Doctor (의사)

43 5 2
                                    

Sedang proses revisi
Part ini tidak nyambung dengan part sebelumnya






Hari ini hujan turun sangat lebat dan seperti biasa Yerin lupa membawa payung. Cuaca yang buruk sungguh diluar prediksi Yerin, sebelum tidur ia berpikir bahwa esok akan jadi pagi yang cerah. Segala macam rencana sudah ia susun rapi tapi, seketika ia membuang jauh-jauh rencananya itu hanya karena cuaca yang sama sekali tidak mendukungnya.

Terhitung 15 menit sudah ia duduk memeluk tasnya dihalte bus ini. Suhu yang dingin membuatnya terlihat menggigil dibeberapa saat. Ditambah bus yang seharusnya sudah ia naiki ternyata memiliki sedikit perubahan jadwal sehingga membuatnya terlambat dan ketinggalan bus.

Tidak ingin membuang waktu lagi, ia berlari dengan tas dijadikan sebagai payung, setidaknya ia tidak terlalu basah.

Ruangan serba putih dengan berbagai macam bau obat-obatan menyeruak memenuhi indra penciuman gadis itu kala ia baru saja membuat pintu.

"Selamat pagi, Dokter Jeon" sapa seorang perawat.

Yerin tersenyum, "Pagi juga, Elyna" balasnya tak kalah ramah.

Elyna yang melihat Yerin basah kuyup langsung peka dan menyiapkan handuk untuk gadis itu pakai. Sisa-sisa tetesan hujan perlahan sudah tidak ada diwajah Yerin kala dia dengan cepat mengelapnya menggunakan handuk yang diberikan Elyna.

Tidak terasa sudah satu tahun tiga bulan Yerin menambah ilmu dan bekerja banting tulang dinegara orang ini. Dan lihatlah sekarang, ia memiliki perawat yang bisa dibilang akan terus mendampinginya selama ia bekerja, bisa disebut asisten tapi menurut Yerin itu terlalu kasar karena nyatanya Elyna bukan asisten melainkan perawat.

Melenceng dari cita-citanya, Yerin akhirnya memutuskan untuk mengambil spesialis umum yang sebelumnya ia ingin mengambil spesialis anak. Tapi, jika dipikir-pikir lagi, Yerin ingin membantu semua orang tanpa harus memandang usia mereka. Baik anak-anak maupun lansia dia akan senang hati mengobatinya.

"Hari ini kita akan kedatangan banyak pasien, apa kau baik-baik saja? Kau terlihat pucat, Dokter Jeon" ucap Elyna dengan nada khawatir. Yerin menoleh sembari tersenyum, mencoba memberi isyarat bahwa ia sangat baik. "Tentu, i am oke" jawabnya.

Satu persatu para pasien masuk, mencoba memberitahu keluhan yang mereka alami. Hari ini beragam macam pasien yang Yerin tangani, mulai dari seorang remaja yang merasakan nyeri diperutnya, seorang bayi yang tengah demam, bahkan Yerin sempat kewalahan memeriksanya karena bayi itu terus menangis. Yerin mengerti, dia menjadi rewel karena sedang sakit, Yerin sangat paham itu.

Sampai pada saatnya jam makan siang, Yerin membiarkan Elyna lebih dulu mengisi perutnya sedangkan dia lebih memilih duduk memijat pelipisnya yang mendadak pusing. Matanya tersorot kearah sebuah bingkai foto berwarna biru, warna kesukaannya.... Dan juga warna kesukaan seseorang.

Terlihat sepasang lawan jenis sedang menatap kearahnya lebih tepatnya kearah lensa kamera pada saat itu. Dengan tangan kekar yang bertengger dipinggang ramping Yerin, dan seorang pria yang tersenyum menampilkan deretan giginya. Siapalagi jika bukan Jungkook, adiknya.

Dengan gerakan perlahan, Yerin mengambil foto tersebut kemudian melepas kacanya dan menarik fotonya bersama Jungkook. Tanpa ada yang tahu, ternyata dibalik foto tersebut terdapat satu foto lagi. Kali ini foto kebersamaannya dengan kekasihnya, Taehyung.

Foto yang diambil tepat saat ulang tahun Taehyung, saat Taehyung menyatakan perasaannya, saat mereka resmi menjadi sepasang kekasih. Yerin tersenyum kecut, ingatannya kembali berputar pada setahun yang lalu dimana dia begitu bahagia sehingga tidak tahu bahwa kenyataan pahit sedang datang berjalan menghampirinya.

The Feeling Doctor - KTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang