"Oke. Ini hari terakhir shooting... uhmmm..." Ron selalu benci bagian ini. Ia tidak pernah pintar memberikan kata-kata terakhir yang memotivasi, atau setidaknya sedikit berkesan di hati. Tidak pernah ada yang bilang padanya bahwa ketika ia menjadi sutradara ia tetap harus berhadapan dengan publik, memberikan sepatah dua patah kata di depan banyak orang. Tentu, ia bisa memerintah dan memberikan instruksi dengan baik selama itu berhubungan dengan scene di filmnya. Tapi inti dari Ron berhenti dari kelas akting bersama Harry dan menekuni pekerjaan sebagai sutradara adalah untuk berada di belakang layar, yang artinya ia bisa tetap terlibat produksi film tanpa harus berhadapan dengan terlalu banyak sorotan.
Ron mendengar kekehan jahil Harry di sebelahnya, "Oke... ini akan memakan waktu lama, jika kalian menunggu Ron menyelesaikan pidatonya." Harry tahu ia mungkin akan dianggap tidak sopan memotong pidato 'singkat' Ron, sutradanya yang dengan kata lain orang yang mempekerjakan Harry di film ini, tapi melihat wajah Ron memerah sambil berusaha memberikan deathglare ke arahnya adalah sesuatu yang menyenangkan. Harry bangga pada kemampuannya untuk menjadi annoying.
"Whatever... Intinya, kalian sudah bekerja keras." Ron menyisir ke belakang rambut merahnya dengan gugup lalu kembali menatap ke arah seluruh artis dan crew-nya. "Saya menghargai kerja keras kalian dan semoga mereka yang menonton film ini juga dapat memberikan penghargaan yang sama. Thank's." ujarnya sambil menutupnya dengan senyum tipis yang berkesan kikuk. Lalu tepuk tangan membahana di seluruh ruangan, Ron tidak bisa melihatnya karena Harry memeluknya erat sekali sambil mengacak-acak rambutnya.
"You did a great job, Ron!" ujar Harry yang kini mem-pittingnya, sambil tertawa-tawa bahagia sekali. Ron mengingatkan dirinya bahwa meskipun Harry berbadan pendek dan cukup kurus, ia punya tenaga yang cukup besar dan dia terkadang lupa soal hal itu.
"Shit! Oxygen!!!" teriak Ron sambil menjauh dari Harry dan bernafas dengan terengah-engah. Ia bisa mendengar tawa dan beberapa kikikan geli. Ron sejujurnya sangat kesal dengan tingkah Harry yang terkadang menjadi maniac ketika terlalu senang. Tapi yah... dia tidak bisa bohong kalau dia juga bahagia saat ini.
Jadi, oke. Sepertinya sesekali membiarkan Harry memeluknya seerat itu tidak terlalu buruk.
Tiba-tiba saja Ron merasakan tepukan ringan di pundaknya. Ketika berbalik ia menemukan senyum dingin di wajah Draco Malfoy. "Kerja bagus, Ronald Weasley..." Ron tersenyum lebar dan menyambut jabat tangan dari pria itu. Lalu pemuda pirang itu berdehem ringan, menatap Harry yang kini berdiri di belakang Ron, berdiri terkaget-kaget melihat seorang 'DRACO MALFOY' mendatangi lebih dulu sutradaranya dan memujinya...? Really? Ini hanya berarti dua hal, jika Draco Malfoy tidak baru saja terbentur sesuatu atau ia mungkin mendapat kabar bahwa esok kiamat dan memutuskan untuk bersikap sedikit lebih manusiawi sebelum mati? Entahlah.
Ron menyingkir sedikit dan membiarkan Draco dan Harry memiliki sedikit ruang. Selama beberapa saat seluruh nafas di ruangan itu seperti terhenti. Semua perbincangan seperti masuk ke mode mute. Ini bukan tanpa alasan hal ini menjadi begitu luar biasa. Karena sebagai lawan main di sebuah film yang memakan waktu produksi cukup lama, dua orang ini tidak pernah terlihat akur. Ron biasanya, untuk film-film sebelumnya, lebih dipusingkan oleh tuntutan ini itu dari produser. Untuk film ini, entah bagaimana sebagian besar stres Ron terpakai untuk memastikan bahwa dua aktor utama di filmnya tidak mulai saling bunuh begitu kamera berhenti merekam ekspresi saling jatuh cinta di mata keduanya. Ron menghargai profesionalisme mereka di depan kamera, tapi alangkah bersyukurnya Ron jika ia sehari saja bisa shooting dengan tenang tanpa mendengarkan perdebatan mereka.
Draco Malfoy menegakkan sedikit postur tubuhnya kini, berdiri menatap Harry dengan tatapan dingin yang sama seperti biasanya, dan dengan kadar kebencian yang entah kenapa rasanya hanya ia tujukan pada Harry. Harry menatap balik dengan sedikit api kemarahan dan sedikit rasa penasaran. Draco menarik nafas dan mulai bicara, "Kau juga tak begitu buruk, Potter..." dan seringaian tipis menghiasi wajah tampan Draco. Harry untuk beberapa saat lupa bahwa ia bisa bicara, jadi ia hanya diam di situ selama beberapa detik dan memproses bahwa kejadian barusan memang benar-benar terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Sudah Terbit] Folie à Deux 🌟 Drarry [⏹]
Romance"Terkadang, kita merasakan kenyataan dalam kebohongan." Atau Draco dan Harry terpaksa bertingkah seperti sepasang kekasih untuk mendongkrak popularitas masing-masing. Harry Potter dan keinginannya untuk keluar dari sebutan 'aktor kelas dua'. Sement...