BAB 7

1.2K 111 16
                                    

"Bentar kok Ma, cuma satu jam, nanti jam sembilan aku pulang." teriak Caca dari luar rumah yang mungkin Warti -Mama Caca- pun tidak seberapa dengar teriakan anaknya itu.

Caca berjalan ditengah dinginnya malam hari ini. Entah kenapa malam ini Caca ingin sekali berada diluar, merasakan angin malam menusuk kulitnya. Membuatnya menggigil. Walaupun sekarang dia memakai jaket, tetap saja angin masih bisa menerobosnya.

Sampailah Caca di Mie Ayam Pak Tawon, ia memesan Mie Ayam tanpa kuah dan sayur. Caca tidak suka sayur, melainkan suka kamu, dan segelas teh hangat.

"Ini mbak Caca." kata Pak Tawon sambil menyodorkan semangkuk Mie Ayam dan segelas teh hangat.

"Makasih Pak, udah lama gak makan di sini jadi kangen." kata Caca.

"Iya mbak Caca udah satu mingguan gak mampir kesini, jadi ikut kangen sama pelanggan satu ini." kata Pak Tawon membuat Caca tertawa.

Setelah menghabiskan semangkuk mie ayam dan segelas teh hangat, Caca berjalan pulang menuju rumahnya. Tapi saat ia melewati toko alat musik, ia malah masuk ke dalam sana. Entah apa yang Caca cari, di dalam toko hanya ada beberapa orang.

"Cari apa?" pertanyaan itu sontak membuat Caca terkejut.

Terkejutnya bertambah saat ia tahu siapa yang sedang bertanya kepadanya.

"Ekspresi muka lo lucu Ca." kata Atta sementara Caca hanya diam kebingungan.

"Diem aja, lo lagi cari apa?" tanya Atta.

"Hmmm..." gumam Caca masih bingung, " ah ini, gue lagi cari gitar."

"Lo lagi cari gitar? Sejak kapan lo suka main gitar?" tanya Atta.

"Iya, akhir-akhir ini gue suka liat orang main gitar, jadi pingin nyobain." jawab Caca sedikit gugup.

"Owh, kalau gitu lo gak perlu beli, kapan-kapan gue ajarin main gitar." kata Atta dan Caca hanya tersenyum.

"Lo mau pulang kan? Gue anter ya?"

"Gak usah makasih." jawab Caca lalu berjalan keluar dari toko tersebut.

~▪~

"Mi, lo marah sama gue ya? Mi jangan diemin gue kayak gini, gue jadi sedih. Coba lo ceritain apa aja yang buat lo marah sama gue." kata Caca kepada Emi yang dari pagi hanya diam.

"Gue ngeliat lo dibonceng sama Ari, kenapa lo bisa deket sama Ari? Kenapa Ca?" tanya Emi dengan tatapan matanya yang menyeramkan.

"Dia yang nawarin Mi, lo tau kan kalau gue suka yang gratis, jadi gue terima." jawab Caca jujur.

"Tapi lo gak suka kan sama Ari?" tanya Emi dan Caca mengangguk.

Terlihat bulan sabit di wajah Emi dan mereka berpelukan. Caca senang, karna Emi mau percaya dengannya. Tapi Caca juga sedikit merasa berdosa karna dia tidak cerita tentang hubungan Caca dan Atta dulu.

Bel istirahat berbunyi, membuat siswa-siswi SMA BANGSA 3 berlarian keluar kelas. Ada yang ke kantin, perpustakaan, atau hanya duduk-duduk di koridor. Tapi hari ini beberapa siswa mengerumuni lapangan sekolah. Entah ada apa di tengah-tengah itu.

KauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang