CHAPTER 23

179 14 15
                                    

Hari minggu adalah hari paling paling di sukai oleh semua orang termasuk dira. Karena di hari ini, dimana tidur tidak terganggu. Dira menghabiskan minggu ini dengan tidur panjang, dira bangun saat jam menunjukkan pukul 14.30.

Setelah terbangun dari tidur nya dira langsung bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Setelah selesai mandi dan berpakain dira turun ke ruang tamu.

Satu demi satu anak tangga di turuni oleh dira. Dira merasa terganggu dengan obrolan dan tawa seseorang yang sangat kencang. Saat di tangga pun dira mengoceh tidak jelas.

" pagi pagi udah berisik ae "

" siang mau ke sore maksydnya hehe"

" ngobrol ama siapa si kakak gue "

Saat tiba di ruang tamu, dira di kejutkan dengan kehadiran seseorang yang sangat iya benci.

" lo ". Ucap dira dengan nada yang di tinggikan

" ngapain lo kesini? Ga puas lo udah nyerempet gue? " lanjutnya lagi

" udh diem gausa di jelasin, bayy gue mau keluar rumah". Ucap dira meninggalkan ruang tamu dan menuju keluar rumah.

" lo nyerempet ade gue? " tanya gibran dengan raut wajah kesal.

" sebenernya belum ke serempet, ngenain aja kaga. Gue ga konsen tapi untung nya gue nge rem pas banget". Jelas laki laki itu.

" iya gue percaya ama lo tam".

Tama pradipta, umurnya 16 tahun. Teman dekatnya gibran saat bersekolah di singapur. Ganteng, tinggi, keren tapi sedikit pecicilan.

" ade lo cantik ". Ucap tama sambil tersenyun tak jelas.

" boleh di pacarin ga nih ". Lanjutnya lagi dengan tawa yang menggelikan

" udah gitu cetakannya dari orok ". Balas gibran

" gue gamau jadi kaka ipar lo, gasudi ".

Gibran melanjutkan obrolannya lagi dengan tama. Sedangkan dira sedang berjalan jalan di sekitar komplek rumahnya, dira tak sadar sebuah mobil hitam mengikutinya.

" mobil nya ngikutin gue? Dari tadi di belakang gue mulu ".

" coba ah mau berenti jalannya, ikut berenti ga ya? Jan jangan pens rahasia gue? ". Ucap dira dengan senyum yang mengerikan. Dira menghentikan langkahnya, namun mobil itu tidak ikut berhenti namun tetap melaju melewati dira.

" yeee udah bangga bangga ada pens ", decak dira.

Mobil itu memang tidak berhenti di belakang dira, namun berhenti di depan dira.

Dira terkejut dengan seseorang yang keluar dari mobil itu, ternyata Alfan yang sedari tadi mengikutinya. Tanpa berfikir alfan langsung menghampiri dira.

" masuk ke mobil gue, engga ada penolakan ". Ucap alfan dengan raut wajah tak ber ekspresi. Dira hanya mengerutkan keningnya dan mengikuti apa kata alfan.

Dira dan alfan masuk ke dalam mobil dan siap untuk menuju ke suatu tempat yang dira sendiri tidak tau alfan akan mengajaknya kemana.

" mau kemana si? ". Tanya dira kesal. Alfan tidak menghiraukan pertanyaan dira.

Tak perlu menunggu begitu lama, mobil alfan berhenti di sebuah taman yang sudah tidak asing lagi, taman vranda. Alfan dan dira pun keluar dari mobil. Saat dira hendak keluar dari mobil, dira tersandung dan terjatuh.

" aw, gila si jatoh gue ". Ucap dira sambil meringis kesakitan. Alfan yang mendengar itu langsung menhampiri dira dan membatunya berdiri. Alfan mengajak dira  duduk di bangku taman dan meninggalkannya.

ANDIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang