20

1.6K 134 6
                                    

...

"Pejoy!" panggilku. Ya. Dia adalah Nayya. Nayyara Hafeeza.

"Eh Ajeng." balasnya

"Pejoy kenapa? Kok nangis? Sendiri?" tanyaku sambil mengedarkan pandanganku

"Tadi sama Kirey. Tapi gatau deh tadi diajak Danis. Biasa. Paling juga pacaran." balas Nayya.

"Ooh. Jadi lo kenapa nangis?" tanyaku yang masih sangat penasaran

"Putra jeng. Gue gak tau harus gimana lagi ngadepin Sasa sama temen-temenya." jawab Nayya

"Tadi gue sama Putra kesini. Gue makan bareng. Nah abis itu, Key dateng trus nabrak gue. Putra gak liat kalo Key yang nabrak gue. Key jatoh dan ngomong kalo gue dorong dia. Gak masuk akal banget." jelas Nayya

"Trus?"

"Putra marah dan milih pergi bareng Key." Nayya kembali menunduk

"Sekarang mereka dimana?" tanyaku

"Lo cek SGnya Key. Siapa tau ada update mereka lagi dimana." balas Nayya

Aku merogoh kantung hoodieku dan mengambil ponsel berlogo buah bertipe 7+ itu.
*maap*

"Lagi di timezone. Kesana yuk." ajakku pada Nayya

"Males. Yang ada dia bikin emosi gue." ucap Nayya

"Gabakal. Yaudah orang kita mau main. Yuk." tanpa menunggu jawaban dari Nayya, aku langsung menarik tangannya.

...

"Ajeng itu mereka. Gak mau ah. Yuk pergi aja. Gue mau nelfon Kirey." ucap Nayya

"Diem deh. Yuk." ucapku

Kami berada tepat disamping Putra dan Key yang tengah berusaha mendapatkan sebuah boneka.

"Nay? Kok panas ya? Padahal tadi dingin." sindirku

Nayya menatapku heran

"Iyaaa. Perasaan tadi lu gak sendiri. Tadi pas gue samperin udah sendiri aja." ucapku

Seketika Putra kaget. Dan menghampiri Nayya

"Pejoy Maaf." ucap Putra

"Gapapa. Ngapain kesini? Temenin dia tuh." ucap Nayya menunjuk Key

"Gak. Aku kesini bareng kamu. Masa aku ninggalin kamu?" tanya Putra

"Lah emang tadi gak ninggalin? Pikun amat masnya." ucap Nayya memutar bola matanya jengah

"Selesain berdua ya. Gue mau ke abang gue dulu. Daaah Bolol. Daaah Pejoy!" ucapku kemudian pergi ke Bang Dika

...

"Lama amat." ucap Bang Dika dengan ekspresi kesalnya

"Biasa aja kali. Eh Bang? Itu bukannya Bang Upi ya?" tanyaku ketika melihat lelaki jangkung yang sangat familiar dimataku

"Iya. Sama siapa?" tanya Bang Dika

Aku mencoba mengenali sosok perempuan yang sedang dirangkul Bang Upi. Abip juga ada disana. Tapi siapa peduli? Kami sudah bukan apa-apalagi kecuali teman.

Aku mengambil beberapa gambar Bang Upi bersama perempuan tadi. Aku kenal dia. Kenal sangat.

"Ngapain difoto?" tanya Bang Dika membuyarkan lamunanku

"Gapapa. Buat dokumentasi hahaha." ucapku disertai tawaan

S
K
I
P

"Pagi Hen." sapaku pada Hendri yang tengah mendribble bola

Cold But I LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang