Smoothly (부드럽게)

89 6 0
                                    


SETELAH menempuh perjalanan yang lumayan panjang, akhirnya Yerin dan Taehyung sampai disebuah apartemen yang sengaja gadis itu sewa.

Bukan karena apa. Tapi apartemen ini dibilang cukup dekat dengan rumah sakit tempat Yerin bekerja. Selain itu, menurutnya apartemen ini tidak terlalu memakan banyak uang untuk menyewanya. Terlebih lagi ini nyaman.

Sangat cocok untuk kepribadian Yerin yang sederhana.

Taehyung menyilangkan kedua tangannya didepan dada. Sibuk memperhatikan teman kecilnya yang sudah tak kecil lagi.

Sembari menggeleng, Taehyung merampas kasar koper yang sedari tadi berusaha Yerin keluarkan dari bagasi mobil pria itu.

Gadis itu memicingkan matanya tak suka melihat gelagat sok kuat dari pria dihadapannya ini.

"Apa?" tanya Taehyung ketika melihat tatapan sinis Yerin.

Yerin mendesah dan meninggalkan Taehyung dengan dua koper besar ditangannya. Katakan Yerin jahat, ya memang jahat. Bisa-bisanya ia meninggalkan Taehyung yang kesusahan membawa kedua kopernya.

Selain berat, Taehyung juga kesusahan jahat.

Akibat sikap jahatnya itu, beberapa pasang mata menatap Yerin tak suka karena telah berlaku jahat pada pria tampan itu.

Kali ini Yerin frustasi, tak suka ditatap seperti itu membuatnya berbalik memperhatikan Taehyung. Desahan untuk kedua kalinya keluar dari bibir kecil Yerin, dengan langkah besar ia datang menghampiri Taehyung dan merampas satu koper besar miliknya.

Taehyung terkekeh, "Jahat sekali kau ini, bisa-bisanya membiarkan pria tampan seper-"

"Diamlah" sarkas Yerin.

Gadis itu memilih berjalan duluan melewati segerombolan wanita yang sedari tadi menatapnya tak suka karena telah berlaku jahat pada pria tampan seperti Taehyung.

Sedangkan Taehyung? Jangan ditanya. Kini dia sedang dikerumuni oleh para semut-semut gatal ini. Apa mungkin karena Taehyung terlalu manis? Ah entahlah Yerin tak memikirkan itu dan tidak peduli juga.

Yerin sampai lebih dulu diapartemennya yang terletak dilantai 2. Melihat sebuah sofa lantas membuat gadis itu melempar tubuhnya mencari kenyamanan.

Disusul oleh Taehyung yang kelelahan, ia juga membaringkan tubuhnya dikarpet. Keduanya sama-sama kehabisan nafas karena menaiki anak tangga sebab lift disini mengalami sedikit kerusakan.

Yerin hampir saja tertidur jika saja bunyi ponsel Taehyung tidak membangunkannya.

"Yerin, maafkan aku. Aku tidak bisa membantumu untuk membereskan barang-barang, aku ada operasi sejam lagi" tutur Taehyung panjang berusaha menjelaskan kepada Yerin.

Gadis itu menatap Taehyung lama, entahlah dia suka mata pria itu. Setelah tersadar, ia tersenyum dan mengangguk.

"Pergilah, Tae. Aku tidak apa-apa kok"

Mendengar itu, Taehyung merasa tidak ingin pergi tapi apa dayanya jika dia ada pekerjaan penting.

Setelah berpamitan akhirnya Taehyung menghilang dari balik pintu. Yerin merasa kesepian, tapi bunyi perutnya membuyarkan semuanya.

Yerin juga mengurungkan niatnya untuk membereskan barangnya dan memilih untuk mandi setelah itu baru kegiatan memberi makan cacing diperutnya.

Setelah siap, dengan balutan sweater ovesized warna putih dipadukan dengan celana pendek sepaha membuatnya nampak imut untuk ukuran gadis sepertinya. Ditambah lagi ia sengaja mengepang dua rambutnya.

Tujuan Yerin kali ini adalah mencari makan. Perutnya sudah memberontak, ah tidak. Tepatnya cacing diperutnya sudah demo meminta makanan segera dimasukkan keperutnya. Ya Yerin sangat lapar sekarang.

Tapi, Yerin sangat asing dengan tempat disekitar apartemennya. Sampai akhirnya matanya tertuju pada satu cafe dengan nuansa sederhana yang sangat menarik bagi Yerin.

Langkahnya terus terarah menuju cafe itu.

SERENDIPITY

"Unik sekali", tanpa disadari senyum Yerin sangat merekah sesaat setelah memasuki cafe tersebut.

Pemgunjung cafe kebanyakan wanita, baik itu seorang wanita kantoran maupun anak mahasiswa. Tidak jarang juga Yerin melihat anak sekolahan lengkap dengan seragamnya masih sibuk nongkrong ditempat ini.

Yerin sangat merekomendasikan tempat ini untuk bersantai. Disini sangat menenangkan.

"Wah duduk dimana yah, seperti sudah penuh" ucap Yerin berbicara dengan dirinya sendiri.

Saat sibuk berjalan mundur menatap sekelilingnya, tanpa sengaja ia menabrak seseorang dibelakangnya, "ada satu tempat untukmu, mau kuantar?"

Agak terkejut, Yerin berbalik dan mendapati seorang pria dengan mata sipit, berambut blonde dan sangat wangi sedang tersenyum lebar kearahnya.

Yerin terperangah melihatnya. Sangat tampan, batin Yerin.

"Bagaimana? Apa kau mau ku antarkan?"

Gadis itu tanpa sadar mengangguk sebagai tanda setuju. Mendapat persetujuan dari Yerin membuat pria itu lantas menarik tangannya dan membawanya menuju balkon yang berada dilantai dua.

Yerin semakin terperangah melihat indahnya kota Seoul dari balkon ini. Tidak hanya mereka, ada juga beberapa pasangan yang sedang duduk sembari menikmati pemandangan malam.

Pria itu mempersilahkan Yerin duduk, tampak malu-malu gadis itu akhirnya nendudukkan bokongnya dikursi yang sengaja pria itu tarik untuknya.

Seharusnya ia tidak menerima tawaran pria ini. Ya, Yerin pasti sudah gila. Dia jelas saja tidak mengenal pria itu tapi mengapa sekarang mereka duduk berhadapan.

"Maaf aku harus pergi" ucapan Yerin sedikit tertahan saat tangannya dicekal oleh pria didepannya ini.

Yerin semakin takut, "Jangan takut, aku pemilik cafe ini...

...Namaku Jimin, Park Jimin"


----------------------------------------------------------

Haii lagii... Kali ini aku cuma mau bilang lagi!! Harap maklumi ff aku ini. Mungkin banyak typo, banyak yang nggak jelas, Maapin yahh

Buat kalian yang suka sama ff ini jangan lupa buat di VOTE dan KOMEN
.
.
.

Sekian dari aku, jangan lupa VOTE dan KOMEN

Makasihh:*

The Feeling Doctor - KTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang