15

158 10 0
                                    

Happy reading and don't be silent readers 🙏
---------
Angga mengantarkan Naura ke rumahnya. Naura masih terguncang. Meminta penjelasan pada Angga kenapa semua Master Malak itu menganggunya. Kenapa Angga tak mau menjelaskan semuanya. Semuanya kenapa, kenapa, dan kenapa.

Angga berjanji, akan memberitahukan semuanya setelah ujian nasional.

"Kenapa harus setelah ujian, Ngga? Apa masalahnya?" tanya Naura waktu itu.

Angga menjawab, kalau ia memberitahukan semuanya kepada Naura, gadisnya itu tak akan bisa belajar. Akan terus bersedih dan memikirkan Angga terus menerus.

Percaya dengan Angga, Naura menurut. Mereka berdua harus fokus dengan ujian nasional yang ternyata sudah akan dilaksanakan minggu depan.

Angga dan Naura sepakat. Demi berhasil ujian nasional, mereka tidak kontak satu sama lain. Fokus dengan pelajaran yang akan dihadapi di ujian nanti.

Biasanya, setelah ujian nasional akan berlanjut ke pengumuman kelulusan. Setelah pengumuman kelulusan ini, akan diadakan prom night . Atau biasa disebut pesta perpisahan.

Dua minggu setelah ujian nasional, papan pengumuman sekolah dikerubungi murid kelas dua belas. Semua ingin tahu apakah mereka diputuskan lulus atau tidak. Beruntungnya, Angga dan Naura berhasil lulus dengan nilai yang memuaskan pula.

Acara prom night hari ini, Naura akan pergi bersama Angga. Naura mengenakan gaun berwarna seperti dibawah ini 👇

 Naura mengenakan gaun berwarna seperti dibawah ini 👇

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Angga hanya mengenakan jas biasa seperti pada umumnya. Angga dan Naura berjanji bertemu di sekolah.

Naura yang rumahnya dekat dengan sekolah datang lebih cepat dari Angga. Naura menunggu. Berdoa semoga ia tidak menunggu terlalu lama.

"Naura!"

Yang dipanggil menoleh, ternyata Angga. Naura menampakkan senyum manisnya. Mereka berdua berjalan bersama. Tampak di halaman sekolah meja bundar tertata rapi disana sini, penuh dengan makanan dan minuman.

Di ujung halaman sekolah, terdapat sebuah lengkungan yang merupakan pintu masuk prom night. Rupanya disana ada fotografer yang memotret setiap pasangan yang datang.

Angga dan Naura memilih bersama Lia dan Rio, yang sedang menikmati segelas jus jeruk.

"Wahh masih bareng-bareng ya kalian?" sapa Lia.

"Yaiyalah, btw lo sama Rio kok sama-sama terus? Udah gue liat dari kemaren," jawab Angga, sambil meledek Lia dan Rio.

"Lah, kan Naura udah dimaling sama lo. Yaudah tinggal kita," jawab Lia.

"Rupanya gue udah memisah persahabatan ya," ucap Angga, lalu mengambil jus jeruk yang ada di meja.

---------

Acara prom night dimulai dengan sambutan kepala sekolah,  memberi selamat kepada seluruh murid kelas dua belas yang sudah lulus. Dilanjutkan dengan hiburan, biasanya adalah pertunjukan musik dari artis sekolah. Ada juga pidato dari perwakilan kelas dua belas.

Namun, setelah bersenang-senang malam ini. Murid yang telah lulus harus mendaftar ke PTN. Melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Jelas Angga dan Naura harus berpisah. Walaupun mereka satu kampus, pastilah itu hanya kebetulan.

Hari ini pula, Naura mendapatkan pernyataan pedih dari Angga. Pedih didengar namun bermakna jika dipahami.

Setelah prom night selesai, Angga meminta waktu Naura untuk berbicara sebentar. Mereka berbicara beberapa meter dari gerbang sekolah.

"Naura, gue gak bakal basa-basi lagi," ucap Angga. "Gue bakal jelasin semuanya,"

"Yaudah, ngomong aja,"

Angga menghela nafas panjang, "Ra, gue diserang waktu itu, karena Master Malak itu ngancam gue. Lo gak tau, setelah gue keluar dari geng itu, gue dapat surat dari Rudy. Dia bakal nyerang orang-orang terdekat gue, termasuk lo."

"Kenapa mereka ngancam lo?"

"Mereka gak suka gue keluar dari gengnya. Juga, perubahan yang gue lakukan itu banyak, Ra. Mereka gak suka."

"Jadi itu alasannya kenapa lo suka ngikutin gue sampai rumah?"

"Iya. Gue gak mau lo diserang, Ra. Gue sayang sama lo," ucap Angga, sambil menatap Naura. Naura tersenyum menangkap tatapan Angga.

"Tapi, Ra. Karena gue sayang sama lo, kita harus pisah,"

Naura tertegun. Air mata mengambang di ujung matanya. "Kenapa, Ngga? Kenapa harus pisah? Apa sih yang lo pikirin? Lo tega minta kita pisah?"

"Dengerin penjelasan gue dulu, Ra."

Naura terdiam, memalingkan wajahnya dari Angga. Menatap jalanan yang lengang. Sekolah hampir sepi. Angin dingin menambah suasana sedih diantara keduanya.

"Master Malak bisa nyerang gue kapan aja, Ra. Mereka bisa bebas kapan aja setelah ditangkap polisi waktu itu. Dan gue gak mau, lo terluka gara-gara gue. Gue gak mau lo mati ditangan mereka gara-gara gue,"

Naura masih diam.

"Supaya lo selamat, kita berpisah sementara waktu. Kita kejar cita-cita kita dulu, Ra. Setelah gue dapat impian gue, kita bisa balik lagi. Kita bisa bareng lagi bukan untuk pacaran, tetapi lebih tinggi dari itu. Lo tahu kan?"

Naura menangis. "Enggak, Ngga. Gue gak mau pisah sama lo, gue masih sayang lo, Ngga. Tolong ngertiin gue,"

"Inilah jalan yang harus kita pilih, Ra. Karena gue sayang sama lo, gue harus lakuin ini. Dengan lo menjauh dari gue, Master Malak itu gak bakal lukain lo lagi. Tolong, Ra,"

"Angga, gue gak bisa. Gue gak sanggup pisah sama lo,"

Angga memegang bahu Naura. Menatapnya dengan lembut. "Lo bisa, Ra. Selama kita pisah, lo harus bisa lupain gue untuk sementara. Harus, Ra,"

"Kenapa harus lupain lo sementara?"

"Demi cita-cita lo. Kalau lo suka inget gue, lo gak fokus,"

"Gue malah gak bisa fokus kalau gak inget lo, Ngga,"

"Yaudah, lakuin aja yang buat lo nyaman selama kita pisah. Lo setuju?"

Naura terdiam. Tak kuasa menahan air mata nya lagi. Berpisah dengan Angga begitu berat ia pikul. Bersama Angga adalah hal yang paling membuatnya bahagia selama ini. Dan ia harus melepaskan moodboster nya sampai waktu yang telah ditentukan Tuhan.

Setelah Naura pikir-pikir lagi, Angga memang begitu menyayanginya. Angga meminta mereka berpisah bukan karena tak sayang, tetapi justru malah menyayanginya lebih dari apapun. Angga memang tipe orang yang memikirkan orang lain dulu sebelum dirinya sendiri.

Dengan mantap, Naura berkata, "Iya, Ngga, gue setuju. Makasih ya, Angga,"

-------------
To Be Continued 🎶
Vote dan comment jangan lupa ya, homo sapien 📣👇

Master Malak Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang