"Hyung..." panggil Jaehwan dengan suara pelan berusaha untuk menahan langkah Seongwoo dan Daniel yang berjalan lebih dahulu di depannya
Hari ini Jaehwan sengaja pergi untuk menemani kedua pasangan ini mencari-cari keperluan untuk pesta pernikahan mereka yang sudah semakin dekat, namun tiba-tiba, kepalanya menjadi sangat pusing setelah lama berjalan...
"Hyung.. Niel.. Tunggu..."
Jaehwan berusaha mengencangkan suaranya agar mendapat perhatian dari mereka...
"Hyu~~"
"AAAHH!!!"
"Ada yang pingsan.."
"Eh!! Eh!! Tolongin..."
Mendengar suara keramaian dari belakang, Daniel pun membalikan badannya dan seketika terkejut melihat Jaehwan yang tergeletak pingsan..
"Hyung!!! Jaehwan!! Jaehwan!!!"
Mereka segera mendekati Jaehwan dan berusaha membangunkannya..
"Jaehwan keringat dingin, hyung.. Kita ke rumah sakit saja..."
"Ayo.. Ayo!! Jae.. bangun.. bangun, sayang..."
"Sudah hyung.. aku gendong saja..."
Daniel buru-buru menggendong Jaehwan, berjalan lebih cepat ke arah parkiran..
.
.
.
."Gimana hyung???" tanya Daniel
"Nggak di angkat telponnya.."
"Coba lagi..."
Seongwoo terus berusaha menghubungi Minhyun untuk mengabarkan keadaan Jaehwan, namun tidak satupun panggilannya terjawab...
"Coba pakai handphone Jaehwan, hyung.. Mungkin Minhyun hyung mengiran hyung mau ajak keluar.. Kalau Jaehwan yang telpon kan, Jaehwan lebih penting untuknya.."
Beberapa kali Seongwoo menghubungi Minhyun dengan handphone Jaehwan, namun hasilnya tetap sama.. Tidak ada jawaban satupun dari Minhyun...
"Pasti meetingnya sangat penting..."
"Kucoba telpon ke kantornya saja.."
"Kamu punya nomor kantornya??" tanya Daniel
"Siang, bisa bicara dengan Hwang Minhyun??"
Daniel terus menatap ke arah Seongwoo yang sedang berbicara dengan salah satu karyawan Minhyun...
"Kalau begitu tolong sampaikan saja, Jaehwan masuk rumah sakit.. suruh dia segera menghubungiku.. Iya, aku kakak iparnya.. Seongwoo.."
"Tidak bisa ya, Hyung?" tanya Daniel saat Seongwoo sudah mematikan telponnya
"Nggak bisa.. Dia sedang meeting.."
"Jaehwan bilang Minhyun hyung meeting dengan customernya di singapore.. ada tender international.."
"Awas dia kalau berani marah-marah.. Dia sendiri yang sulit dihubungi.." gerutu Seongwoo
"Namanya juga sedang kerja.. dan lagi, Jaehwan pingsan kan bukan karena disengaja atau direncanakan.."
"Kalian itu pria, nggak ada yang punya rasa emosi apa ya? Apa cuma aku dan Jaehwan saja yang mudah menggebu-gebu emosinya.." omel Seongwoo yang langsung berjalan ke ruang dokter
"Dia lupa apa ya kalau dia dan Jaehwan juga pria... Kenapa kepalaku jadi pusing ya sekarang..." kata Daniel sambil mengurut pelipisnya sebelum menyusul Seongwoo ke ruang dokter
.
.
.
.
.
."Jaehwan angkat telponnya.. Kamu di rumah sakit mana, sayang...." gumam Minhyun sambil menyetir dan masih mencoba menghubungi Jaehwan
Minhyun sudah mencoba menelpon ke rumah keluarga Kim, namun tidak ada yang mengangkat.. Ia mencoba menelpon Seongwoo dan Daniel, tapi tidak ada yang menjawab panggilannya juga..
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Begin Again
Fiksi PenggemarSudah biasa bagi pasangan muda membicarakan planning mereka untuk memiliki keturunan.. Dan kehamilan memang hal yang ditunggu oleh pasangan yang baru menikah.. Jaehwan selalu membayangkan akan menjadi hal yang luar biasa jika ia bisa mengandung anak...