BAB 36

1.5K 312 8
                                    

"Harry, aku tahu kau selalu menghindari pertanyaan ini dengan jawaban ambigu. Tapi sekali ini saja..." Harry menegakkan duduknya dan melebarkan senyum aktor tampannya. Ia tahu apa yang akan Graham Norton katakan saat ini padanya. "You can take your time, but please, as a good friend of mine... Can you answer it as honest as you can?"

Harry mengambil gelas berisi air dingin yang ada di depannya. Meminumnya seteguk dan membiarkan semua orang menunggu Mr. Norton menyelesaikan pertanyaannya. Ya, Graham Norton adalah sedikit dari selebritis Inggris yang tetap mengakui karir cemerlangnya setelah skandal dengan Cedric. Ia pernah berkomentar pada sebuah wawancara majalah fashion dari Perancis ketika ditanya mengenai aktor Inggris cilik yang punya bakat gemilang untuk bertahan di Hollywood. Mr. Norton menyebutkan namanya dalam list.

Harry bertanya-tanya sampai saat ini apa itu semata-mata karena kebaikan hatinya? Atau karena baru belakangan ini Mr. Norton adalah salah satu publik figur yang peduli terhadap kaum gay? Entahlah.

"Apa pendapatmu mengenai dihapusnya hak waris Draco Malfoy?" Harry berhenti sesaat dari berpikir. Mengosongkan pikirannya dan fokus pada kancing lengan jasnya yang sepertinya tidak dijahit cukup rapi dan terasa longgar.

Harry menatap balik Mr. Norton, "Apa pentingnya pendapatku?" Harry berkata, nadanya keluar lebih dingin dibanding yang ia harapkan. Ia mendengar beberapa nafas tertahan di bangku penonton.

Mr. Norton tersenyum lebar, senyum kebapakan yang ia pamerkan pada sampul majalah yang sama ketika ia menyebutkan nama Harry. "I don't know. Tapi beberapa pihak berpendapat bahwa hal itu ada kaitannya denganmu..."

"Bagaimana bisa Aku berkaitan dengan urusan keluarga Malfoy?" Harry merasa suara yang keluar dari mulutnya makin berani. Nyaris seperti bukan suaranya sendiri. Seperti orang lain yang berbicara, namun memang masih suara Harry yang keluar.

Ada kilat kecewa di wajah Mr. Norton, tapi ia masih tetap mempertahankan senyum kebapakaannya. "Honestly? I don't know."

Harry tersenyum. Melihat lawan bicaranya menyerah. "Pendapatku..." Harry memotong kalimatnya sejenak. "Ini bukan soal Malfoy atau bukan. Atau ada hubungannya denganku atau tidak. Pendapatku adalah bahwa keluarga manapun yang membuang anaknya hanya karena ia memilih untuk mencintai siapapun yang ia cintai, tidak peduli gender atau dari ras apa orang itu. Mereka sudah kehilangan sesuatu yang berharga."

Jawaban Harry membuat seisi studio terdiam. Tidak ada riuh tepuk tangan atau kode dari koordinator penonton di studio untuk bertepuk tangan. Tapi Mr. Norton tersenyum lebar, "Yah... Kurasa kau tetap Harry Potter yang sama seperti yang dulu." Dan senyum kebapakannya yang ia lempar ke arah kamera menjadi kode untuk tepuk tangan para penonton.

.

.

.

Beberapa hari kemudian Cedric muncul dengan senyum kebanggaannya. Boys charm yang masih bisa memikat banyak orang di sebuah pameran sastra. Dan berkesempatan membacakan sebuah puisi.

Setelah bait terakhir yang indah.

"If being wrong's a crime, I'm serving forever

If being strong's your kind, then I need help here with this feather

If being afraid is a crime, we hang side by side

At the swingin' party down the line"

"Puisi tadi karya Ella Marija Lani Yelich-O'Connor. Pada intinya bahwa menajdi berbeda bukan sesuatu yang salah. Dan saya ingin menjadi salah satu yang membantu menyebarkan pesan itu." lalu tarikan nafas dalam dan matanya menatap ke satu-persatu kamera yang ada di ruangan. "I'm bisexual, that's real and fine. Thank you."

Lalu Cedric Diggory turun dengan langkah tegap. Menuruni panggung dengan santai ketika dari kiri-kanan para reporter menyerbunya.

Semua majalah gosip, cetak maupun online membicarakannya.

Dan mau tidak mau pernyataan Harry beberapa hari sebelumnya di Graham Norton Show dituding sebagai pemicunya.

.

.

.

[Sudah Terbit] Folie à Deux 🌟 Drarry [⏹]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang