BAB 26

1.8K 337 35
                                    


Kita bertanya pada kepalsuan

Berdiri di tengah penderitaan, kita diakibatkan

Hilang ditelan keraguan

Suara teriakan, sedu sedan, dalam senyap

Kita bertanya pada kepalsuan

Tentang hidup, tentang makna

Tentang cinta

Tak bermakna

Jika cinta adalah kepalsuan

Maka kepalsuan, biarkan aku bertanya

Dapatkah kita bertukar peran sekedar aku dapat merasakannya?

.

.

.

+Squidwardhopesanddream SmittyWerbenjagermanjensen

DracoMalfoy so, you miss 'Him'?

+Draco Malfoy DracoMalfoy

SmittyWerbenjagermanjensen I can't answer your question without you elaborate who's him?

+Squidwardhopesanddream SmittyWerbenjagermanjensen

DracoMalfoy You know who. And btw UR pretty bad liar

.

.

.

"Kau tidak perlu menyalakan televisi jika kemudian yang kau pilih adalah saluran dengan acara gosip murahan, 'Mione..." Harry keluar dari kamar dengan kernyitan. Ia mendengarkan sekilas sebelum Hermione buru-buru mematikan alat elektronik yang dibicarakan Harry barusan.

"Sorry... Biasanya kau makan waktu lebih lama untuk mandi?!" Hermione mengambilkan mantel Harry dan membantu aktor kesayangannya dan sumber penghasilannya itu untuk mengenakannya.

"Kau sendiri yang bilang kita terlambat..."

"Tidak juga sebenarnya. Pertemuan diadakan jam 10, sekarang baru jam 8 lebih 13 menit." Sebelum Harry sempat protes karena Hermione sekitar 10 menit yang lalu masuk ke dalam apartemennya dan mengganggu rutinitas pagi santai ala Harry yang sedang menyeduh kopi, dan berteriak-teriak soal jadwal padat dan keterlambatan. Mendorong Harry memasuki kamar mandi dan mengancam menelanjangi Harry jika Harry lebih memilih keluar lagi dari kamar mandi dan melanjutkan proses pembuatan segelas kopi paginya.

"Aku mengatakan terlambat untuk estimasi mandimu yang biasanya melebihi sejam..." Harry tidak jadi memprotes, mulutnya tertutup kembali karena Hermione punya point bagus di situ. Ia memang biasanya menghabiskan waktu yang lama di kamar mandi.

"Oke..." Harry menyabet sepotong roti bakar yang dibuatkan Hermione, mengunyah sambil merapikan rambutnya dengan tangannya.

Hermione menatap Harry sesaat. Memperhatikan keseluruhan figurnya. Mencari-cari sesuatu di ekspresi wajah Harry. Sesuatu seperti kesedihan. Kehilangan. Kerinduan.

Tapi Harry masih berekspresi seperti biasa. Seperti sebelum-sebelumnya, sebelum segala urusan dengan Draco Malfoy ini dimulai.

"Aku tidak apa-apa." Hermione menatap terlalu lama tanpa sadar ketika Harry menatap balik.

"Yah. Aku tahu tapi..."

"Kita tidak akan membahas ini." lalu Harry memutari meja dapurnya dan menyimpan piringnya di wastafel. Lalu meraih ke mug kesayangannya yang bertuliskan I(heart)London, menyeruput jatah kafein paginya. "Setidaknya tidak di pagi hari."

[Sudah Terbit] Folie à Deux 🌟 Drarry [⏹]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang