BAB 3

1.7K 183 73
                                    

"Telat lagi Ca?" tanya Emi kepada Caca yang sedang duduk terengah-engah di sampingnya.

"Gue bangun kesiangan Mi," jawab Caca.

"Bangun kesiangan atau lo lupa kalau hari ini hari Senin?" tanya Emi. Dia tau kalau bangun kesiangan itu adalah alasan kedua Caca.

"Hehehe, gue lupa kalau hari ini hari Senin. Kan habis libur panjang Em, jadi gue lupa," jawab Caca.

Itulah alasan pertama Caca, yaitu lupa.

"Kebiasaan. Kena hukuman apa lo Ca?" tanya Emi.

"Lari muterin lapangan 5 kali," jawab Caca, "capek gue, udah ada guru masuk gak?"

"Udah dan gue kasih tau Ca, ada murid baru," kata Emi.

"Mana?" tanya Caca saat melihat sekeliling kelasnya.

Semuanya tampak sama. Tak ada yang berbeda.

"Dia dipindah kekelas 12 IPA 2. Padahal tadi dia udah kenalan disini dan duduk dibangku lo," jawab Emi.

"Untung pindah, kalau gak, trus gue duduk dimana," kata Caca.

"Hehehe....Pak Tio yang nyuruh. Lo tau murid baru itu ganteng banget," kata Emi sambil mengingat wajah murid baru tadi.

"Gue kira cewek," kata Caca.

"Kalau udah ada cowok ganteng kayak gitu, bisa-bisa gue naksir sama tuh cowok," kata Emi.

"Yaudah Mi, deketin aja," kata Caca.

"Lo gak mau kan? Mungkin aja kalau gue kasih tau cowok itu, ntar lo naksir," kata Emi.

"Gak Mi, gue gak mau jatuh cinta lagi," kata Caca.

"Beneran?" tanya Emi dan Caca mengangguk.

"Berarti tuh cowok buat gue ya," kata Emi.

"Belum tentu cowok itu mau sama lo," kata Caca sedikit tertawa.

"Jahat amat lo," kata Emi sedikit cemburut.

~▪~

"Mana Mi, cowok baru itu?" tanya Caca.

"Gue juga gak tau, atau dia udah keluar dari tadi," jawab Emi

"Mungkin. Tapi bisa juga dia masih di dalem," kata Caca.

"Kayaknya dia udah pulang Ca. Balik aja yuk," kata Emi dan Caca mengiyakan.

Rumah mereka gak seberapa jauh dari sekolah. Karna itu mereka jalan kaki.

15 menit kemudian, sampailah mereka di depan rumah Caca.

"Gue masuk dulu ya, lo ati-ati di jalan. Semoga aja lo ketemu sama si cowok baru itu," kata Caca saat sudah masuk di halaman rumahnya.

"Oke Ca," kata Emi lalu berjalan menuju rumahnya.

Rumah Emi memang sedikit jauh dari rumah Caca. Setiap pagi dia diantar oleh Papanya, karna satu arah. Tapi jika pulang ia tak mau dijemput. Karna itu Caca pun menemani Emi berjalan kaki saat pulang sekolah.

KauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang