Prolog

23.8K 900 86
                                    

Suatu hari di sebuah rumah sakit atau lebih tepatnya di bangsal anak ....

Seorang gadis kecil berusia sembilan tahun duduk termenung dengan wajah cemberut. Kedua matanya terpaku pada gips yang melingkupi kaki kirinya. Gadis bersurai sebatas bahu berpotongan itu tampak tak suka dengan gips yang terpasang.

Kriet ....

Terdengar suara pintu kamar rawat dibuka.

Membuyarkan semua pikiran buruk yang sempat datang dalam imajinasi gadis kecil di atas ranjang rumah sakit. Gadis kecil itu menolehkan wajah. Pandangannya terfokus pada sesosok gadis lain, yang duduk di kursi roda.

Sebuah senyum terukir seketika di bibir mungil si gadis bergips. Tampak antusias dengan kehadiran teman satu kamarnya.

"Hai ...," sapanya saat gadis di kursi roda itu melewati ranjang tempatnya berbaring setengah duduk. Melambaikan tangan dengan semangat.

"Hai juga ...," balas si gadis kursi roda. Tersenyum seraya memamerkan kedua lesung pipinya, yang lumayan dalam. Membuat gadis berwajah polos itu kian terlihat manis sekaligus cantik. Membalas lambaian tangan, yang tertuju padanya.

Si gadis bergips terus memandangi gadis berkursi roda. Memastikan ke mana perawat membawa si gadis berkursi roda. Senyumnya kembali terkembang saat melihat si gadis berkursi roda ditempatkan tepat di sebelah tempat tidurnya.

Perawat meninggalkan mereka setelah membantu si gadis berkursi roda duduk di tempat tidurnya.

"Hai ... akhirnya, aku dapat teman juga. Selamat datang!!!" sambut gadis bergips. Mengulurkan tangan kanannya. "Aku Queen Oryza Sativa!!! Kamu?"

Gadis berkursi roda menerima uluran tangan Queen, tentu saja tangan keduanya tak dapat bersentuhan karena jarak antar ranjang yang cukup jauh. "Aku Greta Oto," balas Greya seraya tersenyum manis. "Nama kamu aneh, ya." Greta kembali berujar diiringi sebuah senyuman kecil.

Queen tertawa ringan. Mengangguk. "Iya memang aneh. Tapi artinya keren loh. Queen Oryza Sativa itu artinya Ratu Padi. Itu doa orang tua aku, supaya aku jadi anak berguna seperti tanaman padi dan enggak jadi sombong kalau sukses nanti." Queen menjelaskan penuh semangat. "Kamu sendiri, arti nama kamu apa?"

Greta tersenyum. "Greta Oto itu nama ilmiah kupu-kupu sayap transparan. Orang tua aku berharap anaknya jadi wanita cantik, yang kuat menghadapi metamorfosis hidup."

Queen mengangguk. Tersenyum kembali. "Semoga kita bisa terus berteman, ya!!!" harapnya, yang disambut senyuman tulus dari Greta.

...

"Mam ... Pap ... Qyu sekarang punya teman baru!!!" seru Queen saat kedua orang tua dan kedua kakaknya datang menjenguk.

"Mana? Mana teman baru kamu, Sayang?" tanya Anggita, Sang Ibu, seraya mengusap lembut rambut sebahu Queen.

"Dia sekarang lagi diperiksa dokter, Mam. Sekarang aku enggak sendiri lagi di sini."

Anggita tersenyum dan kembali mengusap surai hitam sebahu nan halus milik putrinya. "Berteman dengan baik ya, sama dia. Jangan nakal. Jagain dia, ya."

Queen mengangguk penuh semnagat. Tersenyum lebar.

...

"Ayah ... Bunda, ternyata di ruang anak, aku enggak tinggal sendiri. Aku punya teman baru. Namanya Queen Oryza Sativa. Tapi dia biasa dipanggil Qyu." Greta menatap kedua orang tuanya. Tersenyum lebar. Kedua matanya bersinar antusias.

Bara, Sang Ayah, mengerutkan dahi, "padi? Temanmu itu pakai nama padi? Apa dia itu Ratu Padi? Dewi Padi?" tanya Bara heran.

"Iya. Dia Ratu Padi, Ayah. Aku senang punya teman baru."

Bara mengangguk seraya mengusap surai legam milik putrinya. "Semoga dia bisa jadi teman baik kamu, Gre."

Greta mengangguk dan tersenyum lagi. Tak sabar untuk kembali ke kamar rawatnya. Ingin segera memamerkan boneka beruang putih pemberian kedua orang tuanya kepada Queen.

...

"Hai, Queen. Lihat deh, aku dapat boneka dari Ayah dan Bunda." Greta memamerkan boneka beruangnya pada Queen, begitu dirinya tiba di kamarnya.

Queen mengalihkan pandangan dari robot tempur miliknya. "Waaahhh ... bonekanya bagus, Greta. Aku juga tadi dibelikan robot ini oleh Bang Tama." Diangkatnya robot mainan miliknya.

Greta mengerutkan dahi, "kok kamu mainnya robot sih? Kamu kan, anak perempuan, harusnya main boneka sepertiku."

Queen menggeleng tegas. "Aku enggak mau main boneka. Aku kan, besar nanti mau jadi robot hebat seperti ini," ujarnya seraya menunjuk robot mainannya.

Greta hanya menatap bingung pada teman sekamarnya itu. Gadis kecil itu mulai bermain dengan bonekanya. Wajahnya terangkat dan menatap Queen. "Oh iya, aku boleh enggak panggil kamu Qyu? Biar beda dengan yang lain."

Queen diam sejenak lalu menggangguk penuh semangat. "Boleh." Tangan mungil itu memainkan robot barunya. "Oh ya, karena cita-cita aku jadi robot pahlawan, mulai hari ini, aku akan jaga Putri Greta Oto."

Greta tersenyum lebar. Menganggukkan kepala. Merasa senang walaupun tak terlalu mengerti akan ucapan Queen.

...

#pojokauthor
"Hai ... Hai ... Maaf ya, QGO di re-publish, karena eh karena Author pengen ngedit cerita ini biar tambah greget kalau dibaca."

Jangan lupa vote, komen, dan follow.

Queen Greta Oto (GXG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang