espresso 7

73 11 0
                                    

Kini Yong Bin sudah sampai di depan rumahnya, yah, dengan bantuan Eun Soo akhirnya dia bisa kembali ke rumahnya itu.

Pintu itu terbuka lebar menampilkan maid–maid yang berjejer rapih membungkuk menyambut kehadiran Young bin, dan Young Bin masih dalam keterdiamannya selanjutnya helaan nafas keluar dari mulutnya dan kakinya melangkah ditengah-tengah maid itu.

Sudut  matanya melirik semua maid yang membungkuk kepadanya.

Dia melangkahkan kakinya menuju lantai dua dimana disitu letak dari kamarnya belum sempat dia melangkah menginjak anak tangga pertama salah satu maidnya bertanya, an menyebabkan kakinya mengangkang di udara.

"tuan muda anda mau makan apa?" kata maid itu sambil mempertahankan bungkuknya tepat disamping Young Bin.

Awalnya tak dihiraukan oleh Yong Bin dia terus melangkahkan kakinya dengan santai di anak tangga kedua  tangannya dia masukkan ke saku, namun sudut matanya menangkap maid itu yang masih mempertahankan bungkuknya ,

hingga di anak tangga selanjutnya dia berhenti sambil menegeluarkan tangannya dari dalam saku dan meletakkan tangan nya di pegangan tangga.

"aku tidak lapar" kata Yong Bin tanpa berbalik sedikitpun, tanganya melepaskan pegangan tangga beralih melepaskan earphone yang menyumpal telingabnya  dia melanjutkan lagi langkahnya hingga di depan pintu kamarnya.

Dia putar kenop pintu kamarnya berjalan menuju ke arah tempat tidur king sizenya dia duduk di bawah karpet  pinggir ranjang sambil menyederkan punggungnya dia melonggarkan dasinya membuka dua kancing baju teratasnya mengulurkan sebelah kakinya sedangkan yang satu lagi dia pakai untuk menumpu sebelah tanganya ,

helaan nafas keluar lagi dari mulutnya sambil menengadahkan kepalanya, matanya menatap keatas langit-langit kamarnya , dan seulas senyum terukir dari wajah tampannya satu tanganya merogoh sakunya mengeluarkan benda pipih lonjong yaitu pick gitar

Flashback
Setelah selesai dengan kopinya Yong Bin sebenarnya kebingungan dia tidak tau dimana lokasi dia berada sekarang, karena kebencian kepada sang ayah sudah memuncak untuk bertegur sapa pun Young Bin tak mau,

di tambah di perjalanan dia malah bertemu dengan laki-laki bermarga park yang sialnya membuat mood seorang kang Young bin semakin anjlok, sebenarnya ini tidak murni kesalahan dari laki-laki Park itu namun salahkan sekolahnya yang membuatnya bosan dan melupakan perkataan ayahnya (kalau dia tidak boleh pergi sebelum di jemput oleh supirnya).

Dia jadi berakhir di kedai kopi yang entah dimana lokasinya saja dia tidak tahu, namun jika  dilihat kedai kopi ini tidak begitu jauh tempatnya dari sekolah Young Bin,.

Kini Yong Bin sedang terdiam di depan kedai kopi menyumpal lagi telinganya dengan earphone tanpa menikmati alunan musik random yang keluar dari earphone nya, karena pikirannya bercabang.

Dia memejamkan matanya sejenak bola matanya bergulir kesanah kemari melihat aktivitas semua orang lewat ekor matanya,

kembali dia teringat akan masalahnya, pikirannya berkeliaran kemana-mana menjari jalan keluar
setelah seberapa kuat dia berpikir tak ada jalan keluar yang dia dapat tanganya dengan kasar mengacak rambutnya menandakan kalau dia sagat prustasi, dan sesekali teriakan prustasi keluar dari mulutnya.

Espresso Con PannaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang