BAB 27

778 34 0
                                    

Motor ninja Atta kini berjalan dengan pelan saat melihat dari jauh ada seorang cewek yang ia kenal. "Siap-siap dramanya," kata Atta kepada seseorang yang ia bonceng. Didekatkan motornya kepada seorang cewek yang sedang berjalan dengan santai.

"Eh, Caca. Kok jalan sendirian?"

Caca begitu terkejut saat mendengar pertanyaan yang ia yakini jika itu adalah suara milik sahabatnya. Terkejutnya bertambah saat ia melihat sahabatnya, Emi, tengah dibonceng oleh Atta. Karena terkejutnya itu, langkahnya berhenti membuat Atta juga memberhentikan motornya.

"Ca," panggil Emi saat sahabatnya itu hanya diam menatapnya dan Atta.

Caca tersenyum, "biasanya kan juga jalan, Em."

"Mau bareng gak?"
Caca menggeleng dan sedikit tertawa, "gue gak mau ganggu kalian berdua dan gak kayaknya gak muat deh."

Atta yang awalnya diam kini angkat bicara, "kita duluan, Ca. Hati-hati."

Caca hanya tersenyum. Dia juga tidak tahu harus melakukan atau menjawab apa. Melihat kedua orang itu membuat hatinya sakit.

Sebelum Atta menjalankan motornya, Emi mengatakan agar Caca berhati-hati. Lalu dengan tidak merasa bersalah, Emi merangkul Atta dari belakang. Sementara sebelum Atta menjalankan motornya itu, ia menoleh kepada Caca yang juga melihatinya dan setelah itu menjalankan motornya meninggalkan gadis yang ia suka.

3 menit setelah kepergian sang pujaan dengan sahabatnya, Caca masih saja diam. Hatinya begitu sakit melihat Atta dengan sahabatnya. Dan dengan pedenya, sahabatnya itu merangkul Atta tanpa persetujuan darinya.

Sebentar. Apa Caca sedang cemburu? Dan, bukankah Caca yang menghindar dari Atta? Lalu mengapa dia cemburu, sementara Atta dan Emi telah dijodohkan?

~·~

Karena kejadian tadi pagi, Caca dan Emi hanya berbicara sekedarnya walaupun kini mereka telah duduk sebangku. Caca pun bisa melihat wajah Emi yang begitu senang. Seharusnya Caca juga senang, sebab dia sudah berjanji untuk menjauh dari Atta. Tapi, kenapa rasanya Caca ingin menarik Atta.

Sudah 10 menit kepergian Emi, Caca masih di dalam kelas padahal perutnya sudah berbunyi. Waktu istirahat masih tinggal setengah jam lagi. Alasan Caca untuk tidak pergi ke kantin adalah tidak mau melihat kedekatan antara Atta dengan Emi. Hal itu bisa membuat sesak dihatinya.

Seharusnya dia merelakan Atta dengan Emi. Bukannya dia sudah bilang jika Atta adalah hal yang tidak ingin ia fikirkan lagi.

"Kenapa ngelamun?"

Pertanyaan seseorang membuat Caca tersadar dari lamunannya. Ditolehnya seorang yang kini sedang berdiri disamping bangkunya. Seseorang itu tersenyum kepadanya sambil menyerahkan sebuah bungkusan berwarna putih. Caca mengambilnya dengan ragu, "apaan ini?"

"Gue lupa kalau lo habis ulang tahun dan karena tadi malam tiba-tiba ingat, gue kasih kado itu buat lo," kata Rian sambil menggaruk-garuk kepalanya, "selamat ulang tahun, Ca. Sorry telat. Terima ya kado dari gue, semoga lo suka."

Caca tersenyum, "makasih, lo inget aja udah cukup buat gue. Dan ini," kata Caca sambil menggoyang-goyangkan bungkusan berwarna putih ditangannya, "gue bakal terima, makasih."

Rian tersenyum, "sama-sama. Ke kantin yuk, gue traktir deh."

"Beneran?" tanya Caca dan Rian mengangguk. Dimasukkannya bungkusan putih itu ke dalam laci meja. Lalu beranjak dari duduknya. Dengan tiba-tiba Rian menggandengnya tanpa perizinan dulu darinya.

KauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang