Latte 1

201 15 2
                                    

Author disini orang ketiga ya hanya menceritakan
Yoo Ji ae

Matahari sudah mulai menamapakan diatas sanah namun seorang perempuan masih asyik bergelut dengan selimutnya di kamar, Alarmnya sudah terdengar dari tadi tapi tidak ada tanda-tanda untuk terbangun sedikitpun sepertinya dia masih menjelajahi alam mimpinya.

Jam menunjukan pukul delapan pagi, dan alarmnya pun sudah berdering kembali sepertinya dia membuat alarm setiap jam mungkin agar dia cepat terbangun.

Tapi sepertinya itu tidak membuatnya terbangun dengan cepat buktinya dia masih tertidur dengan nyenyaknya sangat nyenyak bahkan alarm yang mungkin ketiga kalinya bahkan dia belum juga terbangun.

"aaaaaaaaaaaaaaaaah...." matanya terbelalak mulutnya menganga teriakanya mungkin dapat membuat orang yang sedag tidur jadi bangun saking kencangnya.
Dia terus meyakinkan lebih tepatnya berharap bahwa jam nya itu mati karena jamnya menujukan pukul sembilan sedangkan dia harus ada di tempat kerjanya jam tujuh pagi

"sial aku kesiangan bagaiman ini,aku harus segera bekerja di toko Roti" dengan cepat perempuan itu melompat dari tempat tidurnya dan berlari ke kamar mandi sambil mengambil handuknya tanpa membereskan tempat tidurnya.

"ah aku harus segera cepat-cepat...sial ..sial, kenapa harus hari ini aku telat" sambil mengambil jaketnya yang menggantung dengan terburu-buru sampai gantungannya jatuh saking terburu-burunya dia mengambilnya.

Sampai di pintu perempuan itu kebingungan dimana dia menaruh sepatunya

"ah apalagi ini kemana sepatuku..." gerutu nya sambil terus mencari sepatunya yang hilang ntah dimana atau mungkin dia lupa menaru dimana.

Sudah sekitar sepuluh menit dia habiskan untuk mencari sepatunya yang hilang akhirnya dia memutuskan untuk meminjam dulu kepada temannya, jadi dia berangkat menggunakan sandal.

Dengan terburu-buru dia berlalri ke arah lift dan menuju lobi sambil dia menguncir rambutnya, tanpa dia sadari dia meninggalkan sesuatu yang sangat dia butuhkan, ternyata dia meninggalkan ponselnya

dan ketika dibawah dia baru teringat perihal sepatu yang dia cari, ternyata sepatunya itu dia cuci dan belum kering.

Dia berjalan sangat cepat bahkan setengah berlari mengejar bus yang pertama tapi sepertinya bus yang pertama sudah berangkat. Dia berniat menelpon temannya itu untuk meminjam sepatunya tapi ketika dia merogoh tasnya ternyata ponselnya tidak ada di dalam.

"aish dimana ponselku..." gerutunya lagi sambil terus mengeluarkan isi tasnya sambil sesekali mengecek saku baju dan celananya.

"aaah sepertinya ini hari kesialan ku, oh ayolah bagaimana aku kerja" perempun itu terus menggerutu sambil terus mengacak rambutnya tanpa dia sadari rambut yang awalnya ia kuncir walaupun tidak rapih menjadi sangat berantakan.

Dia menyandarkan punggunya di tempat pemberhentian bus menghiraukan pandangan sekelilingnya yang sedang memperhatikannya.

Bayangkan seorang perempuan dengan baju yang sangat berantakan, muka yang lusuh tanpa make up, (walaupun dia tidak pernah memakai makeup seperti kebanyakan perempuan lainnya tapi setidaknya dia selalu memakai lip balm agar bibirnya tidak kering), rambutnya yang sudah tergerai dengan berantakan yang awalnya dia kepang karena dia terus mengacak rambutnya akhirnya ikat rambutnya lepas dan jatuh, alas kaki yang hanya menggunakan sandal jepit, Ditambah kondisinya yang seperti masih mengantuk.

Akhinya dia memutuskan untuk tidak pergi kerja dia memilih untuk pergi ke sekitar sungai han dia ingin menenangkan diri disanah, tapi sebelum itu dia membeli sekaleng soda untuk dia minum.

"semoga besok tidak terulang,, ah Jiae pabbo..." dia terus berucap sepanjang jalan sambil mengenggam dengan keras kaleng minumnya, dia berjalan dan sesekali mendang batu yang dia temui dengan kakinya.

"aaaah apa aku kurang mengeraskan alram ku tadi" teriak Jiae lagi dia menegadahkan mukanya keatas dan menutup matanya sambil menghentikan jalannya sejenak dia menyesali hari ini dimana dia tidak berangkat ke tempat kerjanya.

"oh ayolah Jiae kau tidak boleh mengulanginya lagi,dari mana kau akan membayar sekolah kalau kau tidak bekerja" katanya lagi sambil menyambung jalannya dengan menundukkan kepalanya.

Dia memutuskan untuk berhenti ketika sampai di bangku taman yang mengarah ke arah sungai dia menaruh kaleng minumnya di pinggir dia duduk, sambil memejamkan matanya dia menikmati dinginnya udara pagi yang langsung menyentuh kulit mukanya, dia bertahan dalam diamnya.

Kemudian dia teringat sesuatu dia langsung merogoh tasnya dan menemukan benda bening itu, benda itu adalah sebuah kecamata dengan teburu-buru dia menggunaknnya, ya saking dia terbur-burunya dia lupa menggunakan kacamatanya bukan seperti orang lain dia bukan mempunyai penyakit presbiaopi atau miopi melainkan dia tidak bisa melihat dengan fokus terhadap suatu benda begitu juga dengan manusia mau jarak dekat maupun jarak jauh.

Sesekali dia membenarka benda bening yang bertengger di hidungya itu, sambil terus memikirkan hari esok bagaimana kalau besok dia tidak diperbolehkan lagi kerja (re: dipecat) sedangkan dia sangat membutuhkan pekerjaan itu dan hanya pekerjaan itu yang membuatnya dapat bertahan di kota ini.

Dia pun mengambil dan menegak kaleng minumnya lagi sampai minumanya habis, diapun berniat untuk membuangnya namun niatnya itu dia urungkan dia simpan kaleng minum itu dalam tasnya. Dia bangun dari duduknya berencana untuk pergi kembali ke apartemen kecilnya. Belum selangkah dia berjalan, tiba-tiba saja ada seorang laki-laki yang menghampirinya sambil embawa kaleng minum.

"hei apakah ini perbuatan mu?" sambil menunjukan kaleng yang sedang dia pegang.

"apa karena aku yang satu-satunya disini kau mengira itu kaleng minumku?".jawab Jiae dengan malas, laki-laki itu menuduhnya dengan seenak jidatnya.

"CK..TERUS SIAPA KALAU BUKAN KAU?" teriak laki-laki itu lagi sambil menatapnya, sedangkan Jiae dia hanya menggulir matanya malas.

Apakah laki-laki di depannya ini mengira Jiae tuli kenapa dia berteriak sangat keras.

"Aku tidak tau, dan jangan berteriak di depanku aku tidak tuli"setelah itu Jiae pun meninggalkan laki-laki yang tidak dia kenal itu.

"HEI AKU BELUM SELESAI" teriak laki-laki itu lagi, namun Jiae hanya mengangkat tanganya pertanda tidak peduli tanpa berbalik sediktpun.

"ada apa dengan nya apakah dia mengira aku yang melemparkan kaleng minum yang dia pegang itu? Aah...... bahkan aku memasukkan kaleng minumku kedalam tas, huaah.....aku masih ngatuk rupanya". Ucapnya sambil menguap, sepertinya akan ada yang melanjutkan tidunya.

Espresso Con PannaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang