DUA BELAS

41 19 0
                                    

Sye mendengar semua kabarnya, yang dia rasa akan terjadi ternyata nyata. Sye mendapat kabar bahwa arga dan tan resmi pacaran dan sudah menjalani hari pertama mereka sebagai pasangan kekasih. Karena mereka sama-sama cukup dikenal kalangan sekolah, maka kabar tersebut pun mengalir dengan cepat sampai ke telinga sye dan feli.

Sye tidak terlalu terkejut dengan kabar tersebut. Karena dia sudah ada pikiran dari dulu bahwa mereka akan pacaran.

Sye hanya terdiam dan berusaha bersikap tenang. Jujur saja, walaupun dia sudah tidak memikirkan arga lagi atau bahkan mempunyai rasa seperti nya pun berkurang, tetapi saat tahu kabar itu hati sye ternyata tidak biasa tenang dan merasa gaduh.

Dia tidak bisa membohongi perasaannya lagi karena hati sye merasa terluka dan pedih. Dia seperti disakiti dua kali oleh arga.

Saat pembelajaran pun sye tidak baik-baik saja, dia banyak diamnya dan termenung. Beberapa kali dia berbicara tidak ada yang nyambung dengan obrolan.

Feli sudah paham dan sudah membaca bahwa sye bersikap seperti ini karena kabar tentang galang. Hanya saja, dia sedang berusaha menyimpannya dan tidak menangis karena dia sudah berjanji kepada feli.
Feli mengelus punggungnya dan tatapan mereka bertemu seperti satu batin, paham dengan suasana tanpa harus bertanya dan membicarakan. Sye mengangguk dan kembali mengalihkan pandangan.

**

"Gue pulang duluan ya fel" sye izin untuk tidak pulang bareng dengan feli. Feli mungkin memahaminya dan mengangguk.

"Iya, gue juga sekarang dianter pulang sama marco kok. Lu istirahat dirumah aja"

"Maaf ya fel, besok kita bisa pulang bareng lagi kan?"

"Iya tenang aja" feli tersenyum sambil mengelus rambutnya sye.

Sye mengangguk dan menyandang tasnya berlalu keluar kelas sampai feli kembali menahan tangannya di depan kelas. Sye kembali menoleh kearah feli.

"Sye, jangan di pikirin ya. Lu jangan kayak dulu lagi plis. Gue khawatir" terlihat dari muka feli seperti orang yang sedang sangat khawatir dan matanya merah menahan tangis.

Sye tersenyum lebar dan memegang pundak sahabatnya itu

"Engga fel, Tenang aja. Lu emang sahabat gue yang baik." Sye memeluk feli dan membalas pelukannya.

Sye pun berlalu pergi dan berjalan menuju parkiran. Feli, memang seorang perempuan yang sangat dia sayangi. Bagi dia, feli adalah satu satunya teman yang dia punya. Sye terbilang tidak terlalu mempunyai teman. Hanya beberapa, selebihnya teman sapaan biasa. Dia tidak hobi mengoleksi teman yang banyak hanya untuk terlihat eksis dan keren. Teman itu dipunya untuk bisa menjadikan mempunyai suatu kebahagiaan, solidaritas, pengalaman, dan kebersamaan. Tanpa adanya kemunafikan yang semakin menggila. Maka dari itu, sye begitu berhati-hati menjadikan seseorang itu temannya.

**

Diperjalanan menuju rumah, sye membawa kendaraannya lebih pelan dari biasanya. Kadang dia termenung dan nyaris menabrak gerobak ketoprak yang berdiri pinggiran jalan. Atau beberapa kali sye diklakson kan oleh orang karena membawa motor terlalu pelan tetapi tidak menepi.

Dirumah pun sye tidak heboh seperti biasa yang selalu ngomel atau sepulang dari sekolah dia langsung membaca komik yang dia suka. Dia hanya tertidur, bermalas-malasan dikasur, mendengar kan musik di ponselnya dan tertidur kembali.

Galang, sye ingin sekali rasanya mengabarkan galang. Menanyakan dia sedang dimana atau ngobrol sebentar saja dengannya. Tetapi dia terlalu malu untuk memulai pesan duluan, gengsi nya memang lebih tinggi daripada keinginannya.

**

Setelah mandi, sye mengering kan rambutnya dengan hair dryer  lalu ponselnya berbunyi notifikasi line dari galang 

IM SORRY I DID IT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang