8

2K 139 2
                                    

Aku dan Nayya menuju kelas. Selera makan kami hilang. Saat melewati lapangan basket, Nayya berhenti

"Kenapa Nay?" tanyaku

"Lo duluan aja. Gue mau ke Putra." ujarnya

"Okey."

Aku berjalan menuju kelas. Berharap Sasa sedang tak ada. Benar saja, kulihat bangkunya kosong. Aku segera duduk. Tak lama kemudian muncul pemberitahuan dari ponselku. Segera kubuka

Sasa: lo gak nyadar? lo bikin susah semua orang! tadi Salma kena siram sama Gisel gara-gara lo. Dan Rafi, orang yang baru lo kenal juga udah lo bikin susah. Abis ini siapa lagi? Nayya? Kirey? Putra? Atau mungkin Kennath?

ajengfazhh_: maksud lo apa Sa?

Sasa: udah deh. mulai sekarang, jauhin Rafi! Dia udah jadi milik gue!

Aku hanya membaca chat terakhir dari Sasa. Ternyata benar. Rafi sudah pacaran dengan Sasa. Aku harus menjauh. Aku juga tak ingin membuat teman-temanku susah.

Saat bel masuk berbunyi, guru mata pelajaran selanjutnya masuk. Entah kenapa, kali ini aku sangat malas dengan pelajarannya

"Ajeng? Kenapa bengong?" tanya Bu Ratih

Aku hanya diam saja sambil terus melamun

"Ajeng! Kamu tidak mendengar saya?" teriak Bu Ratih membuyarkan lamunanku

"Sekarang kamu keluar!" ucapnya. Mau tidak mau aku harus keluar.

Aku memilih kelapangan basket dan bermain basket seorang diri disana. Saat ingin memasukkan bola kedalam ring, aku terpeleset hingga jatuh

Kulihat ada seseorang yang menjulurkan tangannya padaku. Aku tak bisa melihatnya jelas karena sinar matahari. Saat aku bangkit, orang itu adalah

"Mungga?" Ya. Muhammad Munggaran Meldrat. Entah kenapa dia juga ada diluar. Aku meraih tangannya kemudian bangkit

"Lo bisa main basket?" tanyanya padaku

"Dikit." balasku

"Kata siapa dikit? Tadi pagi gua liat lo masukin bola dari Putra kedalam ring." ucapnya. Aku hanya terkekeh pelan

"Ngapain lo diluar?" tanyaku

"Males. Bu Ratih nyerocos mulu." aku hanya tertawa hambar mendengar perkataan Mungga

"Mau main bareng?" tawar Mungga padaku

"Boleh." balasku

Aku dan Mungga pun mulai bermain. Bukan pertandingan pastinya. Ternyata Mungga tak sejahat Syahdan. Ya. Dia adalah sahabat Syahdan. Ku pikir dia cuek dan sama seperti Syahdan. Ternyata, dia baik.

"Mung? Udahan yuk. Capek."

"Yaudah. Udah mau pulang juga. Kekelas yuk." ajak Mungga

"Yaudah ayok."

———

Aku pulang bersama Nayya. Entah kenapa hari ini dia tak ingin pulang bersama Kirey ataupun Putra. Aku mengajaknya ke Mall untuk membeli sesuatu.

Kami masuk ketoko olahraga. Aku ingin membeli bola basket yang baru

"Kak? Ajeng ambil Bola Basket 2 ya?" ucapku pada penjaga toko. Penjaga toko hanya membalas dengan anggukan kemudian tersenyum

"Yok Nayy." ajakku pada Nayya

"Gak dibayar?" tanya Nayya

Oh, aku lupa mengatakan

Cold But I LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang