5

312 16 1
                                    

Happy reading and don't be silent readers~

-----

Saat istirahat di sekolah....

Selebaran konser musik dibagikan di seluruh kelas. Selebaran itu dibagikan oleh ketua osis. Yang akan tampil dalam konser itu ialah grupband dari sekolah itu sendiri. Hal yang istimewa, konser ini gratis dan sudah memenuhi izin dari kepala sekolah.

Istirahat kali ini Rudy dan Master Malak lainnya ingin berada di kelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Istirahat kali ini Rudy dan Master Malak lainnya ingin berada di kelas. Membicarakan konser musik yang gratis ini.

"Yaelah, gratis. Kalo bayar kan bisa untung banyak gue," ujar Rudy. Diikuti anggukan Master Malak lainnya.

"Yang untung banyak lu doang? Kita juga kali," sahut Gilang.

"Yaiyaa, kalian juga untung," Rudy mengalah.

"Terus lu ada rencana nggak?" tanya Angga.

"Rencana? Rencana apa?" tanya Rudy seolah tak peduli.

"Eh, gak jadi aja lah," jawab Angga, lalu membuka bungkus permen milkita rasa coklat miliknya.

Rudy menatap Angga dengan jijik, "Lu bisa gak sih berhenti makan permen milkita? Gak cowok banget. Cowok itu ngerokok, biar gak banci,"

"Banci mah ngerokok juga, bro," balas Angga, kalem. Semua anak tertawa, lagi-lagi Rudy merasa bodoh.

"Ah udahlah, malak lagi yuk," ajak Rudy sambil bangkit dari tempat duduknya. Diikuti Master Malak yang lain.

-------------

Masing-masing anggota Master Malak yang berjumlah delapan berbagi tugas dan berpasangan. Angga dan Gilang bertugas malak di kelas XI IPS 3, kelas Naura, Lia, dan Rio.

Angga dan Gilang berjalan di koridor sekolah yang awalnya ramai, seketika sunyi. Aura seram menyelimuti koridor begitu mereka lewat. Semua anak segera menjauhi Angga dan Gilang.

Mereka kemudian berbelok ke kiri. Terlihat papan nama kelas 'XI IPS 3'. Angga dan Gilang langsung masuk, tanpa izin.

"Duit woy, duit!" teriak Angga.

Tak digubris oleh anak-anak lain, mereka berpura-pura tuli dan asyik makan.

"Tuli lu semua! Duit woy! Tumben kagak nurut!" bentak Gilang. Setelah itu anak-anak langsung menyerahkan uang ber-nominal besar seperti biasanya. Jika Gilang yang meminta, semua anak pasti nurut. Karena Gilang merupakan kakak kelas mereka.

"Itu bertiga? Kenapa gak ngasih duit?" tanya Angga, sedikit bernada tinggi, menunjuk Naura, Lia, dan Rio.

Naura terkejut. Tak biasanya Angga seperti ini. Ia kira Angga tidak menagihnya juga.

"Kita gak ada duit, sori ya, Master Malak," jawab Lia, dengan berani sambil berdiri dan melipat tangan.

"Nantang kita lu?! Wuhh, dasar, cewek aja belagu," umpat Gilang.

Angga menatap Naura. Rasa kasihan terlihat dari tatapan Angga. Tetapi ia harus memalaknya, atau amarah Rudy menghajarnya.

Angga menepis pikirannya, "udah cepet! Duit lu bertiga! Bawa sini atau gue habisi!"

Dengan berat hati, ketiga sahabat itu melangkah ke arah Angga. Naura tak tahu harus menyapa Angga atau tidak. Perlakuan Angga hari ini terhadap Naura dan teman nya berbeda dengan kemarin di perpustakaan.

"Angg..." Panggil Naura, tetapi Angga dan Gilang langsung pergi. Tak memperdulikan panggilan Naura.

Apa yang membuat sikap mu berbeda di dua keadaan, Angga?

-Naura-

----------------
To Be Continued 🎶


Master Malak Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang