Duduk berdua di tepi ranjang, Jungkook menunduk karena malu. Pipinya memerah jelas. Beruntung temaramnya lampu tidur menyamarkan wajah merahnya. Taehyung tersenyum disebelahnya, menggenggam tangan hybridnya lembut yang tak ayal mendapat suguhan mata bulat terkejutnya. Jungkook tergugu, tak mampu berbicara banyak begitu kecupan hangat penuh afeksi mendarat di punggung tangannya.
"Mendekat, sayang." Sebuah perintah dari sang dominan yang harus dituruti. Maka Jungkook mendekatkan tubuhnya, pipinya di tangkup dan di usap lembut.
"Oh, sweetpea. Manis sekali." Taehyung memuji singkat yang membuat Jungkook makin memerah. Pria itu menarik tengkuk Jungkook mendekat, kening saling bersentuhan yang tak lama digantikan dengan bibir mereka. Jungkook merasakan bagaimana lembutnya bibir pria ini diatas bibirnya, bergerak lembut memagut bibir atasnya rapat. Lenguhan singkat membuat Taehyung tersenyum dalam aktivitasnya. Bibir Jungkook bergetar menanggapi kecupan intensnya, ia mencoba membalasnya dengan hal yang sama kemudian.
'mmh-. . .'
Reflek, Jungkook menaruh sebelah tangan di bahu Taehyung dan yang sebelahnya lagi mengusap rahang dengan lembut. Tak lama, Jungkook sudah ada diatas pangkuan Taehyung dengan pinggang yang diberi usapan menggoda. Baju serta bawahan yang dipakai Jungkook sudah teronggok di dekat kaki ranjang, menyisakan tubuh berbalut kulit putih yang berkeringat dan terengah bebas. Taehyung melepas ciuman intensnya dan mengganti dengan kecupan akhir yang manis.
"Jungkook ku, sweetpea. Bahkan Marilyn Monroe kalah cantiknya denganmu. Di bawah tanah sana mereka berteriak karena iri dengan kecantikanmu." Kata-kata manis itu tak ayal membuat Jungkook terbang ke angkasa. Lehernya dibubuhi kecupan menyeret nan manis dan tentu saja sesudahnya banyak jejak saliva disana. Usapan lembut terasa dari tengkuk hingga tulang ekor serta remasan lembut menggairahkan di bongkahannya oleh Taehyung membuat Jungkook mendeguk dibawah derai nafasnya.
"Aku merindukanmu, manis. Sangat. Bahkan rasanya tak bisa hidup dengan baik tanpamu." Bisik Taehyung. Wajahnya turun ke depan dada sang hybrid, memberi satu jilatan sensual pada putih yang membengkak akibat sentuhan ujung jari Taehyung. Pangkal rambutnya diremat kuat oleh Jungkook begitu dengan sengaja sang pria menggigit dan menarik putingnya diantara gigit, menghisapnya kuat hingga membuat hybrid manisnya menggelinjang nikmat.
"T-taehyung-ie. . . aku juga merindukan- mngh. . ." Kepala Jungkook mendongak dengan mulut membuka ketika merasakan dua jemari lolos memasuki lubang sempitnya. Ekor abunya bergerak mengikat pergelangan tangan Taehyung, berusaha untuk menahannya sekaligus memberi sinyal agar menggerakkan jemari di dalam sana.
Seolah patuh, Taehyung menggerakan dua jemarinya pelan, merasakan bagaimana ketat, basah serta hangatnya lubang milik Jungkook. Ia suka, sangat suka melihat bagaimana Jungkook mengais nafasnya dengan melengkungkan tubuhnya. Desah kerasnya tak lama terdengar begitu dengan sengaja di dalam sana Taehyung menyentuh bundalan sebesar kacang kenari yang dinamakan prostat, memainkannya dengan kurang ajar yang membuat Jungkook merintih memohon agar menekannya hingga sesak.
"T-taehyung-ie, mmh- aku sudah t-tidak sanggup- AHH!"
Splurt
Tubuh semampai itu mengejang begitu mencapai klimaksnya, mengeluarkan banyak cairan semen yang mengotori tubuh bagian depan Taehyung. Pria itu tersenyum lantas mengeluarkan jemarinya dari dalam sana yang berlumur cairan lubrikasi Jungkook lalu menyesap hikmat merasakan rasa manisnya.
"Sudah lelah hm?" Jungkook mengangguk, tangannya memeluk manja leher Taehyung dan kepalanya mendusal disana guna mencari kehangatan. Tubuhnya masih sedikit mengejang, mengeluarkan sisa sisa cairan klimaksnya hingga akhirnya lemas.
"Bahkan ini baru awal, sayang. Masih belum menyentuh setengah malam yang kita sepakati diawal." Jungkook merengek dan Taehyung meremas kedua bongkahannya gemas yang langsung membuat hybrid itu mendesah tertahan.
"Cukup nikmati saja perlakuan yang akan ku berikan, sweetpea. Ku jamin kau akan melupakan rasa lelahmu sekarang."
.
.Dari balik gorden tipis, bulan bersinar. Menerangi kedua anak adam yang sibuk berbagi nafas dan gairahnya. Dinginnya pendingin udara yang dihidupkan seolah tak mempan, mereka berdua mandi keringat. Taehyung mengukung tubuh mungil hybridnya, bergerak statis diatas sembari menggeram rendah merasakan bagaimana baiknya lubang Jungkook yang ketat membalut miliknya posesif. Dari sini Taehyung menatapi keturunan aphrodite yang sibuk melenguh manis. Pemandangan yang sungguh langka dan mahal, bahkan pemandangan pohon sakura yang sedang berbunga akan kalah.
Mulut yang terbuka mengambil nafas, mata sayu nyaris memejam, wajah yang berkeringat dan memerah ibarat sebuah paket lengkap dari seorang hybrid Jungkook ketika bercinta. Erotisnya mengalahkan siapapun bintang film dewasa yang pernah Taehyung tonton saat remaja dulu. Pemadangan yang sangat terbatas dan hanya bisa dinikmati dengan bercinta saja.
"anghh- t-taehyung-ie. . . p-pelan s-sedikit. . hnghh."
Tadinya Taehyung ingin melakukan gerakan vanilla, tapi rasanya kurang pas dengan suasana bercintanya. Terlebih lagi Jungkook pemicu dari gerakannya yang kasar. Ia hanya tak tahan melihat wajah Jungkook yang seolah mengisyaratkan dirinya untuk bergerak kasar.
"Sialan- hhh, sempit sekali- sweetpea. Lama juga kita tak melakukannya." Hilang sudah akalnya. Taehyung menarik tangan Jungkook agar memeluk lehernya erat sementara dirinya menghujam kasar hingga rasanya mampu membuat bola mata memutar. Ini sangat nikmat bahkan hal ini bukan yang pertama. Ini adalah sex yang kesekian kalinya dengan Jungkook.
Rasanya seluruh desahan dan geraman berat memenuhi penjuru suite yang disewa oleh Taehyung beberapa minggu ke depan ini. Jungkook sibuk meracau di telinga Taehyung sambil menyibukkan diri mencakari punggung tegap nan lebar idaman kaum adam dan hawa.
'AHH! T-TAEHYUNG-IE!!'
'SHIT! JUNGKOOK-IE!!'
Keduanya mencapai klimaks saat jarum pendek menunjukkan tepat pukul empat pagi. Menghabiskan waktu hingga pagi menjelang berdua tidaklah buruk. Lain kali mungkin mereka akan melakukannya lagi. Keduanya sibuk mengatur asupan oksigen yang rasanya sangat terbatas ketika sesi panas berlangsung tadi. Taehyung mengecupi wajah manis yang berkeringat banyak, membagi semua afeksi yang dimilikinya kepada sang hybrid.
Taehyung menolak melepas miliknya yang masih setia mendekam disana lantas ia berguling, memeluk tubuh mungil dalam dekap hangatnya. Selimut tebal melingkupi tubuh keduanya guna memberi kehangatan dikala dingin mulai terasa di kulit. Jungkook menatap mata sang pria, menguncinya hingga Taehyung merasa dirinya makin jatuh ke dalam pesona kelereng hitam Jungkook nya. Sang hybrid memajukan wajahnya, berinisiatif untuk memberi kecupan lembut di bibir tebal prianya.
"Aku menyayangi Taehyung-ie. Jangan pergi lagi, ya?" Taehyung terkekeh lantas membalas kecupan manis tadi di kening Jungkook. "Taehyung-ie juga menyayangi Jungkook-ie. Janji tidak akan pergi lagi. Kita akan terus berdua selamanya hingga maut memisahkan." Ikrar nya kemudian. Jungkook mengulurkan jari kelingkingnya yang kecil, menyambut ikrar yang Taehyung ucapkan barusan.
"Pinky promise dengan Jungkook-ie?" Taehyung terkekeh pelan dan menyambut uluran kelingking sang kekasih hybridnya dengan kelingking miliknya. "Pinky promise dengan Jungkook-ie nya Taehyung-ie." Kedua nya tersenyum dan kembali saling memeluk erat tanpa menyisakan jarak sedikit pun.
Pada akhirnya waktu dan takdir menyerah kepada tulusnya hati mereka dengan mempertemukan keduanya kembali, mengikat mereka dalam sebuah janji untuk selalu bersama hingga maut memisahkan.
.
.
.
.wHy gue bisa ngetik se-puitis ini yatuhan😭😭😭
iNi manis pake banget, gemeteran juga pas ngetiknya 😥😥😥😥😥
Bagi kalian, selamat membaca. Awas ini mengandung manis berlebih lho.Special tag sayangkooo♡♡
Kim_Maritza17
jeonutopia
browneyss
jeonnun
taelkom
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Wolfie +taekook ( ✅ )
أدب الهواة[ Written in Bahasa ── Buku Satu Selesai ] Taehyung, seorang pria kaya dengan posisi tinggi- bertemu dengan hybrid serigala cantik. Berencana ingin memiliki hybrid yang diberi nama Jungkook itu sebagai budak seks nya. Tapi semuanya seakan hilang beg...