NAMGI

7K 365 21
                                    

*
*
*

"Pokoknya aku tidak mau!"





Yoongi berjalan cepat menuju ruang tengah, meninggalkan eommanya yang masih berkutat dengan cangkir kopi panas di meja pantry.

tanpa ia sadari, ayahnya keluar dari kamar dan-
"Kau harus mau, Yoongi."
Ucap sang ayah.

Yoongi mencebik. "Aku tak mau dengannya."

Ayahnya menghela napas, sedikit bingung kenapa putranya ini menolak perjodohan yang sangat disetujui oleh pihak besan. Dan orang yang dijodohi dengan Yoongi, adalah teman kecil Yoongi sendiri.

"Apa kurangnya Namjoon? Dia tampan, dia pintar, dia kaya. Kau mau yang seperti apa, Yoongi?"
Giliran Yoongi yang menghela napas. Kali ini ia menundukkan kepalanya saat ayahnya datang dan duduk tepat disebelahnya.












"Sebenarnya, aku tak suka padanya karena... dia itu konyol."















Ayahnya malah tertawa keras. Sementara Yoongi masih memanyunkan bibirnya. Ia sebal, kenapa ayahnya malah mentertawakannya? Bukannya itu hal yang benar?

"Kau sudah terbiasa dengan kekonyolannya, Yoongi. Bukankah itu bagus?"

"Hufh, aku terbiasa sebagai temannya. Bukan sebagai istrinya."

Tuan Min mengelus punggung anaknya dengan lembut. Ditambah tatapan iba yang sepertinya dibuat buat agar Yoongi percaya.
"Sudahlah, kau akan terbiasa nanti."
Sebagai akhir, pria itu menepuk punggung Yoongi pelan, "Ayah pergi dulu. Kalau kau ingin bertanya, tanya pada ibumu, oke?"
Dan Yoongi hanya mengangguk sebagai jawaban.
.
.
.
.
.















"Yoongi~"
Oh tidak, itu teman Yoongi yang sangat menyebalkan. Selalu bertanya ini dan itu, biang gosip di kampus ini, pokoknya dia harus mendapatkan informasi pertama kali, bagaimanapun caranya. Kim Seokjin, si pintar penemu tebengan. Siapapun harus jadi tebengannya. Kalau tak mau, yasudah. Siap siap saja jadi korban fitnah dia.

Yoongi menoleh sejenak untuk membalas sapaannya. Kemudian kembali berjalan menyusuri tangga menuju kelasnya.
"Hei Yoongi, kau benar benar dijodohkan sama Namjoon?"
Mata Yoongi membulat, seketika jalannya terhenti, mengakibatkan Seokjin membentur tas yang tengah dipakai pemuda manis itu. "H-hei... hidungku sak-"

"Darimana kau tahu?"

Seokjin terkekeh tanpa dosa, "Hehe, Kim Seokjin gitu loh."
Yoongi memutar matanya jengah, ia baru ingat kalau temannya ini cocok jadi informan. Tapi, satu satunya orang yang bisa memberitahu Seokjin tentang berita ini hanyalah-

IBUNYA!









"Aku tahu dari ahjumma, hehe"
Yoongi menggeram. Kenapa juga harus diberitahu pada temannya yang tukang gosip ini. Yoongi tak terkejut jika besok ada berita 'Min Yoongi dari jurusan design, bertunangan dengan Kim Namjoon si murid manajemen sekaligus CEO dari perusahaan besar Korea.'
Yoongi sudah antisipasi dengan berita ini nanti.

"Ah sudahlah, aku mau ke kelas. Sana, pergilah ke kelasmu." Usirnya pada Seokjin yang masih setia berdiri didepannya.
Yang diusir mencebikkan bibirnya. Seperti tak terima atas pengusiran tadi. Ya, walaupun dia tahu itu pasti bercanda.
.
.
.







Baru satu langkah Yoongi masuk kedalam kelasnya, Namjoon sudah menghentikan langkahnya. Panggilan dari pria berlesung pipi itu membuatnya membalikkan badan, menghadap si pria tampan.

"Hufh, wae?"






"Ayo kencan"






Yoongi mengernyitkan dahi. Berpikir keras mencerna kata kata Namjoon.

Sweetie ✔ [bts x myg]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang