Draco baru saja menyelesaikan beberapa berkas perjanjian yang harus diperiksanya, menandatangani beberapa yang sudah lulus sensor olehnya. Ketika telepon dari Hermione masuk ke ponsel pintarnya. Draco yang masih punya sisa satu berkas di tangannya untuk ditandatangani, berhenti sekejap.
"Halo?"
"Apa Harry meneleponmu?" Suara Hermione terdengar khawatir. Khawatir yang berlebihan. Tapi jika kau seorang manajer artis yang begitu kau sayang, Draco bisa memahami sikap protektif Hermione pada Harry.
Dan Draco jadi teringat bahwa Harry melanggar janjinya untuk menelepon sore tadi setelah selesai pemotretan.
"Uhmmm... belum..." Draco yang menjawab sambil menyelesaikan berkas terakhirnya menjadi tertular kekhawatiran Hermione.
"Shit!" Draco mendengar tarikan nafas yang terdengar dipaksa. Ada suara lelaki di belakang Hermione. Mereka berdiskusi tentang sesuatu. Ada nama Harry dan Cedric di sela diskusi bisik-bisik. Draco mengernyit beberapa detik. Menunggu pembicaraan dua orang itu terhenti dan mulai melibatkannya kembali.
"Dengar... aku minta kau untuk tidak panik... karena kami sudah panik. Dan kami butuh bantuan dari seseorang yang peduli pada Harry dan paling penting tidak panik." Hermione akhirnya berbicara.
Draco hanya menggumam mengiyakan, membiarkan Hermione menjelaskan. "Oke. Jadi, apa Harry sudah cerita soal Cedric mulai kembali menghubunginya lagi?"
"Harry tidak cerita... well... Tapi kau tahu perkelahian kecilku dengan Cedric kan?"
"Oh iya... yang kau mematahkan hidungnya kan? Good job, by the way..."
Draco terkekeh, senang mereka berbagi perasaan tidak suka yang sama pada Cedric. Cara terbaik untuk mengakrabkan diri adalah berbagi kebencian yang sama pada suatu subjek. Setidaknya begitu di keadaan Draco saat ini dengan Hermione.
"Oke... kembali ke intinya... Tadi ketika pemotretan, Cho Chang menelepon..."
Draco langsung saja menggumamkan keheranannya, "Cho Chang?"
"Ya kan? Bukankah aneh kau menghubungi selingkuhan mantan kekasihmu dan membuat perjanjian untuk melakukan pertemuan?" Hermione terdengar lega mereka berbagi perasaan janggal yang sama. "Dan entahlah... Kau tahu akhir-akhir ini Harry sedikit distant... karena beberapa minggu terakhir sangat menyibukkan, Harry tidak sempat pergi untuk konsultasi rutinnya. Dan selain itu aku tidak terlalu rutin memperhatikan apakah ia meminum obat anti depresannya."
Draco baru dengar hal ini. Ia tidak tahu bahwa Harry punya dosis rutin anti depresan. "Anti depresan...?"
"Yah... Dia sedikit, aku tidak ingin menggunakan istilah ini. Tapi ia mengalami relapse ketika kau tahu... ketika kau menolak bicara dengannya. Tidak sampai percobaan bunuh diri tapi... aku tidak bisa menjelaskannya. Yang jelas sekarang aku kehilangan jejak Harry setelah ia pulang dari rumah Ron." Hermione kembali pada mode paniknya.
"Kau sudah pergi ke apartemennya? Mengeceknya? Siapa tahu ia langsung pulang ke apartemennya dan tidur?" meskipun Hermione sebelumnya berkata untuk tenang ia tidak sepenuhnya tenang. Bagaimanapun ini adalah Harry. Pria dengan pemikiran yang luar biasa indah dan sekaligus mematikan. Tapi jika Hemrione berpikir bahwa tenang adalah apa yang Harry butuhkan, meskipun secara teknis bukan Harry yang memintanya secara langsung. Ia akan mencoba melakukannya.
"Aku sudah meminta penjaga apartemennya untuk mengecek ke kamarnya. Dan sistem keamanan mereka bilang tidak ada aktivitas apapun dari CCTV di dekat lorong apartemen Harry. Jadi, itu berarti ia belum pulang." Draco mendengar suara seorang pria di belakang Hermione yang berteriak "Sebaiknya kita pergi sambil mencari Harry!" Sepertinya Ron. Siapa lagi lagipula?
KAMU SEDANG MEMBACA
[Sudah Terbit] Folie à Deux 🌟 Drarry [⏹]
Romance"Terkadang, kita merasakan kenyataan dalam kebohongan." Atau Draco dan Harry terpaksa bertingkah seperti sepasang kekasih untuk mendongkrak popularitas masing-masing. Harry Potter dan keinginannya untuk keluar dari sebutan 'aktor kelas dua'. Sement...