18

1.8K 139 1
                                    

🌿🌿🌿🌿
Entah apa yang kurasakan sekarang. Intinya, aku ingin kau.

———

"Lo dimana Fi? Gue kangen lo! Lo kayak ditelan bumi." gumamku

"Gua disini." ucap Rafi yang tiba-tiba ada dibelakangku

Aku refleks lalu memeluk Rafi dengan erat. Aku menangis! Entah kenapa, aku sangat rindu dengan lelaki yang satu ini. Dia memikat hatiku

"Jangan nangis. Kan gua udah ada disini." ucap Rafi seraya mengelus rambutku

Aku melepaskan pelukanku pada Rafi. Bukan tanpa alasan. Aku sudah berjanji pada Sasa tak akan mendekati Rafi untuknya

"Kenapa jeng?" tanya Rafi heran

"Gak baik berduaan. Apalagi ini rooftop. Gue balik kekelas dulu ya? Udah mau masuk Fi." alibiku

"Yaudah. Bareng ya?"

"Gak usah Fi. Gue bisa sendiri tau." ucapku disertai cengiran

"Okedeh. Bay poloss." ejek Rafi dan kubalas dengan senyuman

———

Saat bel pulang telah berbunyi, aku masih berdiam dikelas bersama Kirey, Nayya, Salma, Danis dan Putra. Tak lama kemudian, Abip datang menghampiriku dikelas

"Ab-abip? Kok disini?" tanyaku yang gugup

"Kenapa gak boleh? Kan udah waktunya pulang." balas Abip

"Gak papa sih hehehe."

Tiba-tiba Kennath datang dan menendang pintu yang tertutup sebelah. Kami kaget dan panik. Kenapa dia?

Dia mendekat kearah Abip dan melayangkan satu pukulan kewajah Abip hingga Abip tersungkur. Dia menarik kerah Abip. Aku segera menghampiri mereka

"Apapaan sih! Lepasin gak?!" ucapku pada Kennath

"Jadi gini cara lo buat dapetin Ajeng? Hah? Kalo lo mau bersaing, bersaing secara sehat! Jangan childish kayak gini!" ucap Kennath kemudian memukul Abip (lagi)

"Kennath! Berenti gak?!" ucapku geram

"Lo apapaan sih? Dia kakak lo!" sambungku

Danis dan Putra mencoba mencegah mereka berdua. Terlihat ekspresi yang sangat marah diwajah Abip. Dia ingin membalas Kennath. Sayangnya, cengkraman Putra pada Abip tak cukup kuat hingga Abip dapat membalas pukulan Kennath

"GUE BILANG UDAH YA UDAH! MAU BERANTEM? MAU ADU JONTOS? KE GUE!!!" ucapku semakin geram

Seketika suasana saat itu menjadi hening.

"Lo kenapa neth? Kok dateng-dateng main mukul Abip?" tanya Putra

"Dia! Dia ngancem Ajeng biar Ajeng jadi pacarnya! Lo mau nyelakain gua? Iya? Hah? Kenapa gak sekarang aja Bip?" tanya Kennath sambil merontak

"Kennath udah!!!" bentakku kemudian meninggalkan kelas itu bersama Abip

"Gua sayang sama lo!!!"

Deg. Seketika aku dan Abip berhenti dan semua menoleh pada Kennath.

"Apa? Ada yang salah dari omongan gua?" tanya Kennath

"SALAH BANGET!" ucapku kemudian pergi

———

"Kamu gapapa? Ntar mampir dulu. Aku obatin." ucapku pada Abip yang sedang menyetir

"Gapapa kok. Aku bisa sendiri."

"Tapi Bip..."

"Gapapa Ajeeng."

"Serah." ucapku kesal

Cold But I LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang