Matahari sudah meninggalkan singgahsananya dan digantikan oleh bulan yang diselimuti oleh awan mendung, sehingga malam ini bulan tidak bisa memancarkan cahayanya dengan terang.
Mingyu melirik jam tangan yang melingkar manis di pergelangannya. Dilihatnya waktu sudah menunjukkan pukul setengah 8 malam, tetapi belum ada tanda tanda kepulangan dari dahyun.
"Belom balik juga bang?" donghan menghampiri mingyu sambil membawa secangkir teh hangat.
"Belom han, kemana anjir dia"
"Coba gua telpon dah"
Donghan merogoh saku celananya menggunakan tangan kanannya, setelah menemukan ponselnya ia mulai menghubungi nomor dahyun yang ternyata sedang tidak aktif.
"gaaktif bang"
Mingyu menghela napasnya berat.
Cahaya bulan semakin tertutupi oleh awan mendung yang semakin mendominasi di langit sana. Tak berapa lama, terdengar suara petir yang tidak terlalu keras tetapi mampu membuat donghan terkejut.
"Astaghfirullah"
Setelah terdengar suara petir tadi, hujan mulai turun dengan cukup deras. Mingyu jadi teringat dahyun yang tidak memakai jaket, ia khawatir adiknya itu akan kedinginan.
Pintu rumah mereka terbuka membuat kedua orang yang tengah sibuk dengan pikirannya masing masing menolehkan pandangan mereka ke arah pintu, ternyata donghyunlah yang muncul dari balik pintu. Donghyun datang dengan bajunya yang basah dan jangan lupakan wajah lesunya. Sudah bisa ditebak, pasti dia gagal menemukan dahyun.
"Ga nemu bang"
Mingyu kembali menghela napasnya berat.
"Ganti baju lo, nanti gua buatin teh" donghan sedang perhatian.
Donghyun mengangguk dan melangkah kearah kamarnya untuk mengganti pakaiannya.
"Apa gua yang cari aja ya han?"
Donghan yang ingin melangkah kedapur jadi terhenti dan langsung menolak usulan abangnya itu.
"Ga, lo tunggu disini dah biar gua tanya lagi ke temen temen gua"
Mingyu mengangguk, namun hatinya masih tidak tenang, ia sangat mengkhawatirkan keadaan adiknya. Ditambah diluar sana hujan juga semakin deras turun, kekhawatirannya semakin menjadi.
Untuk kesekian kalinya donghan menghubungi teman temannya tapi hasilnya tetap sama, tidak ada yang tau dahyun dimana.
"Udah hampir jam 8" ucap donghyun yang kini sudah berdiri di belakang donghan.
"Anjir ngagetin" kata donghan.
"Mana teh gua?"
"Gajadi, buat sendiri ae jan manja"
Donghyun baru saja ingin memukul kepala donghan tetapi tidak jadi, karena ia mendengar suara motor yang memasuki halamannya. Mereka pun bergegas melihat keluar rumah.
Dihalaman, mereka bisa melihat bahwa dahyun dan jungkook basah kuyup. Persis seperti dugaan mingyu, dahyun tidak mengenakan jaket.
"Dari mana aja hah?!" nada bicara mingyu seperti ibu ibu yang sedang mengintrogasi anak perawannya.
"Ujan bang, neduh dulu tadi kita makanya lama" jelas dahyun sambil mengusap kedua telapak tangannya agar bisa sedikit mendapat kehangatan.
Mingyu menatap jungkook. Setelah sekian lama jungkook berteman dengan mingyu, ia baru melihat tatapan seperti itu dari mingyu. Tatapan seorang ayah yang marah karena anak perawannya sudah diantar pulang kemalaman dengan kondisi yang basah kuyup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rempong ; Dahyun
AléatoireTidak pandai membuat deskripsi menarik untuk sebuah cerita. Kalau sekiranya kalian penasaran dengan buku saya, silakan baca saja. Tidak saya private, sengaja. Saya memang ingin cerita saya bisa dibaca banyak orang, tanpa harus mengikuti saya terlebi...