Bagian: 15

1.9K 68 0
                                    

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Happy Reading....

Frans memberhentikan mobilnya di depan sebuah restoran. Ia turun dari mobil yang tak lama di ikuti oleh Amel yang juga turun, Fran berjalan duluan memasuki restoran dengan langkah gontai meninggalakan Amel yang tertinggal di belakang.

"Apa apaan itu?" gerutu Amel pada Frans yang sudah jauh dari pandangannya.

Amel terus berjalan memasuki restoran, ini bukan pertama kalinya ia datang ke restoran ini. Dulu saat ia masih berhubungan dengan Erfan, restoran ini menjadi salah satu tempat faforit mereka jika berkencan, bahkan di tempat ini pula Erfan mengakhiri hubungan mereka berdua di saat awal hancurnya hubungan mereka dan juga awal sakit hatinya terhadap seorang lelaki hingga kejadian itu pula membuatnya menjadi trauma dengan yang dikatakan cinta dan tidak ingin kembali membuka hatinya untuk yang namanya laki laki.

Masuk ke dalam restoran ini lagi, sama hany dengan membuatnya kembali mengenang masa masa bahagianya dengan dia saat mereka masih dalam masa masa bahagia. Banyak suka maupun duka yang tercetak di tempat ini.

Tak mau memikirkan hal yang menurutnya tidak penting, Amel melangkahkan kakinya kearah Frans yang sudah duduk manis di sebuah meja di tengah tengah restoran.

"Lambat sekali" kata Frans setelah Amel duduk di kursi yang berada tepat di depannya.

Kali ini Amel tidak menanggapi perkataan yang di lontarkan Frans, ia merasa lelah untuk selalu berdebat dengan laki laki itu. Apalagi saat ini ia masih sesikit sedih mengenang masa lalunya bersama Erfan yang sangat ingin sekali ia lupakan. Memang saat ini ia sudah tidak mencintai Erfan seperti dulu, tapi saat masa masa indah merekalah yang Amel perlu membutuhkan waktu untuk melupakannya dan datang ke tempat ini adalah alasan mengapa ia mengingat masa masa itu kembali. Entah apa yang membuat Frans sehingga mengajaknya ke tempat ini, yang jelas saat ini ia menyesal ikut dengan tadi dan meskipun begitu, iapun tidak bisa menyalahkan Frans karena ia tau pasti lelaki itu tidak mengetahui segalanya.

Merasa di acuhkan, Frans melihat Amel lekat lekat. Ia melihat raut perubahan dari muka cantik itu, muka yang biasanya menampakkan wajah kesal saat bersamanya kini berubah menjadi raut muka yang sedih. Dan sungguh Frans penasaran dengan itu, ia penasaran dengan apa yang membuat gadis di depannya ini merasa sedih dan kalau boleh jujur, ia lebih baik melihat muka jutek dan marah Amel di bandingkan muka sedih seperti ini. Entah sebab apa ia seperti itu, yang jelas Frans tidak suka.
Tak mau bertanya apa yang membuat Amel sedih, karena pasti ia hanya akan membuat wanita itu bertambah sedih lagi, ia memilih untuk memanggil pelayan untuk memesan makanan.

Tak lama dari itu, seorang pelayan wanita menghampiri mereka untuk menanyakan apa yang Frans dan Amel pesan.

"Anda nona Amel bukan?" tanya pelayan tersebut setelah mencatat pesanan mereka berdua.

Amel yang mendengar perkataan sang pelayan tersebut hanya menyunggingkan senyum menanggapi. Sedangkan Frans hanya diam dengan  sebelah alis yang terangkat.

"Wah, lama sekali tidak berkunjung lagi di restkran ini nona, padahal anda sering kesini sebelumnya" lanjut pelayan itu.

"Iya, kebetulan saya sedang sibuk jadi tidak bisa ke sini" jawab Amel.

Pelayan itu mengangguk anggukkan kepalanya mengerti "ah iya, padahal lelaki yang sering nona temani serkekasihnya" kembali pelayan itu mengeluarkan suara yang langsung membuat raut muka Amel memjadi datar.

Frans melihat perubahan itu, saat pelayan tadi mengatakan lelaki yang sering menemani Amel datang ke restoran ini, tapi siapa? Dan apa hubungan lelaki itu dengan Amel. Apakah yang dikatakan oelayan tadi adalah Erfan yanh merupakan mantan kekasihnya?

