Bagaian 3

3.3K 119 3
                                    

Happy reading
------------------------------------------------------

Kini Amel sedang tertidur pulas diranjangnya dengan selimut yang menutupi tubuhnya sampai dibagian dada. Suara nada dering hand phone membuatanya terbangun. Dia mengerjapkan matanya berkali kali. Ini baru pukul 05.00 pagi, dia sengaja memasang di HPnya itu jam lima, agar dia bisa memasak sarapan sebelum pergi ke Play Group untuk mengajar.

Amel malangkahkan kakinya kekamar mandi untuk mencuci muka dan menyikat gigi, sebelum kedapur untuk memasak sarapan pagi. Setelah mencuci muka dan gosok gigi, dia kemudian menuju dapur dan memakai celemek sebelum memasak.

Setelah masakannya selesai, Amel kemudian meletakkan masakannya di meja dan menata masakannya, kemudian bergegas untuk segera menuju kekamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Setelah selesai membersihkan dirinya, dia kembali keruangan makan untuk sarapan pagi"pagi semuanya" sapanya sengan suara lembut.

"Pagi sayang"suara lembut itu terdengar ditelinga. Amel yang kini menghampiri Bundanya, megecup kedua pipi bundanya dengan sayang.

Amel kini telah duduk dikursi yang berdampingan dengan Bundanya"gimana yah, bun enak ngak masakan aku hari ini?"Tanya Amel.

"Tidak enak..."kata Pratama, seketika membuat wajah Amel menjadi kecewa"Tapi saaangat enak"Lanjut Pratama ayah Amel sambil menyunggingkan senyum dibibirnya.

"Aduh ayah, bisa aja"pinta Amel sambil tersenyum lebar.

"Tapi kan benar, masakan anak ayah enak"kata ayahnya kembali dan hanya di tanggaapi dengan senyum oleh Amel.

"oh iya, Bram mana?"tanya Amel di sela-sela makannya.

"Bram, tadi pergi pagi-pagi, katanya ada ujian"jawab Melani Bunda Amel Dan hanya di tanggapi dengan oh ria saja

Bram Irfandra adalah adik dari Amel yang kini sedang menempuh pendidikannya di Universitas ternama di Indinesia, bukan karna mereka mampu untuk membayar uang kuliah Bram yang dimana mereka dari keluarga sederhana, tapi berkat kepintaran dan kerja keras Bram sendiri yang bisa mendapat beasiswa dan bisa masuk dalam Universitas kesukannya itu.

Amel menatap jam yang di pakai di pergelangan tangannnya. Jam sudah menujuk pukul 06.30 yang membuat Amel harus pergi mengajar sekarang juga.

"Bunda, ayah sudah mau jam tuju, Amel berangkat dulu"kata Amel sambil berdiri dan mencium punggung tangan kedua orang tuanya.

"iya hati-hati dijalan"kata bunda Amel.

Amel mengangguk"Iya bunda, Amel pergi Assalamualaikum"katanya sambil melangkahkan kakinya ke luar.

"Waalaikumsalam" ucap kedua orang tua amel bersamaan.

                   ..........................

Kini Bram sedang duduk dan memandangi buku yang ada di mejanya. Diasedanga belajar didalam kelasnya untuk persiapan quis nanti. Dia sangat fokus tidak memperdulikan orang-orang yang ada di sekitarnya, bahkan tidak menyadari kedatangan seseorang yang kini sedang duduk didepannya dan menghadap kepadanya.

"Serius banget belajarnya kak!"seketika itupun Bram menoleh ke sumber suara dan tersontak kaget atas sosok cantik yang bertopang dagu  dihadapannya. Bram hanya mengendus kesal atas perbuatan manusia yang satu ini.

"Jeni, Kebiasaan banget sih kamu, datang tiba-tiba seperti itu"kata Bram dengan nada kekesalan. Dia sudah bisa dengan perempuan yang satu itu, biarpun diperingatkan tetap saja melakukan itu lagi.

Wanita itu hanya cenggiran tidak jelas"ya maaf, kamunya sih belajarnya serius banget"

"Jelas lah, kan nanti ada ujian. Kamu ngak belajar apa?"

Kontrak CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang