Playlist : The Game - My Game
***Kimberly sudah berada dikamar sejak tadi. Selepas memakan sedikit makanan untuk mengisi perutnya, ia langsung masuk ke dalam kamar. Hatinya terasa begitu sakit menyadari bahwa dia bukan satu-satunya perempuan yang dicintai Alvaro.
Tanpa ia sadari, setetes air mata terjatuh mengenai pipinya yang lembut. Alvaro yang baru masuk mendekatinya.
"Kau menangis?" tanya Alvaro santai tak berdosa. Kimberly tidak membalasnya. Ia hanya diam dan membiarkan dirinya memandangi sudut lain dari kamar hotel. Ia tidak ingin melakukan apapun yang nantinya membuat Alvaro marah termasuk membalas pertanyaannya.
Kimberly masuk ke dalam kamar mandi dan mencuci wajahnya. Ia ingin menangis, dan ia akan menangis saat air sedang mengalir membersihkan wajahnya.
Kimberly berada dikamar mandi begitu lama, ia tidak ingin melakukan apapun yang akan membuat Alvaro marah. Ia duduk dikamar mandi menghadap dinding penuh kehampaan.
"Keluarlah Kimberly," ujar Alvaro yang menyadari bahwa Kimberly sudah berada didalam lebih kurang satu jam dan belum keluar.
Tidak ada balasan dari dalam. Kimberly masih duduk di bathub memeluk kedua kakinya. Membiarkan air masih terus mengalir.
"Jika kau tidak membuka pintunya, maka akan kudobrak Kimberly, " ujar Alvaro dengan nada khawatir. Karena ia memang mulai mengkhawatirkan gadis itu.
Memang suara air terus mengalir, namun Alvaro tidak ingin mengambil resiko. Karena Kimberly tidak membalas, Alvaro memutuskan untuk mendobrak pintunya.
Alvaro mendapati Kimberly yang sudah basah kuyup dengan mata memerah. Tubuhnya sudah pucat bak orang mati. Namun Kimberly masih tidak berkata apapun bahkan setelah Alvaro masuk.
Alvaro mengangkatnya keluar dari bathub dan menuju ranjang. Alvaro mengusap tubuh Kimberly pelan. Kimberly tidak merespon apapun untuk itu. Alvaropun mengeringkan rambut Kimberly yang basah.
"Maaf," ujar Kimberly yang akhirnya membuka suara. Alvaro memandang Kimberly dengan tatapan yang tajam serta sebelah alisnya dinaikan.
"Kenapa minta maaf?"tanya Alvaro heran dengan sifat tunangannya itu. Ia tidak mengerti gadis itu , sama sekali tidak.
"Maaf karena merepotkanmu," balas Kimberly singkat kemudian membuang mukanya kesamping. Air matanya tidak tertahan lagi dan mengalir begitu saja.
Alvaro yang melihat itu tidak merespon apapun. Bahkan tidak berniat membujuknya. "Kau tidak akan kumaafkan dan akan kuberikan hukuman, dan satu lagi untungnya, kau sadar bahwa kau ini me...re..pot..kan," ujar Alvaro santai tanpa dosa.
Kimberly menelan ludahnya. Kimberly sadar bahwa Alvaro yang sekarang berbeda sepenuhnya dengan Alvaro yang kemarin. Alvaro yang manis dan romantis itu sudah hilang. Yang tersisa hanya sosok Alvaro yang dingin dan acuh.
"Alvaro," panggil Kimberly.
Alvaro menoleh namun tidak membalas. Ia memicingkan matanya tajam terhadap Kimberly. Kimberly mematung akan tatapan tajam nan dingin itu.
Alvaro mendekatkan wajahnya dan menghembuskan nafas diarea telinga Kimberly. "Jangan banyak berbicara,Kimberly," bisik Alvaro . "This is just the beginning,"lanjut Alvaro.
Kimberly hanya bergidik tak mengerti maksud sebenarnya Alvaro. Namun ia memutuskan untuk menatap Alvaro dan mata mereka saling tatap menatap untuk beberapa saat.
***
Alvaro StefanoKimberly Lee
Jangan lupa vote dan komen:)
Instagram : pear.ling
See you xo!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fake Fiance [#1 STEFANO SERIES]
General FictionMature Romance "Pernikahan ini terjadi hanya karena naluriku mengatakan bahwa hanya dirimu yang dapat memanaskan ranjangku." -Alvaro Stefano "Aku menikmati semuanya walaupun kau akhirnya memilihku hanya atas dasar sebagai pemanas ranjangmu ." -Kimbe...