"Hemm.... Maaf, tapi apakah anda hanya akan terus berbicara? Kami datang ke sini untuk makan bukan mendengar perkataan anda" nada tegas Frans langsung  menginstrupsi sang pelayan.

"Ma...maaf tuan, saya akan segera membawakan pesanan anda" ucap sang pelayan gugup kemudian pergi meninggalkan Frans dan Amel berdua.

"Amel, benarkah kau sering ke tempat ini?" tanya Frans.

Amel menata Frans lalu mengangguk angguk "hmm begitu rupanya....tapi siapa lelaki yang sering menemanimu ke sini, apakah lelaki itu?" lanjut Frans bertanya dengan hati hati.

Amel tersenyum miring mendengar itu "humm... begitu lah, dulu restoran ini tempat faforit kami berdua, banyak momen momen yang menyenangkan di restoran ini pada saat itu dan itu pula menjadi alasanku tidak ingin kembali ke sini lagi" jelasnya.

Mendengar perkataan itu, Frans merasa bersalah karena mengajak Amel datang ke tempat ini dan membuat wanita itu merasa sedih. Sungguh, tadi ia mengajak Amel ke tempat ini hanya untuk makan siang dan satu lagi, ia tidak ingin melihat Amel bercerita dengan Kevin yang menjelek jelekkannya. Ia benci jika wanjta di depannya ini mengetahui tentang keburukannya, ya hanya itu saja dan mengapa ia memilih restoran ini, karena ini adalah salah satu restoran miliknya yang juga berdekatan dari perusahaannya.

"Maaf kalu begitu dan sungguh aku tidak tau tentang semua itu" tutur Frans menyesal.

Frans bangkit dari duduknya dan menjulurkan tangannya ke arah Amel, membuat wanita itu mengernyit bingung "kenapa?" tanyanya bingung.

"Ayo pergi, kita cari restoran lain saja" lanjutnya menanggapi.

Amel menggeleng"Tidak apa apa, kita makan di sini saja. Lagi pula kita sudah memesan makanan bukan?"

"Benarkah?" tanya Frans memastikan, membuat Amel manganggui "Tapi aku tidak mau jika kau terus saja bersedih karna tempat ini"lanjutnya.

"Aku tau, tapi sayang uangnya jika pergi dari tempat ini"

Frans tersenyum miring "jangan khawatir, ini restoran milikku jadi tidak perlu membayar" jawab Frans dengan nada sedikit sombong.

Amel mencebik "ck, sombong sekali"

"Hey, itu fakta nona"

"Ya...ya...ya... Mr.Chandra terserah apa maumu dan lebih baik kau duduk kembali dari pada berdiri seperti patung didepanku seperti itu"

Tanpa ada bantahan lagi, Frans langsung duduk kembali ke kursi yang sebelumnya ia tempati duduk. Tak lama dari itu, pesanan mereka pun akhirnya datang dan mereka pun makan dalam keheningan.

*******

Frans menghentikan mobilnya di depan rumah Amel, tadi setelah mereka makan siang Frans langsung mengantar Amel pulang. Sebenarnya Frans masih mau membawa Amel ke suatu tempat yang mungkin bisa melupakan kesedihannya, tapi semua itu tidak bisa ia lakukan karena Amel ingin cepat pulang dengan cicit bahwa ia sangat lelah, jadi apa boleh buat Frans tidak bisa menolak permintaan wanita itu.

"Terima kasih sudah mengantar, saya duluan" kata Amel sebelum turun dari mobil.

Belum saja ia turun dari mobil, Frans kembali memanggil namanya yang tak maubtak mau membuatnya menoleh seketika kembali menatap kearah Frans dengan pandangan bertanya.

"Mmm...sekali lagi, saya minta maaf karna sudah membawamu ke restoran itu" tuturnya tulus.

"Tidak perlu minta maaf seperti itu, saya maklum kalau kamu tidak tau" jawabnya " kalau begitu, saya permisi dan hati hati" lanjutnya yang ditanggapi dengan anggukan.

Hay hay para readers, maaf nih baru up lagi bikin kalian nunggu, aku tau gimana nasanya nunggu itu, gimana rasanya di gantungin, jadi sekali lagi mohon maaf yang sebesar besarnya🙏🙏

Kontrak CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang