10

1.9K 177 6
                                    

Sampai didepan rumah, Kennath berkata

"Jangan nangis jeng. Gua gak suka lo cengeng kek gini. Kalo lo ampe nangis lagi, gua gak mau temenan ama lo. Sekarang lo masuk. Ganti baju terus tidur." ucap Kennath padaku

"Iya. Maaf gue udah ngerepotin lo neth. Makasih juga udah mau nemenin gue." ucapku tersenyum pada Kennath

"Yaudah. Masuk gih." suruh Kennath padaku

---

"Maafin gue neth. Tapi gue gak tahan lagi. Gue gak bisa janji gak bakal nangis. Ini pertama kalinya Bang Upi nampar gue." ujarku sambil terus menangis

Aku rindu oma. Dulu, kalau aku sedih oma yang selalu menghiburku. Aku rindu oma. Aku rindu dongeng oma. Aku rindu dipeluk oma. Aku rindu jalan-jalan bersama oma.

"Oma, cucu oma sekarang jahat! Bang Upi nampar Ajeng, Oma! Dia berubah drastis! Ajeng cuma gak mau dia babak belur lagi. Kalo gini terus, Ajeng gak sanggup tinggal bareng Bang Upi! Ajeng mau sama Oma dan Opa. Hiks...hiks." ucapku sambil terus menangis

---

Esoknya, aku bangun pukul 04.55 pagi. Menunaikan shalat subuh kemudian melakukan sedikit olahraga. Saat jam menunjukkan pukul 06.25 aku masuk kedalam rumah. Kulihat Bang Lutfi yang tengah memasak sesuatu.

"Gue mau main basket sama temen-temen." ujarku kemudian beranjak pergi. Tiba-tiba dia memanggilku

"Ajeng! Gak mau makan dulu? Nih gua udah masakkin nasi goreng buat kita sarapan." ucap Bang Lutfi dengan celemek yang masih menggantung

"Gue bawa duit." ucapku tanpa menoleh. Bang Lutfi pun berbalik dan melanjutkan kegiatan memasaknya. Dapat kulihat raut wajah kecewa dari wajahnya.

Aku pergi mengendarai mobil. Saat sampai ditaman dekat sekolah, sudah ada Rafi, Kennath, Aca, Hendri dan juga Salma disana.

"Heii." sapaku pada mereka

"Hai Ajeng. Si bolol masih belom dateng nih. Kita tunggu dia dulu." ujar Hendri

"Iyaaa." balasku

Tak lama kemudian, Putra, Nayya dan Kirey pun sampai. Nayya yang terlihat sangat bersemangat berlari dan memelukku.

"Ajenggg!" ucap Nayya sambil memelukku

"Iiih Nayya sesek tauu." ucapku sambil memanyunkan bibirku

"Iiih Ajeng imut bangettt." ucap Kirey

"Hehe bisa aja. Kalian udah pemanasan?" tanyaku pada mereka dan dibalas anggukan

"Yaudah jeng..kalo gitu gc ajarin kita yang ciwi-ciwi dong." ucap Nayya

"Eeh lo minta ajarin si Putra aja gih." ucapku pada Nayya

"Gak mau ah. Kalo cewe yang ajarin pasti bakal cepet paham." ucap Nayya

"Aaah lama lo pada." ucap Hendri merampas bola ditanganku dan mengajak kami bermain

"Eh woi! Gue, Salma sama Kirey kan belom bisa!" teriak Nayya

"Aah lo bertiga entar aja. Kita berlima mau nguji Ajeng dulu." ucap Hendri pada Nayya

"Yaudah gc! Gue mau cepet-cepet diajarin sama Ajeng." ucapan Nayya membuatku terkekeh pelan

Kami dibagi menjadi dua tim. Tim pertama Kennath, Hendri dan juga Aca. Tim kedua Putra, Aku dan juga Rafi. Kami bermain dengan bagus. Timku memasukkan bola ke ring sebanyak 4 kali. Sedangkan tim Kennath sebanyak 3 kali. Kulihat Nayya, Salma dan Kirey yang mulai bosan. Aku menghentikan permainan dan memilih mengajarkan mereka

Cold But I LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang