Ketahuan

1.1K 183 18
                                    

Pulang sekolah kali ini, Dahyun harus rela pulang sendiri, kerena Mingyu dan Donghan ada kegiatan ekskul basket. Sedangkan Donghyun, kembarannya yang satu itu ada rapat osis. Awalnya Dahyun ingin pulang bersama temannya yang lain, tapi mereka juga sedang ada kegiatan ekskul. Terkadang, Dahyun suka menyesal tak mengikuti ekskul satu pun.

Sebelum pulang, Dahyun mampir ke perpustakaan terlebih dahulu. Bukan karna Dahyun rajin. Tidak. Hal ini ia lakukan karna Eunseo memberi persyaratan sebelum Dahyun menyalin tugasnya tadi; jika Dahyun ingin menyalin, maka setelah pulang sekolah, Dahyun lah yang harus mengembalikan buku-buku yang Eunseo pinjam ke perpustakaan. Dengan berat hati, Dahyun menyetujui hal itu.

Dalam perjalanan menuju perpustakaan, Dahyun melihat seseorang yang tak asing baginya sedang berjalan menuju belakang sekolah.

"Itu kaya Ucok, tapi bukannya kumpul futsal? Lah, ngapain ke arah belakang sekolah?" gumam Dahyun.

Karna penasaran, Dahyun mengikuti Wooseok hingga lupa niat awalnya untuk ke perpustakaan. Sesampainya di belakang sekolah, Dahyun memposisikan dirinya  bersembunyi dibalik tembok lalu memperhatikan gerak-gerik Wooseok yang sedikit mencurigan bagi Dahyun.

Disana, Wooseok tengah berdiri dengan wajah datarnya sambil menoleh kesekitar, seperti sedang memantau keadaan di sekitarnya. Beberapa saat kemudian, Dahyun melihat Wooseok mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. Dahyun sedikit memicingkangkan matanya untuk memastikan benda apa yang Wooseok keluarkan. Mata Dahyun membulat sempurna, begitu pun dengan raut wajahnya yang terkejut setelah melihat benda yang Wooseok keluarkan.

'Ya, Tuhan, dia pemakai?'

Dahyun terlalu shock hingga menjatuhkan buku-buku yang sedang digenggamnya. Perhatian Wooseok pun kini teralih ke tempat persembunyian Dahyun ketika mendengar suara benda terjatuh dari sana.

Terlihat sedikit panik, Wooseok pun mendekat ke arah Dahyun. Tersadar akan Wooseok yang mulai berjalan kearahnya, Dahyun dengan tergesa-gesa mengambil buku-buku tadi kemudian berlari meninggalkan tempat persembunyiannya itu.

Dahyun berlari dengan sekuat tenaga yang gadis itu punya, setelah dirasa cukup jauh, gadis itu memberhentikan dirinya tepat di lorong kelas 10 sambil menetralkan napasnya. Ia menyeka keringat di dahinya menggunakan tangan kirinya, sementara tangan kanannya, ia gunakan untuk memegang buku-buku yang sempat terjatuh tadi.

"Hosh, hosh, hosh, untung aja ngga ketauan!"

"Ketauan apaan?"

Dahyun yang masih sibuk menetralkan napasnya terlonjak kaget begitu seseorang menepuk bahunya. Reflek Dahyun ketika terkejut adalah memukul siapa saja yang berada di sebelahnya dengan benda-benda yang digenggamnya atau pun dengan tangan kosong. Kini, korban dari tindakan spontan Dahyun adalah Donghan, saudara kembarnya sendiri.

"Sakit anjir! Dikata buku sejarah tipis kali!" ringis Donghan sambil mengelus lengannya.

"Bodo! Lagian lo ngapain sih disini? Bukannya lo kumpul basket?" tanya Dahyun ketus, ia pikir Donghan tadi adalah Wooseok.

"Gua maㅡ"

"DONGHAN, KELAPANGAN SEKARANG! ATAU LO MATI DITANGAN GUA!" himbau Mingyu dari arah lapangan dengan nada nada tinggi. Mingyu memang akan berubah menjadi tegas ketika bersama anggota ekskul basket lainnya. Karena ia memang kapten dari tim basket sekolah ini, ia tak mau anggotanya tak taat peraturan, termasuk adiknya sendiri.

Rempong ; DahyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang