AMBANG : Mungkin

776 24 8
                                    

....
.
.
.

"Kak!!!" Teriak Andy yang melihat Adriana hampir terjatuh dia bersiap untuk lari, namun tanpa disangka tangan pria itu sudah lebih dulu menangkap Adriana.

Pria itu menahan badan Adrina dengan tangannya, seakan-akan Adrina ada di dalam pelukan pria itu.

Jantung Adriana berdegup kencang, entah apa yang terjadi. Adriana sendiri tidak tahu kenapa ia bisa merasakan hal itu.

"Kamu nggak papa...? Dri?" Ucap Pria itu pada Adriana. Mata Adriana terbuka lebar seakan ada sesuatu hal yang buruk datang.

Adriana mencoba untuk membalikan badannya untuk melihat pria itu.

Perlahan Adriana memutar tubuhnya, tubuh tinggi pria itu seperti seseorang yang Adriana kenal.

Dia mencoba menatap wajah Pria itu, namun sinar matahari menyilaukan matanya, membuat Adriana harus memfokuskan pandangannya.

Perlahan akhirnya dia bisa melihat pria itu dengan jelas. Wajah yang sudah lama tidak ia lihat. Wajah yang sudah lama pergi dari kehidupannya. Seseorang yang pernah hadir hampir satu tahun yang lalu. Setelah menghilang selama bertahun-tahun

"Dri??? Kamu nggak papa kan?"
"Ka.. kamuu..." Adriana terus menatap wajah pria itu dengan seksama. Apakah mungkin itu,

"RAKA?!!!" ucap Adriana kaget. Iya benar yang dihadapannya saat ini adalah Raka.

Pria yang pernah mengajak Adriana malam itu.

"Kamu ngapain disini?!"
"Apa aku nggak boleh jenguk kamu?" Ucap Raka pada Adriana.

Andy dan Zafran berlari menuju Adriana. Andy langsung membantu Adriana untuk berdiri, melepaskan pelukan Raka.

"Kak? Kakak nggak papa?" Ucap Andy khawatir.
"Enggak papa kok"

Andy langsung menuntun Adriana masuk kedalam rumah.

Zafran terdiam memandangi Raka, wajah yang tidak asing baginya. Seperti dia pernah mengenal wajah itu.

"Ada apa? Kenapa kamu lihat saya seperti itu?" Tanya Raka pada Zafran.
"Anda siapa? Apa anda kenal dengan kakak saya?"

Raka terkekeh, Zafran memandang aneh orang itu.

"Aku itu temen deketnya Adriana sejak SMP sampe SMA"
"Sedeket apa emangnya?" Tanya Zafran penasaran.
"Dekat, sangat dekat" ucap Raka.

Zafran tetap saja belum bisa mempercayai orang itu, apakah benar dia teman kakaknya.

"Ngomong-ngomong apa gue nggak boleh masuk?" Ucap Raka memecah keheningan.
"Oh iya silahkan masuk" ucap Zafran agak tergagap.
"Terimakasih"

Zafran terdiam melihat Raka masuk ke dalam rumah.
"Gila tu orang, baru aja ngomong pake bahasa formal abis itu ngomong gue, siapa sih dia?" Ucap Zafran agak kesal.

Zafran pun mengikuti Raka masuk ke dalam rumah. Sambil terus mengawasi Raka.

******

Putu baru saja sampai di Apartemennya. Lelah setelah kuliah menyelimuti tubuhnya.

Dia langsung melepas bajunya dan mandi. Guyuran air mengenai tubuhnya, menyirami lelahnya tubuh itu.

Tetesan air seakan masuk ke tubuhnya, seakan mengembalikan nyawanya yang seakan hilang.

Dia duduk di balkon dengan handuk yang masih di lehernya. Rambutnya masih basah. Dia meraih sebuah cangkir berisi kopi hitam, yang ia bawa dari kampung halamannya.

Dia menghembuskan nafas panjang. Seakan melepas semua kepenatan yang ada di kepalanya.

Tak lama setelah itu suara bel berbunyi, ada seseorang yang datang. Dia tidak menghiraukan siapapun itu, ia hanya duduk dan terdiam.

Cinta Beda AgamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang