Dua Puluh Dua

3.3K 281 21
                                    

"Gre, boleh bagi nomor whatsapp lo enggak?" tanya Krisan begitu dirinya, Greta dan Lyna tiba di kelas. Dikeluarkannya smartphone model terbaru dari kantung celana. Greta menyebut sederet angka yang dihapalnya di luar kepala. "Oke. Udah gue save, ya. Terima kasih."

"Greta doang nih yang lo minta? Gue enggak?" tanya Lyna sengaja. Memandang penuh arti pada Krisan. Menaik-turunkan kedua alis tipisnya.

Krisan tersenyum. Menyodorkan smartphonenya. Lyna mengetik cepat nomornya. "Terima kasih, Lyn. Pulang sekolah kalian ada waktu? Gue mau traktir kalian. Salam perkenalan dari gue. Ajak si Qyu juga, Gre," ajak Krisan lalu duduk di bangkunya setelah Lyna mengembalikan smartphonenya

Greta melirik Lyna, yang hanya mengedipkan sebelah matanya. "Hem ... gue tanya dulu sama Qyu, ya. Enggak janji bisa ikut kalau si Qyu enggak kasih izin." Greta duduk di bangkunya namun memposisikan diri menghadap Krisan.

Krisan tersenyum. "Kalau enggak sama si Qyu dan enggak ada izin dari dia, emangnya lo enggak bisa jalan sendiri?" ledeknya lalu tersenyum. Tangannya terangkat untuk mengacak rambut Greta. "Ternyata teman baru gue ini masih seperti anak kecil, ya. Ke mana-mana harus dijagain baby sitter."

"Ih, apaan sih, Kris. Lo kok malah ngeledek gue sih." Greta menepis tangan usil Krisan dan merapikan rambutnya, yang diacak dengan semena-mena oleh teman barunya itu. "Lo kan, baru kenal si Qyu, jadi belum tahu tuh anak seperti apa," jelas Greta lalu tersenyum masam.

Krisan mencondongkan tubuhnya ke arah Greta. "Iya, emang gue baru kenal dia. Tapi gue udah bisa nebak sifat dia seperti apa dan bagaimana cara dia memperlakukan lo, Cantik." Krisan menatap Greta. Tangan kanannya terangkat dan mencubit dengan gemas pipi chubby Greta. Gemas dengan wanita mungil berpipi tembam di hadapannya.

"Lo aja bisa nebak, ya. Apalagi gue yang jadi saksi hidup perlakuan si Qyu ke Putri Kupu-Kupunya." Lyna menjulurkan lidah ke arah Greta sekilas.

Krisan menarik diri. Bersandar pada bangkunya. "Putri Kupu-Kupu?" tanyanya dengan nada bingung. Menatap Lyna. Meminta penjelasan.

Lyna menunjuk Greta. "Nih ... Ini yang gue maksud Putri Kupu-Kupu. Panggilan sayang dari Qyu buat Greta." Lyna tersenyum penuh arti.

Krisan kembali tersenyum. "Kalian dekat banget, ya? Sampai punya nama panggilan sayang segala. Kenapa enggak pacaran aja?" tanyanya seraya menatap Greta.

Greta memandang Krisan dengan wajah datar. "Iya kali gue pacaran sama Qyu, yang udah gue kenal dari kecil. Lagipula si Qyu udah punya pacar kali."

Krisan kembali mendekatkan wajah ke arah Greta. "Kalau begitu, gue ada kesempatan dong, buat deketin lo dan jadiin lo pacar gue," ujarnya dengan mimik serius. Menatap lekat pada wajah Greta.

Greta merasakan kedua pipinya memerah. Sengaja memundurkan wajah. Mencari jarak aman dengan wajah Krisan. "Ih, apaan sih? Silahkan aja kalau lo mau deketin gue. Emangnya, lo berani minta izin ke Qyu mau jadiin gue pacar?" tantang Greta dengan nada gugup.

"Berani dong. Kenapa juga harus enggak berani. Jangankan nembak lo. Nembak si Qyu juga gue berani." Krisan tersenyum penuh arti. "Lo lucu banget kalau lagi malu-malu begitu." Menjentik hidung mancung Greta, pelan.

"Hoi, dua manusia. Jangan asyik sendiri dong. Anggap gue ada, enggak akan nambah dosa, kan?" celetuk Lyna. Kesal karena merasa keberadaannya sebagai manusia, yang berhak untuk diajak mengobrol, terabaikan begitu saja.

Krisan memundurkan wajah. "Hehe. Maaf, Lyn. Gue suka sih godain si Putri Kupu-Kupu," ujarnya lalu kembali mengacak rambut Greta.

Wajah Greta memerah. Dirapikannya kembali rambutnya dalam diam. Sial. Kenapa kelakuan Kris mirip Qyu sih? Tapi, lebih asyik si Kris sih, dibandingkan dengan Qyu, ujarnya dalam hati. Tanpa sadar tersenyum. Tak sadar pula jika Krisan memperhatikan senyuman tak sengajanya.

Queen Greta Oto (GXG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang