mata yang sudah sekian lama tertutup itu akhirnya mengerjap merasakan udara yang berbeda sedikit demi sedikit kelopak mata itu membuka menampilkan pandangan yang tidak asing buatnya.
"dimana aku?" satu kata yang keluar dari bibir nya.
"kau sudah bangun?" kata seorang yang baru saja datang.
"kau" katanya lagi
"ck ku kira kau akan mati " katanya lagi sambil mendudukan dirinya di samping si pasien.
" kau kira racun tikus akan membuatku mati?" kata si pasien
"sebenarnya tuhan memberi mu berapa nyawa sampai susah sekali membunuh mu" kata si orang yang duduk
"walau kau membawa jantungku dan memakannya aku masih bisa berdiri" kata si pasien lagi
" kau pantas mati jiwon" kata si orang itu lagi
"heh,bedebah seperti kau tidak akan bisa membunuh ku dengan mudah" kata jiwon.belum sempat si laki-laki itu menjawab perkataan jiwon seseorang menyembul di depan pintu
"oh jiwon hyung, kau sudah sadar?" kata myungsoo sambil berjalan masuk ke dalam kamar pasien.
"iya, racun itu tidak mudah untuk membunuhku" kata jiwon sambil menatap laki-laki yang kini berdiri dengan spontan.
"oh, paman shin, bagaimana tentang kasus hyungku?" kata myungsoo sambil terduduk mengagntikan tempat paman shin.
"masih belum ketemu dalangnya tuan" jawab paman shin sambil membukukkan badannya.
"cari sampai ketemu" kata myungsoo lagi.
"baik tuan, saya izin undur diri" kata paman shin yang membungkuk sambil mundur beberapa langkah.
"hyung, bagaimana mungkin kau bisa pingsan hanya karena menghirup obat bius?" kata myungsoo penasaran. bukannya bertanya kabar sang kakak, dia malah penasaran dengan yang lain.
"ck, kau masih tetap bodoh" kata jiwon sambil memunggungi myungsoo. ternyata dia mengacuhkan pertanyaan sang adik.
myungsoo mematung bingung, menggaruk kepalanya yang tidak gatal sambil memmikirkan apa yang membuat kakaknya berbicara kalau dia bodoh.orang yang baru saja sadar itu jiwon, kang jiwon kakak tertua dari keluarga kang, setelah menunggu beberapa hari akhirnya dia siuman juga. namun ada kejadian dimana membuatnya kesal dengan keluarganya. karena ketika dia membuka mata yang pertama kali dia liat bukan lah adik atau ayahnya melainkan paman shin sekertarisnya.
sebenarnya kemana semua keluarganya, apa semuanya sibuk sampai waktu untuk berjaga saja tidak ada waktu. hey kalau saja waktu itu dia tidak siuman mungkin sekarang apa yang di harapkan paman shin itu menjadi kenyataan. dia akan terbujur kaku dan mengiklaskan keluarganya di perbodoh oleh orang yang jelas-jelas kepercayaannya sendiri.sebenarnya waktu itu jiwon sudah siuman namun dia melihat gerak gerik perawat yang aneh dia pun memutuskan untuk tertidur kembali namun dia dapat melihat gelagat perawat itu yang mencurigakan dan benar saja tiba-tiba perawat itu menyuntikkan sesuatu ke dalam selang impusnya. dengan cepat dia melepas selang impusnya dan membiarkan aksi siperempuan nampak berjalan lancar. nampaknya sekertarisnya itu memang benar-benar mau membunuhnya ketika cairan itu tanpa sengaja tercecer ke tempat tidurnya tiba-tiba sprainya berubah menjadi kekuningan. "sial apa dia menyuntikkan air raksa?" pikirnya namun masih memejamkan matanya. sebuah kebenaran terungkap satu persatu.
berbeda dengan hari-hari sebelumnya kini Youngbin tengah terduduk dengan males di kursinya sambil menunggu guru mata pelajarannya tidak dengan earphone melainkan dengan sebuah buku yang sedang asyik menemani diamnnya sendiri. dia datang paling awal sekarang entah lah mengapa dia melakukan itu yang jelas dia merasa malas berurusan dengan kakaknya.
"Jiae sini kamu" teriak salah seorang laki-laki yang masih terlihat oleh pandangan Young bin.
namun atensinya kini mengarah pada benda persegi yang bergetar di depannya.
"ck, menyusahkan sekali benda ini" katanya sambil mengambil ponsel nya dan pergi keluar kelas.
sedang fokus kepada nomor si penelpon yang tidak memasukkan namanya sama sekali. Ekor matanya menangkap sesuatu yang janggal dia mencoba bersikap masa bodo dan melanjutkan jalannya, namun nampaknya kakinya berbeda dengan otaknya kakinya ternyata melangkah mengikuti seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Espresso Con Panna
Fanfictionterima kasih telah mengenalkanku arti sebuah kebencian dan juga sebuah airmata. #kyungsoo visual *author disini sebagai sudut pandang orang ketiga ya hanya menceritakan.