16

154 9 0
                                    

Happy reading and don't be silent readers 🙏🙏
----------
Di part yang lalu, Angga dan Naura sepakat berpisah untuk menghindari celaka yang mungkin terjadi pada Naura. Walau sakit, ini harus dijalani. Naura juga berpikir memang inilah yang terbaik untuk mereka berdua.

Mereka sepakat untuk meraih masa depan yang baik. Kuliah dan bekerja sesuai apa yang dicita-citakan. Naura lulus masuk PTN dengan jalur SNMPTN. Sementara Angga gagal di SNMPTN, sehingga ia harus ikut ujian.

Ternyata Angga dan Naura berada di kampus yang berbeda. Tetapi mereka berada di satu kota yang sama. Kecil kemungkinan mereka untuk bertemu. Bahkan untuk kebetulan saja rasanya tak mungkin.

Selama kuliah, Angga berhenti kerja sambilan di Jakarta. Mencari pekerjaan sambilan baru di daerah kuliahnya. Ternyata, Lena menyusulnya. Ia rela pindah kuliah demi mengikuti Angga. Selama bertahun-tahun kuliah, Angga tahu. Bahwa ternyata Lena ini menyukainya. Kemu

Berbeda dengan Naura. Ia sering diajak cowok di kampus untuk kencan, tetapi menolak. Ia tetap pada pendiriannya untuk menunggu Angga. Naura juga tak kerja sambilan seperti Angga, ia dibiayai orang tuanya.

Kadang, di setiap waktu lengang, Naura sering mengingat Angga. Bertanya-tanya, dimanakah ia sekarang? Sedang apa? Apakah dia dekat dengan yang lain atau tidak? Naura sadar, ia merindukan Angga.

Karena rindu inilah, ia ingin setelah lulus kuliah nanti, ia akan mencari Angga di Bandung (terakhir Angga dikabarkan diterima kuliah di Bandung).
---------

Selama Angga kuliah, Lena yang menemaninya. Mendukung semua yang dicita-citakan Angga. Lena juga tahu, Angga ingin menemui Naura setelah Angga bisa sanggup melamarnya.

Di sebuah taman kampus. Angga sedang menikmati makanan ringan bersama Lena. Mereka mengobrol hingga menimbulkan gelak tawa diantara mereka. Namun, suasana seru itu hilang ketika Lena menyebut sebuah nama.

"Ngga, lo rindu gak sih sama Naura?" tanya Lena, tiba-tiba.

Senyum Angga hilang. Teringat Naura membuat ia susah menjalani hidup. Ia ingin mengingat Naura bila saatnya sudah tiba.

"Tolong jangan tanya soal Naura ya, Len,"

"Loh, kenapa? Lo udah gak mau sama dia lagi?" tanya Lena.

"Gue gak mau mengingat dia kalau gue belum ada persiapan buat ngelamar dia,"

"Dramatis banget sih."

"Ya biarlah, suka suka gue," jawab Angga, enteng.

"Kalau menurut gue, Ngga. Suatu saat, bukan lo yang nyari Naura, tapi Naura yang nyari lo. Cewek itu gak akan lupa janji sekecil pun, Ngga. Ketika lo sedang mengejar impian buat sukses, Naura datang ke elo, nagih janji dan lo bilang 'maaf, Ra. Aku belum sukses' ada dua kemungkinan yang terjadi setelah itu, Ngga,"

"Apa emang?" ucap Angga, lalu mengambil keripik.

"Pertama, dia akan tetap menunggu lo. Kedua, dia dilamar orang lain kemudian direstui orang tuanya. Nah lho. Lo mau gimana, Ngga?"

"Maksud lo?"

"Kalo kita bahas yang pertama tadi, si Naura akan menunggu lo, tentu aja dia akan menolak orang yang datang kerumah melamar dia. Kalau ternyata lo bersama yang lain padahal dia udah terlanjur nolak banyak cowo gimana?"

"Ya urusan dia," jawab Angga, enteng. Seolah tak ada masalah.

"Ya ampun, Anggaa. Yang salah itu elo! Lo udah ngasih harapan buat dia! Jangan coba-coba kasih harapan dong ke cewe. Kalau lo ternyata gak sanggup menuhin harapan itu kan, kasian cewe!"

"Gitu ya? Terus yang kedua?"

"Kedua, ada orang yang datang ke rumah dia. Mau ngelamar Naura. Dia orangnya pintar, bertanggungjawab, taat ibadah. Kemudian orangtuanya suka sama si pelamar itu dan Nauranya juga mau. Nah nasib lo?"

Setelah penjelasan itu, Angga terdiam. Ia menyesal sudah memberikan harapan pada Naura. Bagaimana yang baru saja disebutkan Lena itu terjadi? Apa yang terjadi pada dirinya? Apakah ia akan terjun bunuh diri seperti kebanyakan orang?

"Makanya, Ngga. Sebelum lo berbicara, sebelum lo memutuskan sesuatu, pikirkanlah jangka panjang nya. Jangan cuma lo ngomong, jalanin, udah. Dilihat gimana kedepannya. Akibatnya apa."

"Terus gue harus gimana, Len?"

"Kalau lo membatalkan janji lo, Naura pasti kecewa. Dia bakal nganggep lo sebagai cowok php. Berdoa sajalah, semoga kalian memang jodoh," ucap Lena, kemudian menyeruput es teh nya.

Makanan ringan dan segelas minuman tak menarik perhatian Angga untuk disantap lagi. Perutnya serasa mual. Bingung. Cemas memikirkan apa yang terjadi di masa depan. Penyesalan menghantuinya. Masa-masa kuliahnya serasa tak indah lagi.

Karena hal ini pula, ia tak fokus memperhatikan dosen. Pikirannya melayang ke arah Naura. Membayangkan rasanya bila hati Naura esok akan jatuh ke tangan orang lain. Betapa perih hatinya.

------------
To Be Continued 🤗

Master Malak Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang