Atta berdiri di depan rumah Caca. Sore ini dia begitu terlihat rapi dengan memakai celana jeans dan sweater hitam bertulis ACC. Cowok itu masih setia berdiri di depan rumah Caca. Karena ia yakin jika gadis yang akan ia temui akan menemuinya. Walaupun sejak setengah jam yang lalu, dirinya sudah mengirim pesan kepada Caca agar turun dan menemuinya. Tapi, gadis itu tidak turun-turun juga.
"Ngapain lo ke sini?" Pertanyaan itu membuat Atta tersadar. Senyum terukir diwajahnya saat melihat Caca. "Mau bicara sama kamu, tapi diluar."
Caca pun membuka pagar rumahnya dan menarik Atta sedikit menjauh dari rumahnya. "Udah, cepetan mau bicara apa?"
"Aku bakal mulai bicara kalau kamu pakai aku-kamu bukan lo-gue."
"Kamu mau bicara apa, aku gak punya banyak waktu."Atta tersenyum, lalu meraih kedua tangan Caca dan digenggamnya. "Udah lama, aku gak genggam tangan kecil kamu."
"At, aku gak..."
"Gak lama kok, Ca," kata Atta memotong perkataan Caca, "kemarin aku sudah tanya ke Rian dan dia udah ceritain semua. Aku tahu tentang rekayasa yang dia buat. Rekayasa untuk mempermalukanmu, rekayasa untuk menyingkirkanku. Alasan dia ngelakuin itu, biar aku nyatain perasaan aku ke kamu dan setelah itu dia gak bakal lihat kamu sedih lagi.""Bodoh, aku memang bodoh dengan menganggap itu beneran. Tapi asal kamu tahu, aku cuma gak mau kamu celaka. Aku gak mau buat kamu sedih lagi, walaupun aku masih saja buat kamu sedih. Tentang kesedihan masa lalu yang masih berbekas dihati kamu, sampai kesedihan sekarang yang juga masih ada dihati kamu. Aku gak tahu gimana aku harus buat kesedihan itu hilang."
"Sulit, Ca. Rasanya sulit saat aku mau memutuskan buat ngehindar dari kamu. Tapi, cuma itu caranya agar kamu ngelupain aku dan ngelupain kesedihan yang sudah aku perbuat. Kamu, maunya juga gitu kan?"
"Aku mencintaimu, sangat mencintaimu. Maaf, baru sekarang aku bisa mengungkapkannnya. Karena aku gak kayak Rian yang bisa terang-terangan ngungkapin perasaan ke cewek yang aku suka," kata Atta. Lalu dilepaskannya tangan Caca dari genggamannya. Kemudian tangan kanannya merogoh saku di celananya. Terlihat sebuah cincin keluar dari saku celana Atta.
Diraih kembali tangan kanan Caca. "Simpan cincin ini, gak kamu pakai juga gak masalah," kata Atta sambil menaruh cincin itu digenggaman tangan kanan Caca.
"Aku gak bakal ganggu kamu lagi. Biar hatimu yang nentuin siapa yang kamu suka. Buat Rian selalu ceria sama seperti dia yang selalu berusaha buat kamu ceria."
"Maksudnya, At?""Semuanya sudah berakhir di sini, aku relain kamu sama Rian. Tapi asal kamu tahu, aku cinta kamu," kata Atta lalu diciumnya puncak kepala Caca. Kemudian melangkah pergi meninggalkan Caca yang masih bingung hatinya memilih siapa.
"Ini cara yang tepat, Ca. Aku tidak akan lagi mendekatimu dan kamu tidak akan lagi didekati olehku. Aku mencintaimu dan aku akan menunggumu."
~·~
Ada yang sedih gak ceritanya selesai?
Menurut kalian bakal ada sequelnya atau emang berakhir di sini? Penasaran gak?
Tunggu aja ya, Caca sama Atta gak bakal ke mana-mana. Mereka tetap setia sama kalian, seperti kalian setia sama mereka.
Oke see you guys...
Btw aku bakal buat cerita baru yang bakal aku publis entah kapan? Tunggu saja...Start:24 Juli 2017
End:5 Juni 2018Salam sayang,
Alifia Sastia
KAMU SEDANG MEMBACA
Kau
Teen Fiction[Sudah Tamat] "Kenapa dia datang di saat semuanya sudah hilang?" Ditinggalkan lebih dari 2 tahun, membuat Caca tidak ingin jatuh cinta lagi. Rasa cintanya terhadap Atta pun sudah hilang. Dia tidak pernah tahu, apa alasan Atta meninggalkannya. Hal...