Meet?

13.3K 1.9K 70
                                    

Satu minggu berkenalan dengan Daniel, Jungkook jadi tahu bagaimana latar belakang pemuda yang akhirnya tinggal bersama dengan dirinya dan paman Han. Daniel itu seorang mantan anggota gangster di daerah Daegu. Dia melarikan diri ke Busan dengan keadaan perut yang sobek karena sempat ditikam dengan musuh saat markas besar organisasi nya diserang habis-habisan. Mereka kini sering kemana-mana berdua. Makin hari makin kelihatan lengket seperti perangko dan amplop surat. Daniel dengan sifat hangat nya dan Jungkook dengan sikap kekanakannya. Dua hal berbeda itu menjadi penyatu mereka.

Siang ini Jungkook duduk di depan kipas angin sambil mencecap manisnya es krim. Daniel sedang pergi ke pelabuhan untuk membeli sotong dan udang untuk bahan makan malam. Makin hari Jungkook merasa kalau Busan makin panas seperti di kota. Harusnya Busan itu dingin karena dekat dengan laut yang otomatis angin nya bertiup ke darat semua. Tapi memang dasar saja musim sedang tak bersahabat. Musim peralihan namanya.

"Huft, bosan sekali. Daniel hyung sungguh lama!" Rengeknya pelan. Tangannya memeluk erat boneka totoro abu nya. Tidak ada pasien juga hari ini sepertinya.

"Jungkook-ah! Kemari! Ada bibi Park butuh bantuanmu!" Itu suara paman Han dari klinik. Jungkook bangun dari tempatnya, berjalan lesu seolah tak ada tenaga. Ekornya bergerak malas dan telinga kecilnya menutup. Ia benar benar malas. Malas untuk berjalan, malas untuk sekedar mengambil segelas air- pokoknya malas untuk berbuat apapun.

Sampai di pintu klinik, Jungkook melihat wanita berumur sekitar enam puluhan itu menjinjing sebuah keranjang. Wajah penuh kerutnya tersenyum. "Kemari sayang. Bibi bawakan pie apel untukmu dan Daniel." Ucapan bibi Park langsung membuat Jungkook sumringah. Ia berjalan cepat menghampiri wanita tua itu, memeluknya erat sampai hampir mengangkat tubuhnya karena saking bersemangatnya kala bau aple kuat menyerbu hidungnya.

"Terima kasih bibi! Aku sayang sekali padamu!" Jungkook berucap ceria dan kedua orang tua disana tersenyum lebar melihatnya. Bibi Park mengingat semuanya, terutama senyum kebapakan laki laki si sampingnya ini ketika menatap Jungkook.

Karena Jungkook nyaris mengingatkan penduduk sekitaran klinik pada Han Sung Woo- bocah kecil yang periang dan memiliki senyum paling manis seantero Busan.

Senyum manis yang tidak akan pernah dilupakan oleh siapapun ketika berpapasan langsung dengan Sung Woo.

.
.

Di lain tempat, tepatnya di gedung pencakar langit milik Taehyung. Pria itu sibuk menenggelamkan dirinya pada berkas-berkas perusahan. Jimin sebagai teman nya hanya merasa kasihan melihat sahabat nya itu menjadi sangat workaholic begitu ditinggal Jungkook pergi. Taehyung seolah tak peduli lagi dengan kebahagiannya.

Karena kebahagiannya sendiri sudah direnggut secara paksa oleh Mingyu brengsek. Dan Taehyung sudah benar-benar menutup hatinya dan anti untuk jatuh cinta kembali. Menurutnya sekarang, cinta hanya menghabiskan waktu dan tenaga. Fokusnya sekarang hanya bekerja, mencari penghidupan yang lebih layak walaupun sekarang hidupnya sangat-sangat layak untuk ukuran seorang pria muda. Ia kembali menjadi Taehyung yang tak tersentuh, tak punya hati dan si mesin pencari uang.

Taehyung mengabaikan semuanya, termasuk kesehatan dan perawatan dirinya. Walaupun ya- Taehyung dengan jambang di dagu nya kelihatan sangat panas dan bahkan banyak karyawannya sendiri jatuh ke dalam pesonanya. Jimin mengkhawatirkan keadaan Taehyung- sangat dan Yoongi selaku kepala pelayan mansion juga sama khawatir dengan tuannya karena Taehyung jarang menyentuh makan yang dimasak koki mansion. Semuanya berujung Jimin yang menghabiskan sampai perutnya besar.

"Busan. Helikopter menunggu. Proyek mu ada masalah." Ucap Jimin. Taehyung langsung berdiri dari singgasananya dan memakai jas Diór nya asal-asalan. "Masalah apa? Kenapa mendadak?"

Little Wolfie +taekook ( ✅ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang