"Gila ya Day kita berdua doang yang ga punya kegiatan."
"Iya anjir, bedua sama lo di kantin musibah banget sumpah."
"Tai lu."
"Eh tapi Xiao, Sinb ntar kesini ko."
"Lah, bukannya dia kudu latihan?"
Dahyun menggeleng,
"Kaki dia masih agak sakit yang bekas jatoh waktu itu, makanya dia izin ga ikut buat beberapa hari ini." iya, waktu itu Sinb pernah jatoh dari motor dan kakinya terkilir, makanya dia ga bisa ikut latihan dance dulu hari ini."Lah terus dia kemana sekarang?"
"Tuh, di belakang lo."
"Apa lo?" kata Sinb ketika Xiao menoleh kearahnya.
"Kaya setan lo tiba tiba nongol."
"Serah lambemu lah Xiao, lagi males ngebacot gue."
Dari mereka semua, memang hanya Xiao, Seungkwan dan Dahyun yang tidak mengikuti ekskul apapun.
Kino, Yuto, Wooseok, dan Moonbin, saat ini sedang berkumpul di ruang olahraga untuk membahas tentang pertandingan futsal yang akan diadakan oleh sekolah meraka.
Moonbin dan Donghan juga di ruang olahraga, tetapi mereka berkumpul dengan ekskul basket.
Pinky dan Chengxiao juga di panggil oleh pelatih dance mereka, grup mereka akan menjadi penampil pada saat pembukaan acara turnamen yang akan di selenggarakan di sekolah mereka.
Eunseo, Chanwoo, Donghyun, dan Vernon sedang rapat osis, mereka membahas tentang persiapan acara itu juga. Sebenarnya Vernon bukan anak osis, tetapi ia di pilih untuk membantu osis di bagian dokumentasi. Sedangkan Seungkwan, dia mah tadi di panggil sama guru bahasa inggris gara gara ada tugasnya yang belum tuntas.
Seseorang menghampiri meja Dahyun.
"Eh Xiao, lo di panggil ke ruang guru tuh."Xiao menyerit bingung,
"Lah ngapain ren?"Rena, gadis yang tadi memanggil Xiao hanya mengangkat bahunya sebagai jawaban, "Gua cuma di suruh manggil lo doang, yaudah gua cabut ya gengs." pamit Rena.
"Mampus lo." ucap Dahyun ketika Rena sudah pergi.
"Udah sono." Sinb mendorong Xiao.
"Ck, gabisa liat pangeran santai apa ya."
Xiao pergi ke ruang guru.
"Kekelas yu bi, ada yang mau gua ceritain, disini rame."
Sinb menyeruput es nya buru - buru, "Ayo dah." ucapnya ketika telah berhasil menelan es tehnya.
Sinb dan Dahyun jalan menuju kelas sambil mengobrol, tetapi dipertengahan jalan, Dahyun meminta Sinb untuk kekelas duluan, ia ingin ke loker sebentar, ada sesuatu yang harus diambil katanya.
"Duluan aja bi, gua ke loker bentar."
"Oke."
Sampai di loker, Dahyun buru buru membuka lokernya, ketika loker terbuka ia menemukan 2 surat dengan amplop yang berbeda warna. Tidak ada keterangan nama si pengirim di amplop tersebut.
"Anjir ko malah jadi dua sih?" Dahyun menutup kasar lokernya lalu berjalan kembali menuju kelas.
"Kenapa lo? Surat lagi?" tanya Sinb ketika Dahyun memasuki kelas dengan raut wajah yang masam.
Dari semua teman Dahyun, memang hanya Sinb yang tau tentang masalah surat yang sudah beberapa hari ini selalu hadir menghiasi loker Dahyun. Bahkan saudara saudaranya sendiri tidak ada yang tau tentang hal ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rempong ; Dahyun
RandomTidak pandai membuat deskripsi menarik untuk sebuah cerita. Kalau sekiranya kalian penasaran dengan buku saya, silakan baca saja. Tidak saya private, sengaja. Saya memang ingin cerita saya bisa dibaca banyak orang, tanpa harus mengikuti saya terlebi...