capucino 5

53 10 1
                                    

Jujur Young Bin sangat kaget, bahkan dia baru membenarkan istilah dunia itu sempit. karena dia baru merasakannya sekarang. dengan banyak orang yang ada di dunia, kenapa harus laki-laki yang dia temui itu sebagai sodaranya. apakah dunia kehabisan stok manusia sehingga dia menjadi satu-satunya yang terpilih diantara beribu orang. Rasanya kepala Young Bin akan pecah saat itu juga, apalagi ini, kemarin kang myungsoo, terus kang baeksoo, sekarang kang sejun? akan kah ada kang yang lain lagi? kejutan apa sebenarnya yang di berikan tuhan padanya .

BRUK

"liat-liat kalau jalan" teriak young Bin.

"maaf" perempuan itu tertunduk, namun dari suaranya dia dapat menebak siapa perempuan ceroboh yang sering menabraknya.

"Eunsoo" katanya sambil melihat perempuan di depannya.

"Young bin" kata eunsoo, tanpa aba2 perempuan itu memeluk young Bin sangat erat.

Young Bin sangat kaget, dia bahkan tidak dapat berpikir apapun sekarang.

"YAK, lepaskan" kata Young Bin setelah sadar dari keadaannya, namun tubuhnya tidak bergerak seiring dengan perkataannya. dan eunsoo pun malah semakin erat memeluk Young Bin, tanganya sudah akan melepaskan pelukan eunsoo tapi ketika mendengar isakan perempuan di pelukannya. niatnya pun dia urungkan, dia hanya membiarkan eunsoo menangis membasahi kaos santainya dengan air mata perempuan itu, tanpa membalas pelukan dari perempuan yang tiba-tiba memeluknya.bahkan kedua tanganya masih setia di samping badannya.

"sudah baikan?" tanya young bin karena tidak lama setelah memeluk Young Bin eunsoo langsung melepaskan pelukannya, terlihat rona merah di pipi perempuan itu.

"sudah, maaf" kata eunsoo di tengah isakannya dia bingung harus bicara apa, dia juga tadi bener-bener butuh pelampiasan.

"hapus air matamu, setelah itu pulanglah" kata Young bin, tak ada niatnya sedikitpun sekedar bertanya penyebab perempuan itu menangis dan menjadikannya sebagai korban pelampiasan, atau bahkan menghapus air mata perempuan itu. bahkan pandangan young bin pun enggan melihat perempuan yang baru saja memeluknya itu.

seorang laki-laki sedang melihat grafik perusahaan di sebuah tab miliknya, tanganya sangat lihai menyentuh dan sesekali menulis menggunakan pen di tabnya. siapa lagi kalau bukan kang myungsoo. laki-laki itu kini tengah melihat perkembangan perusahaannya yang semakin lama semakin pesat saja, bahkan dia berencana untuk melebarkan sayapnya menuju ke benua eropa. sedang fokus dengan tabnya kedatangan seseorang mengusiknya dari kegiatannya.

"hyung" kata Sejun, sambil memberikan secangkir kopi hangat di depan myungso.

"iya" jawab myungso, mengalihkan pandangannya dari tab yang dia pegang ke arah sumber suara.

"aku masih penasaran, apa young bin masih belum bertemu dengan Jiwon hyung?" kata sejun sambil melihat ke arah myungso

"belum, oh iya ngomong2 kau tidak merindukan hyung tercintamu itu?" kata myungso sambil menyimpan tab di pinggir mejanya, karena di rasa percakapan akan memanjang dengan adik tirinya, sejun.

"ck. jiwon hyung sok sibuk.ngomong-ngomong aku susah payah membuatkan hyung kopi minumlah" kata sejun karena melihat sang kakak tiri masih tidak menyentuh kopinya, mengingat dia sangat suka sekali terhadap kopi.

"dia memang sibuk, kau tau sendiri dia siapa. aku curiga kau tiba-tiba membuatkan ku kopi, apa jangan-jangan kau memberikan racun di dalamnya?" kata Myungso curiga dengan kelakuan adik tirinya itu. karena tidak biasanya adik tirinya itu baik.

"ck. aku tidak memasukan apapun kedalam nya, lagian untuk apa aku masukan racun" jelas sejun tidak terima di tuduh meracuni sang hyung.

"untuk membunuhku barang kali" kata myungso matanya memandang kearah jendela memperhatikan malam yang semakin larut.

Espresso Con PannaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang