Bagian 7

2.3K 82 2
                                    

Happy reading

Seperti biasa, Amel kini berada diruangan guru bersiap untuk pulang. Setelah dia mengajar, rencananya dia tidak akan kemana mana, dia ingin langsung pulang kerumahnya karna entah kenapa, hari ini adalah hari yang melelahkan baginya dan tidak ingin beraktifitas setelah kerumah.

Amel melangkahkan kakinya, berjalan dikoridor sambil menenteng tas yang ada di genggamannya. Suasana koridor sudah tampak sepi hanya suara hils sepatunya yang terdenganr nyaring ditelinga, anak anak sudah dijemput orangtua mereka masing masing karna berhubung 1 jam yang lalu bel pulang sekolah terlah berbunyi. Amel terus berjalan berjalan dengan pandangan fokus kedepan membelah koridor yang kini tampak sepi, sampai akhirnya dia terhenti tepat diujung koridor, matanya menengerucut melihat siapa yang ada didepan pagar play group tempatnya bekerja. Amel terbulalat saat mengetahui orang itu adalah Frans yang sedang bersandar di sebuah mobil sport hitam, dengan memakai kemeja putih dengan lengan yang digulung sampai siku dan sebuah kecamata yang bertengger dihidung mancungnya.

Frans mendekati Amel sambil membuka kaca matanya tepat dihadapannya.

"Ada apa anda datang kesini?"tanya Amel heran.

"aku datang kesini untuk menemuimu"jawab Frans dengan memasang ekspresi datar.

Amel mengernyit heran"menemuiku?"ujar Amel dalm hati.

"menemuiku?"tanya Amel heran.

"Aku ingin membicarakan sesuatu denganmu....." ucapnya.

"Tapi bagaimana anda bisa tau kalau aku bekerja di sini?" tanyanya heran.

"Mengetahuimu yang bekerja disini itu adalah hal yang mudah. Apakah kau lupa nona, kau sedang bekerja ditempat siapa?"jawab Frans yang membuat Amel merutuki kebodohannya dengan bertanya seperti itu.

Kenapa dia bisa lupa, play group yang sekarang tempatnya mengajar bukannya milik Chandra group. "Dasar bodoh kau Amel, bagaimana bisa kau lupa itu" pekik Amel dalam hati.

"Baiklah bicara saja disini. Saya tidak punya banyak waktu banyak" jawab Amel.

"aku tidak bisa berbicara disini! Lebih baik kita berbicara di cafe didekat sini saja"

"Lebih baik anda bicara saja disini, lagi pula tidak ada yang berbeda disini atau diCafe tuan"kata amel yang mulai jengah.

"Ayolah, suasana disini tidak cukup baik. Lebih baik kita dicafe saja, suasananya lebih baik" kini nada bicara Frans yang sedikit merayu.

Amel mengernyit mendengar nada suara Frans yang tampak merayunya "Baiklah, kalau anda memang tidak ingin bicara disini, lebih baik saya pulang. Masih banyak yang harus saya urus. Permisi"

Frans menghembuskan nafasnya kasar, bagaimana bisa dia bertemu dengan wanita yang keras kepala begini. Frans tidak menyerah, tanpa pikir panjang Frans langsung meraih tangan mungil Amel yang tidak memegang tas dan menyeretnya.

"Hey, lepas...."perintah Amel sambil meronta ronta ingin melepaskan genggaman Frans. Usahanya untuk melepaskan diri tidak membuahkan hasil. Dibanding tenaganya dan tenaga Frans, sudah pasti dia kalah.

Sampai pada akhirnya, dia sampai didekat mobil Frans dekat pintu kursi penumpang yang berdampingan dengan kursi pengemudi. Frans langsung membuka pintu mobil untuk Amel.

"Ayo, masuk..." perintah Frans.

"Saya tidak mau,  sudah bilang saya tidak ingin ikut dengan anda"tolak Amel.

"ayolah, aku hanya ingin berbicara denganmu sebentar saja" kata Frans kembali. Kenapa wanita ini keras kepala sekali. Lagipula aku tidak akan menculiknya, kita hanya akan ke Cafe untuk bercerita.

Kontrak CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang