13

1.8K 128 5
                                    


Aku dan Salma hanya bisa diam mematung melihat sahabat kami sedang adumulut dilapangan. Bukannya tak mau melerai. Kata Salma, Nayya tak bisa dilerai jika sudah seperti ini

"Mau lo apa? Kemaren jalan bareng Putra. Sekarang pacaran bareng Danis? Hebat banget lo ya? Gak punya malu banget!" ucap Nayya

"Joy, Joy tenang joy." ucap Putra menenangkan Nayya

"Ini maksudnya apaan sih Nay?" tanya Danis yang nampak kebingungan

"Udah deh. Lo cek line lo sekarang dan lo koreksiin apa yang lo bilang ke Kirey! Cepet!" pinta Nayya pada Danis

Danis menunduk dan mengecek ponselnya. Sesaat kemudian dia menoleh pada Sasa. Tapi kenapa Sasa?

"Jadi otak lo? Hah?" tanya Danis pada Salsa

"Gu-gue? Kok gue sih Nis?" tanya Sasa

"Ooh lo sengaja nyuruh Gisel buat pura-pura terkilir biar gua bantuin dia? Dan Gisel, lo cuma pura-pura kalo hp lo ketinggalan dan pengen ngabarin Key, gitu? Licik banget ya. Lo minjem hp gua trus ngeline si Kirey dan ngomong kalo seolah-olah gua minta putus? Hah?" tanya Danis pada Sasa dan Gisela

"Nis maksud lo apa sih? Udah deh gue gak ngerti." alibi Sasa

"Ooh dan lo Gis, lo waktu itu emang sengaja barengan ama Putra cuma karna pengen bikin gue cemburu? Iya?" tanya Nayya pada Gisela

"Gue cuma disuruh Sasa." ucap Gisela menunduk

"Dan lo mau? Iya? Dibayar berapa lo?" ucap Salma yang entah kapan menghilang dari sampingku

"Picik banget lo bedua ya! Gak suka liat orang seneng?! Salah Kirey sama Nayya apa?! Sampe kapan sih lo kek gini terus? Jijik gua liat muka lo!" ucap Putra dengan nada tinggi

"Put dia pacar gua. Dan dia cewek." ucap Rafi

"Terus kalo dia pacar lo kenapa? Ajarin ke pacar lo ini ya jangan suka ngancurin hubungan orang lain! Lagian nyari cewek kok yang picik sih Fi? Ajeng kurang?" tanya Putra membuatku melongo

"Kok Ajeng?" tanya Hendri

"Kok gue sih put?" tanyaku pada Putra

"Aaah udahlah. Males gua. Dah gak mood. Pulang aja yuk." ajak Putra kemudian kami pulang

———

Aku menunggu Bang Lutfi di halte dekat sekolah. Tiba-tiba Kennath datang dan melambaikan tangannya didepan wajahku.

"Jeng? Hello jeng?" ucap Kennath sembari melambaikan tangannya

"Eh iya kenapa neth?" tanyaku yang tersadar

"Nungguin siapa? Bareng gua mau?" tanya Kennath

"Gak usah neth. Gue bareng Bang Upi." ucapku menolak lembut

"Yaudah. Gua temenin sampe Upi dateng." ujar Kennath membuatku tersenyum

Tak lama kemudian mobil Bang Lutfi berhenti tepat didepan halte. Aku tersenyum kearahnya. Bang Lutfi turun dari mobil dan menyapaku dan Kennath

"Hai jeng. Hai neth." sapa Bang Lutfi. Aku dan Kennath sama-sama tersenyum padanya

Lalu Abip pun turun. Kennath sempat kaget.

"Ngapain lo?" tanya Kennath ketus

"Suka-suka gua lah. Gua mah mau pergi bareng Ajeng sama Lutfi." balas Abip

"Oh. Jeng kalo gitu gua duluan ya. Ntar malem online. Ada yg pen gua omongin ke lo." ucap Kennath

"Iiyaa Kennath." balasku

Kennath pun pergi. Abip tersenyum kearahku. Bang Lutfi mengajak kami pergi. Entah kemana dia akan membawaku dan Abip.

"Ini sebenernya kita mau kemana sih?" tanyaku yang sudah penasaran

"Yaa kita jalan-jalan aja." balas Bang Lutfi

———

Kami sampai di salah satu mall. Bercanda ria bersama. Saat sedang ditoko Aksesoris Handphone tiba-tiba Abip menarikku menjauh dari Bang Lutfi. Aku kaget dan segera bertanya.

"Kenapa bip? Kok gue ditarik kesini?" tanyaku pada Abip

"Lo suka sama Kennath?" tanya Abip

"Hah? Gu-gue biaaasa aja kok." ucapku

"Gua tau lo suka sama Kennath. Ya karna dia sering jagain lo kan? Gini ya jeng. Gua bisa lakuin hal-hal yang bisa bikin Kennath celaka." ucap Abip membuatku bingung. Apa maksudnya?

"Maksudnya apaan sih bip? Gue gak ngerti." ucapku

"Kalo lo mau Kennath baik-baik aja, lo harus mau jadi pacar gua! Yaa kalo lo mau sih. Kalo gak mau juga gapapa. Kennath-nya yang kesiksa." jelas Abip

"Bip gue mohon jangan apapain Kennath! Kok lo tega banget sama adek lo sendiri sih?!" ujarku membuat Abip tersenyum evil

"Yaudah sih. Ini lo mau apa enggak? Kalo gak mau juga gapaapaa." ucap Abip kemudian melangkah pergi.

"Bip!" panggilku padanya. Dia lalu menghentikan langkahnya

"Apa?" balasnya tanpa menoleh

"Gu-gue mau bip." ucapku dengan berat hati. Mau tidak mau, aku harus menerima tawaran dari Abip sebelum dia mencelakakan Kennath

"Serius? Oke ayok." ucapnya kemudian menggandeng tanganku dan pergi kearah Bang Lutfi

Bang Lutfi menoleh kearahku dan Abip. Dia juga tampak kaget

"Gandengan?" tanyanya bingung

"Udah apa jeng?" tanya Abip padaku

"Jadian." balasku ketus

"Hah? Waaaah Pj pj! Gua ga mau tau." ujar Bang Lutfi. Ayolah dia bercanda? Sepertinya dia setuju

"Nanti aja elah. Baru juga jadian udah minta pj. Esok aja yakk." ucapku

"Aaah oke deh." balas Bang Lutfi

———

Aku harus menjawab apa pada semua? Mungkin saja Abip akan memberi tahu pada mereka. Ooh masalahku tambah banyak.



Tbc...

See you in next part❤️
Tembus 10 Vote bakal next

Pembaca yang baik selalu meninggalkan jejak❣️

Cold But I LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang