"Eomma!!! Eomma!!!" panggil Minhyun sambil berlari memasuki rumah orang tuanya
Minhyun tidak peduli lagi dengan suasana sepi dan hanya tertuju ke arah kamarnya dimana ia yakin Jaehwan seharusnya beristirahat disana..
"Eomma.."
Minhyun memanggil kedua ibu yang sedang membujuk Jaehwan untuk ke dokter..
"Jae... Sayang..." panggil Minhyun lagi dan langsung menaiki ranjangnya
Ia memegang kening Jaehwan untuk merasakan suhu tubuhnya yang cukup tinggi..
"Jaehwan kenapa, eomma??" tanya Minhyun dengan nada khawatir
"Tadi siang tidak apa-apa, Min.. Setelah makan siang Jaehwan bilang mau tidur siang.. Tau-tau jam empatan tadi, dia nggak menyahut saat eomma memanggilnya.. Jadi eomma cek dia di kamar dan ternyata Jaehwan demam.."
"Coba kamu bangunkan.. Dari tadi Jaehwan cuma diam setelah muntah dan menggigil seperti itu.."
Minhyun mencoba melonggarkan genggaman Jaehwan pada selimut tebalnya..
"Jaehwanie.. Sayang... Ini, Minhyun hyung.. Jae.. Kita ke dokter ya..." bujuk Minhyun sambil mencoba membangunkan Jaehwan
"H-hyyung.. dingin.."
"Iya, Sayang.. Hyung tahu.. Kita ke dokter saja ya..."
"Min sebaiknya kamu panggil dokter kandungan Jaehwan ke rumah.. Takutnya Jaehwan makin nggak enak saat perjalanan di mobil.."
Minhyun dengan segera mengambil handphone yang disimpannya di saku jasnya untuk menghubungi dokter kandungan yang menangani Jaehwan...
Ia juga beranjak sejenak dari ranjangnya untuk membuka jas dan dasi yang masih menempel rapi di tubuh jangkungnya..
"Bagaimana?? bisa??"
"Bisa.. sebentar lagi dokternya menuju kesini.. Harus menangani satu pasien dulu katanya.."
"Jaehwan.. Jaehwan, sayang.."
Minhyun kembali duduk di ranjang tepat di samping Jaehwan, ia membelai-belai rambut Jaehwan dan menciumi pipinya..
"Eomma keluar dulu ya.. Kalau ada apa-apa panggil saja..."
"Jangan marah lagi sama Jaehwan.. Takutnya dia begini karena kaget dengan sikapmu.." bujuk nyonya Hwang pada anak kandungnya yang hanya mengangguk
Minhyun menatap wajah Jaehwan dimana pria imut yang dinikahinya berusaha untuk tidur di tengah ketidaknyamanannya...
Minhyun sedikit berbaring menyamping, bertumpu pada sikunya yang menahan kepalanya.. Satu tangannya terus membelai-belai wajah Jaehwan.. Sesekali ia mengecup bibir Jaehwan penuh sayang...
"Maaf, sayang..." bisik Minhyun dengan air mata yang menetes tanpa seijinnya
Minhyun mencium kening Jaehwan, merasa bersalah telah memarahinya bahkan tidak memperdulikannya.. Puluhan misscall dari Jaehwan yang telah diabaikannya membuat Minhyun menyadari sifatnya lebih jelek dari Jaehwan yang ambekan..
.
.
."Bagaimana dokter?? Jaehwan kenapa??"
"Jaehwan sepertinya salah menkonsumsi makanan.. Saya sudah menyuntikan antibiotik dengan dosis rendah.. Tolong pastikan dia minum banyak air putih ya... Karena dalam kondisi hamil, tidak banyak obat yang boleh di konsumsinya apalagi masih dalam trimester pertama.. Kompres saja dengan handuk yang sudah direndam air dingin.."
"Janinnya bagaimana dokter?? Baik-baik saja kan??"
"Tidak apa-apa.. Yang penting demamnya turun dulu.. Karena bahaya terjadi kecacatan pada bayi kalau demamnya terlalu tinggi.. Setelah di cek tadi, demamnya 38°.. Kalau bisa harus segera turun.."
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Begin Again
FanfictionSudah biasa bagi pasangan muda membicarakan planning mereka untuk memiliki keturunan.. Dan kehamilan memang hal yang ditunggu oleh pasangan yang baru menikah.. Jaehwan selalu membayangkan akan menjadi hal yang luar biasa jika ia bisa mengandung anak...