuah kebencian dan juga sebuah airmata. #kyungsoo visual *author disini sebagai sudut pandang orang ketiga ya hanya menceritakan.