AMBANG : Rencana

738 13 3
                                    

*****
.
.
.

Marissa berjalan kesana kemari tanpa tahu arah. Hatinya gundah dan gelisah, seakan semua ingin meledak seketika. Rasa lelah lagi-lagi menguasainya.

Tak selang beberapa lama Vino dan Putu datang. Mereka baru saja membeli sebuah cincin sebagai mas kawin pernikahan Vino dan Marissa nanti. Semua sudah sesuai rencana awal.

"Kamu tuh dari mana aja sih Vin?"
"Ya maaf sayang aku tadi kan baru keluar cari keperluan yang belum ada" ucap Vino.

Mereka berdua kemudian terdiam. Seakan tak ada lagi hal yang akan mereka perlu katakan.

Suasana itu tiba-tiba menyeruak. Suasana yang sangat canggung bagi sepasang kekasih yang hendak menikah.

Hal itu membuat Putu dan Adriana ikut merasa canggung. Mereka saling berpandangan, meskipun sebebarnya mereka hanya berjarak beberapa langkah. Putu dan Adriana lebih memilih berkomunikasi lewat smartphone mereka.

Putu mengisyaratkan kepada Adriana untuk melakukan sesuatu. Kecanggungan ini harus segera di selesaikan.

"Kalian pasti capek kan, gimana kalo sekarang kita makan malem bareng-bareng aja? Kan udah lama juga kita nggak kumpul bareng" ucap Adriana mencoba mencairkan suasana.

"Tapi Dri ada yang masih belum selesai" ucap Marissa dengan nada rendah.

"Sa Lo juga harus istirahat kan. Lagian bener kok yang dibilang sama Adriana. Kalian berdua harus lebih rileks sekarang. Ya seenggaknya buat ngilangim beban kalian sebentar" ucap Putu.

Vino dan Marissa terdiam, entah apa yang mereka pikirkan sekarang.

Ah apa-apaan mereka berdua ini bagaimana bisa mereka seperti ini disaat mereka sudah hendak menikah? Ini bukan lelucon biasa, ini harus segera diselesaikan.

Putu dan Adriana memaksa keduanya untuk ikut bersama mereka. Bagai kereta dengan lokomotifnya mereka berdua seakan pasrah tanpa menolak sedikitpun.

..........

Makan malam itu canggung sekali. Seakan ada tembok besar antara mereka. Vino dan Marissa sama-sama diam. Mereka berdua seakan tidak saling mengenal.

Entah apa yang mereka pikirkan yang jelas mereka berdua menjaga jarak. Padahal acara pernikahan mereka sebentar lagi akan dilaksanakan. Mana mungkin orang yang akan segera menikah malah tidak saling bicara sama sekali.

Tapi biasanya ini juga sering terjadi pada beberapa pasangan lain. Saat mereka sampai di titik jenuh hal seperti ini, atau bisa saja tidak.

Putu dan Adriana hanya bisa terdiam melihat kedua sahabatnya itu. Entah, mereka sendiri bingung tentang apa yang harus mereka lakukan.

"Sa? Gimana persiapannya udah berjalan semua kan?" Tanya Putu.
"Udah kok" jawabnya singkat.

Vino mengambil makanan yang ada di meja makan. Namun, tanpa sengaja ia menjatuhkan makanan itu di kemeja Marissa.

"Sayang maaf ya" ucap Vino yang merasa bersalah.

"Ih Vin. Kamu tu gimana sih masa ngambil makanan aja kaya gini. Hati-hati dong!"

Jawaban Marissa diluar dugaan. Ini bukan seperti Marissa yang mereka kenal. Entah apa yang terjadi padanya.

"Iya kan aku udah minta maaf sayang"
"Iya tapikan kotor Vin. Lo gimana sih"

Melihat keadaan yang sudah tak memungkinkan Adriana dan Putu memutuskam untuk mengakhiri makan malam itu. Mungkin saja Marissa sudah cukup lelah dengan kegiatannya hari ini.

"Sa? Kamu nggak bareng aku aja?" Tanya Adriana.
"Enggak usah Dri, biar gue yang nganterin Marissa" ucap Vino.

"Oh yaudah kalo gitu, ati-ati ya Vin"

Cinta Beda AgamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang