Hening
Setelah mendengar perkataan Taehyung, Hyojae terdiam.
"Kau mau jadi pacarku?"
Deg
Sekali lagi drum itu bermain di jantung Hyojae.
"Ak-aku"
'Bilang saja tidak! Dia kann mesum, tapi kalau aku menolak. Aku akan kehilangan dia, aku harus bagaimana?' Hyojae berbicara pada dirinya sendiri.
"Tak perlu kau jawab sekarang, aku akan mengantarmu pulang" Taehyung membelai rambut Hyojae dan mengantarnya pulang.
Ia menggenggam tangan Hyojae dan memasukkannya ke kantong sweaternya. Hyojae tak menolak, dia hanya menutupi wajahnya yang merah bagaikan kepiting rebus itu.
Setelah mengantar Hyojae pulang ke rumahnya, Taehyung kembali ke rumah Namjoon.
Ditemukannya Namjoon terduduk di pojok ruangan itu dengan wajah sembabnya
"Hyung? Apa yang terjadi?" Taehyung menghampiri Namjoon.
"Hey, mau melakukan sesuatu yang menyenangkan" Namjoon tersenyum pahit ke arah Taehyung.
"Tentu saja hyung, kau kenapa? Kenapa mata mu sembab begitu?"
"Aku baru saja ditolak, ayolah ini bukan masalah besar. Jangan dibesar besarkan"
"Hyung"
Taehyung mengikuti arahan Namjoon, Namjoon membawa tas dan sepertinya berisi sesuatu.
"Kau suka seni kan?"
Taehyung mengangguk mengiyakan pertanyaan Namjoon.
"Ayo ikut aku"
Namjoon membawa Taehyung pada garasi di pojok kota, disana diantara ruko-ruko yang sudah tutup.
"Lihat aku yaa"
Namjoon dengan spray paint menggambarkan sesuatu di pintu ruko itu.
"Woah daebak, apakah ini legal?"
"Apa kita bahkan memikirkannya?"
Mereka tersenyum bersama
Taehyung POV
Namjoon hyung kenapa?
Lebih baik aku ikuti kemauannya saja.
Ku akui itu menyenangkan, gambarku lebih indah saat menggunakan spray paint. Aku membuat gravity bersama Namjoon hyung.
Dengan permen dimulutnya, kami tertawa bersama.
"Ini baru hidup" dia menghela nafas seolah dia merasa sangat lega dan bahagia.
"Hyung sampai kapan kau mau menyembunyikannya dariku?" Aku memeberanikan diri untuk langsung bertanya padanya.
"Aku, ditolak. Apa aku harus menegaskannya Taehyung?"
Aku menggeleng, apa yang aku tanyakan sihh.
Wiuuu wiuu
"Itu suara mobil polisi, ayo cepat lari"
Namjoon hyung mengambil tas berisi spray paint kami dan menarikku untuk lari.
"Ayo cepat, nikmati saja hidupmu"
Perkataan itu membuatku menjadi liar, hyung benar. Untuk apa juga aku susah-susah memikirkan hal lain.
Dua orang polisi mengejar kami, kami berlari sekuat tenaga. Aku bahkan sempat mengolok - olok polisi itu, tapi kami hanya terus berlari. Kami berlari, lari dari masalah kami tepatnya.