Author disini sebagai orang ketiga ya hanya yang menceritakan
Yong Bin masuk kedalam toilet, melemparkan tasnya kebawah dengan keras, kedua tangannya di condongkan ke depan menopang berat badannya di depan wastafel sambil melihat dirinya lewat kaca wastafel,helaan nafas jengah keluar dari mulutnya.
Sesekali menututup matanya guna menghilangkan emosi nya yang akan segera meledak.
bagaimana tidak kini warna coklat kopi mendominasi seluruh seragamnya ditambah bau kopi yang sudah menyeruak diseluruh tubuhnya menggantikan bau farfume yang dia pakai,
"aaaahrggg....perempuan tak berguna" katanya lumayan keras tanpa menghiraukan orang lain yang sedang menggunakan toilet itu.
tangannya terjulur menekan keran wastafel dia membiarkan air keran itu keluar sendirinya sedangkan dia masih bermain dengan emosinya sambil menatap dirinya dicermin, kacau satu kata yang ada dipikirannya kini.
Kemudian dia mencuci mukanya mencoba mendinginkan kepalanya dari luapan emosi yang sudah memuncak di ubun- ubun,
air itu dibiarkan jatuh lewat lekuk mukanya tanpa menyekanya. Dia sudah kesal dengan semua yang ada di sekitarnya mulai dari rumah, sekolah juga siswa-siswi di dalammnya.
"semuanya tidak berguna" kata-kata itu mungkin sudah menjadi sebuah kata sakral yang selalu dia ucapakan karena ntah kenapa kata-kata itu selalu muncul dari mulutnya.
Helaan nafas keluar dari mulutnya yang kedua kali berbarengan dengan kuatnya kepalan tangan yang mengepal di samping badannya,
dirasa emosinya sudah mulai mereda , Dia mencuci tangannnya kembali sedikit membilas baju itu walau sepertinya tidak akan berpengaruh pada bajunya.
"sh*t, aku benci ini, dasar perempuan tidak berguna" gerutu Yong Bin lagi masih diam di depan kaca wastafel sambil terus membilas bajunya dengan tangannya
karena dia tidak pernah membawa saputangan ataupun tissue dan semacamnya padahal disana ada tissue namun Yong Bin enggan mengunnakannya.
Dia melihat lagi dirinya di cermin bajunya sudah sedikit bersih namun kini bajunya basah dia menyampirkan tasnya lagi ke pundak,
setelah itu dia melangkah keluar namun tali sepatunya terlepas dia berjongkok membenarkan tali sepatunya di depan pintu toilet
ketika hendak berdiri dia heran ada sebuah tangan yang menyodorkan tisue tepat di depannya.
Dia mendongkak melihat siapa yang berdiri di depannya ternyata dia seorang perempuan yang entah siapa dia tidak mengenalnya.
Dia beralih kepada tissue yang wanita itu sodorkan tepat ke arahnya, dia hanya melihatnya melihat tissue itu tanpa menerima dari perempuan di depannya
masih bertahan dengan posisinya,dia melihat kedua mata perempuan yang ada di depannya itu yang memancarkan perasaan iba.
"cih aku benci dikasihani" gerutu Yong Bin dalam hati
kedua obsidian itu saling bertemu untuk beberapa detik Yong Bin dengan mata dinginnya dan perempuan itu yang menatap Yong Bin dengan iba.
Melihat tatapan Yong bin yang seperti itu dengan cepat perempuan itu mengalihkan pandanganya akhirnya kontak mata mereka pun berakhir.
"aku tadi tanpa sengaja mendengar kau mengerutu jadi ku pikir kau membutuhkan ini" Kata perempuan itu, sambil terus mengalihkan pandangannya kemanapun asal tidak menatap kedua obsidian dingin milik yong bin.
Dia tak bergeming dari posisinya (dia tetap berjongkok ya) apalagi berniat mengambil tissue yang perempuan itu berikakan.
Sedangkan perempuan itu terus menatap kemanapun sesekali perempuan itu menunduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Espresso Con Panna
Fanfictionterima kasih telah mengenalkanku arti sebuah kebencian dan juga sebuah airmata. #kyungsoo visual *author disini sebagai sudut pandang orang ketiga ya hanya menceritakan.