Sedang proses revisi
Part ini tidak nyambung dengan part sebelumnyaYerin bersenandung ria untuk menghilangkan rasa bosannya saat ini. Sudah hampir 30 menit ia menunggu gadis itu tapi nyatanya ia tidak datang-datang membuat Yerin kesal.
Tidak lama seorang pelayan mendatangi Yerin dan menanyakan apakah Yerin ingin memesan sesuatu. Ini bukan yang pertama melainkan sudah ketiga kalinya ia ditanyai dan jawaban Yerin tetap sama.
"Untuk saat ini tidak"
Yerin menghela napas kesal. Dia lelah sekali jika harus menunggu seperti ini. Dia lebih memilih memainkan ponselnya yang tidak terlalu ramai(?)
"Kau tidak memesan sesuatu?"
"Yakk sudah kubilang untuk sa....ahhh se-sedang apa ka-kau disini?"
Yerin benar-benar malu dan ingin rasanya ia berteriak jika saja ia tidak tau bahwa ini tempat umum yang pasti ada banyak orang disini.
Dia menatap lurus kedepan lebih tepatnya ia menatap mata pria didepannya. Pria yang ditatap hanya tersenyum membuat Yerin hampir serangan jantung sangking manisnya pria itu.
"Boleh aku duduk?". Tanya pria itu
"Te-tentu saja, tapi... tapi apa yang kau lakukan disini? Kau menunggu seseorang? Kau baru sampai?"
Pria itu terkekeh mendengar pertanyaan Yerin yang menumpuk. Mendengar dia terkekeh membuat pipi Yerin memerah.
"Apa kau lupa? Ah ya mungkin kau lupa"
"Lupa?? Ingatanku kuat kok"
"Aku adalah pemilik cafe ini, kau lupa kan?". Yerin terkejut dan baru menyadari hal itu. Yerin bukanlah seseorang yang mudah mengingat sesuatu tapi bagaimana Yerin bisa lupa, bahwa... Bahwa Jimin adalah pemilik cafe ini?!
"Ahahah maafkan aku, aku... Aku-aku lupa"
Jimin tiba-tiba tertawa membuat Yerin tambah malu dan itu membuat Yerin ingin menangis. Yerin memang emosional tapi itu lebih kecengeng menurut banyak orang.
"Eh matamu...kau menangis?"
"Aniyaa~". Jawab Yerin lirih.
"Oh my god... Yak kau apakan sahabatku?". Pertanyaan itu sontak membuat Yerin mendongkak dan mendapati Ryujin sedang menatap tajam kearah Jimin.
Jimin pun sontak menggelengkan kepalanya pertanda bahwa ia tidak melakukan apa-apa. Setelahnya Jimin menoleh kearah Yerin untuk menolongnya karna jujur saja tapapan Ryujin membuat Jimin merinding.
"Ryujin-ah hentikan". Ryujin tersentak karna bentakan Yerin yang mengundang puluhan mata untuk memandang mereka dan bertanya-tanya apa yang sedang terjadi.
Ryujin berusaha tidak terlalu nampak bahwa ia sedang terkejut dan memilih untuk duduk disamping Jimin. Suasana kembali normal. Yerin memanggil pelayan dan mulai memesan sesuatu.
"Sebagai permintaan maafku.... Aku akan mentraktir kalian"
Perkataan Jimin membuat wajah Ryujin berbinar dan menatap Jimin penuh kebahagiaan. Ryujin tersenyum lebar dan sesekali terkekeh.
"Gomawooo~~"
"Ryujin-ah ini tidak benar. Minta maaflah". Ryujin nampak menatap Yerin bingung dan kembali menatap Jimin. Ryujin tersenyum kecut. "Ah itu, maafkan aku". Jimin tersenyum dan mengangguk.
"Tapi Yerin kenapa kau menangis?"
"Aku tidak menangis, mataku cuma berair". Jawaban Yerin mengundang tangan Ryujin untuk menjitak kepala Yerin. Sungguh jawaban aneh kata Ryujin. "Ryujin-ah perkenalkan ini Jimin, pemilik cafe ini"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Feeling Doctor - KTH
RomanceGENRE : ROMANCE, FANFICTION Kisah sepasang kekasih dan dokter yang tentunya saling mencintai tapi keadaan memaksa mereka untuk sedikit berpisah dalam waktu yang lama. Dalam waktu yang lama itu juga baik Taehyung maupun Yerin masih sama-sama menyimpa...