Kino itu anaknya males mikir, jadi kalo ada tugas ya tinggal nyontek aja. Tapi ngga tau kenapa, hari ini dia jadi mendadak rajin. Dari jam pertama sampai sekarang udah jam ke 4, dia cuma ngomong seperlunya dan sibuk mengerjakan soal.
Tapi, kegiatan menulisnya terhenti ketika tinta pulpennya habis. Kino mendengus kesal karena ia hanya mempunyai 1 buah pulpen. Ia pun berinisiatif meminjam pulpen pada Dahyun, biasanya gadis itu mempunyai stock pulpen yang banyak.
Kino menghampiri Dahyun yang sedang duduk bersama dengan Donghan. "Day, pinjem pulpen dong."
"Pelajar ngga modal lo!" sindir Donghan.
Kino hanya melirik Donghan sekilas lalu mengotak - atik tempat pensil berwana pink milik Dahyun yang tergeletak di atas meja. Di dalam tempat pensil pink itu memang ada beberapa pulpen, tetapi tak satu pun dari pulpen - pulpen itu yang berfungsi dengan benar, hampir semua tintanya macet.
"Day, pulpen lo sama kaya otak si Donghan, macet," keluh Kino setelah mengetes semua pulpen Dahyun ke tangannya.
"Istirahat gua tunggu lo di lapangan, No." kata Donghan.
"Atur aja, Han." jawab Kino santai.
"Coba lo cari di tas gue, kali aja ada," usul Dahyun yang masih fokus pada tulisan - tulisan di bukunya.
Kino jalan ke arah meja Dahyun, ia membuka tas milik Dahyun. Hal pertama yang ia lihat ketika tas Dahyun telah terbuka selain buku adalah beberapa coklat.
"Buset, mau sekolah apa dagang coklat ini bocah," gumamnya.
Jari - jari panjang Kino dengan lincah mencari pulpen di setiap sudut tas milik Dahyun. Akhirnya ia menemukan beberapa pulpen yang terselip diantara buku paket Dahyun. Kino memilih sebuah pulpen berwarna pink dengan gantungan boneka yang entah boneka apa itu untuk dipinjamnya.
"Lucu nih," Kino mengambil pulpen itu.
Ketika ingin kembali menutup tas milik Dahyun, ia melihat sebuah surat yang timbul dari sela - sela buku paket Dahyun. Karena penasaran, Kino menarik surat itu, ternyata surat itu tidak hanya satu buah, melainkan ada beberapa buah dengan semuanya beramplop putih.
Kino mengalihkan pandangannya ke arah kiri, dimana Dahyun berada. Di lihatnya Dahyun sedang mengejakan sesuatu pada Donghan, terkadang tangan Dahyun juga memukul pelan lengan Donghan karena pria itu berulang kali tak mendengarkan ucapan Dahyun. Kino kembali melihat surat di tangannya, lalu dengan perlahan ia mulai membuka dan membaca surat - surat Dahyun, seketika ide jahil muncul di otaknya.
"Day!" panggil Kino. Panggilan ketiga, barulah gadis itu menoleh ke arahnya.
Dahyun menampakkan wajah bingung ketika melihat Kino yang tersenyum jahil padanya. Perasaan gadis itu mulai tak enak, pasti ada sesuatu yang di rencanakan pria bermarga Kang itu.
"Ngapain lo senyum ngga jelas kaya gitu?"
"Di tas loㅡ"
"Lo ngambil makanan gue ya?!" tuduh Dahyun cepat.
"Pikiran lo jelek mulu ke gua!"
"Tangan lo kan panjang."
"Panjangan Donghan noh!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rempong ; Dahyun
RandomTidak pandai membuat deskripsi menarik untuk sebuah cerita. Kalau sekiranya kalian penasaran dengan buku saya, silakan baca saja. Tidak saya private, sengaja. Saya memang ingin cerita saya bisa dibaca banyak orang, tanpa harus mengikuti saya terlebi...